Sabtu, 29 Agustus 2009

14. Chaos

Siang itu sekolah Irham pulang lebih cepat, Irham bergegas pulang ke rumah untuk menemui Kapten Aryo di rumahnya. Setelah mengantar Karin pulang ke rumahnya, Irham sampai di rumahnya. Kapten Aryo sudah menunggu di teras depan rumah Irham

"selamat siang kapten," ucap Irham menyambut Kapten Aryo yang duduk di bangku teras rumahnya
"siang ham, kenapa rumahmu sepi sekali?" tanya Kapten Aryo
"iya kapten, mamah sedang menjaga kakak saya Joy di rumah sakit dan belum pulang," ucap Irham sambil duduk di kursi tepat disamping Kapten Aryo duduk
"tidak baik membiarkan rumah kosong begini, bisa-bisa rumahmu dibobol maling," ucap Kapten Aryo

"ia kapten, saya akan mengingatkan ibu agar jangan sering-sering mengosongkan rumah, mungkin kami harus punya pembantu untuk menjaga rumah," ucap Irham
"iya itu betul, ngomong-ngomong saya belum pernah melihat bapakmu ham, kemana dia?" tanya Kapten Aryo
"dia sangat sibuk pak, mengurus bisnisnya di Bali, biasanya pulang sebulan sekali," ucap Irham
"oh begitu," ucap Kapten Aryo

"mari pak masuk ke dalam, lebih baik kita berbicara di dalam saja, lebih enak," ucap Irham mengajak Kapten Aryo untuk masuk ke dalam rumahnya

Kapten Aryo duduk di sofa ruang tamu rumah Irham. Irham bergegas ke kamarnya untuk menaruh tasnya dan mengambilkan air minum untuk kapten Aryo

"maaf pak, seadanya ya," ucap Irham sambil memberikan minuman dingin segar
"ah, tidak apa-apa. maaf merepotkan," ucap Kapten Aryo

"jadi apa yang bapak ingin bicarakan kepada saya?" tanya Irham yang masih memakai baju seragam sekolahnya
"begini ham, plat nomor yang kamu kasih tempo hari ternyata salah, itu bukan plat nomor pembunuh misterius itu, pemilik plat nomor mobil itu sudah meninggal sekarang, dia kakek tua yang mengidap penyakit jantung," ucap Kapten Aryo sambil meminum minuman yang disediakan Irham

"maaf kapten, sepertinya saya salah catat waktu itu, malam itu sangat gelap dan saya sangat kelelahan karena mengejar pembunuh itu, sekali lagi saya minta maaf pak, tapi bagaimana perkembangannya dari pengejaran pembunuh Ben ini?" ucap Irham

"kami masih agak kesulitan, karena hanya kamu saksi pembunuhan itu, kamu saksi tunggal ham," ucap Kapten Aryo
"ya itu benar, tapi pembunuh itu harus segera di tangkap kapten," ucap Irham
"kami mendengar kabar bahwa pembunuh itu ada hubungannya dengan anggota "the flame", geng itu sangat diburu polisi, tapi sangat susah sekali menangkapnya, kabarnya karena salah satu anggota geng itu ada yang anaknya Komjen polisi, jadi semua polisi segan untuk mengutak ngatik geng itu," ucap Kapten Aryo

"anggota "the flame" itu adalah murid-murid di sekolah saya kapten," ucap Irham

Kapten Aryo terkejut, lalu ia menatap Irham baik-baik
"ham, kamu amati geng itu baik-baik, kamu sekarang adalah intel polisi, tugas kamu mengamati "the flame". Saya percaya kamu bisa," ucap Kapten Aryo sambil memegang pundak Irham
"baik kapten, saya akan berusaha semaksimal mungkin," ucap Irham

Tiba-tiba salah satu anggota tim dari Kapten Aryo masuk ke rumah Irham, ia terlihat panik

"kapten, maaf mengganggu, tapi kita ada panggilan darurat, tim kita membutuhkan bantuan di sektor 2 untuk penangkapan geng "ace"!! ayo kapten kita harus segera kesana! geng itu sangat banyak jumlah anggotanya!" ucap polisi itu
"gawat! ayo cepat kita kesana!" ucap Kapten Aryo sambil berdiri dan terlihat terburu-buru

Geng "ace"? geng apa lagi itu?" batin Irham bertanya

"ham, kamu nanti datang ke kantor polsek metro cilandak ya, temui saya di unit reskrim, saya ingin menyelidik para saksi, satu lagi, ajak temanmu yang mengirimkan pesan ke Ben malam itu sebelum dia mati," ucap Kapten Aryo
"Karin?" tanya Irham

"ya, betul, jangan lupa ham, hari minggu pagi jam 11, ini surat panggilannya," ucap Kapten Aryo sambil memberikan surat resmi dari kepolisian
"baik Kapten Aryo," ucap Irham

Kapten Aryo langsung pergi meninggalkan rumah Irham untuk segera menuju sektor 2 membantu anggota timnya menangkap geng "ace"



Di sektor 2, pertempuran para anggota polisi melawan "ace" berlangsung sengit

"maju! maju! lo ambil posisi itu!" ucap salah satu polisi
"kapten Aryo mana? kita butuh bantuan!" ucap anggota polisi yang lain

Jumlah anggota "ace" yang sangat banyak membuat anggota polisi kesulitan, sore itu di sektor 2 yang berada di sekitar Jalan Salemba Raya Jakarta Pusat, hampir 100 orang anggota geng "ace" memenuhi jalanan itu, mereka semua membawa senjata di tangannya, berbaris berjajar dengan meneriakan kata-kata "keadilan!" berulang-ulang.

"Darah dibalas dengan darah! mati dibalas dengan mati!

suara itu menggema di jalanan salemba sore itu, Pasukan "ace" meneriakannya dengan lantang, para pengemudi kendaraan tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya pasrah ketika kaca mobilnya di rusak dengan dilempari batu dan dipukul dengan besi oleh para anggota "ace"
Jalanan Salemba macet tidak karuan, para pejalan kaki lari tunggang langgang karena takut menjadi korban "ace" di sore itu.

"ampun, ampun bang," ucap salah satu bapak-bapak yang memohon karena didesak oleh anggota "ace"
"lo tau gak artinya kehilangan?" tanya salah satu anggota "ace"
"tau, tau bang, lepasin saya bang," ucap bapak-bapak itu sangat ketakutan

"gw rasa lo ga tau!"
Anggota "ace" itu menusukkan samurainya ke perut bapak itu, bapak itu pun langsung jatuh dan meninggal

Ia melihat mayat bapak-bapak itu di tengah keramaian suara tembakan dan keributan yang terjadi di jalanan
"biar semua orang yang sayang lo, merasakan hal yang sama kaya gw, rasa kehilangan," ucap anggota "ace" itu

Suara tembakan senjata polisi menggema dimana-mana, Polisi terpaksa harus melakukan tindakan keras karena "ace" sudah keterlaluan, ini sudah kesekian kalinya "ace" melakukan kerusuhan, namun diantara 100 orang anggota "ace" yang menyerang Salemba sore itu, tidak ada otak atau pimpinan mereka. "the animus" itulah julukannya. "the animus" sulit untuk ditemukan oleh polisi, hanya orang-orang tertentu yang bisa menjadi "the animus". Ada 3 orang "the animus" sang pemimpin "ace" ini.

Satu tembakan peluru menembus punggung anggota "ace" yang baru saja membunuh seorang bapak tadi. Ia meringis kesakitan dan langsung terjatuh. Ia mati ditempat, matanya mengeluarkan air mata

"satu anggota "ace" jatuh! lapor! satu musuh jatuh!" ucap polisi yang baru saja menembak mati anggota "ace" tadi

Suara sirine mobil polisi dan ambulance yang berdatangan membuat suasana sore itu semakin ramai, Para polisi yang baru berdatangan segera membantu rekan-rekannya di lokasi kejadian, para petugas medis membantu orang-orang dan polisi yang terluka


"gimana keadaannya pak?" ucap Kapten Aryo yang baru saja datang membawa bantuan
"sudah mulai reda kapten, para anggota "ace" sudah mulai mundur, beberapa diantara mereka ada yang sudah ditangkap, dan ada juga yang ditembak mati di tempat!," ucap salah satu polisi

"bagus, apakah ada anggota kita yang jadi korban?" tanya kapten Aryo
"lebih dari 15 orang anggota polisi luka-luka pak terkena sabetan samurai dan dipukul tongkat besi," ucap anggota polisi itu
"ok, jaga lokasi ini, saya menyerang kedepan!" ucap kapten Aryo

Kapten Aryo yang sudah memakai baju anti huru-hara berlari kedepan dengan memegang senapannya


Salah seorang polisi, di hajar abis oleh 5 orang anggota "ace", polisi itu tak bersenjata karena dilucuti, dia hanya bisa menghalang-halangi tubuhnya dengan tangannya agar tidak terkena pukulan tongkat besi

Suara tembakan peringatan Kapten Aryo menolong nyawa polisi yang tak berdaya itu, para anggota "ace" lari tunggang langgang takut mati tertembak

"kabur! kabur! ayo cabut!" salah satu pentolan "ace" meneriaki para anggotanya untuk segera pergi karena polisi sudah banyak berdatangan

Polisi yang berjumlah ratusan memperingatkan para anggota "ace" untuk segera mundur, Polisi menembakan gas air mata agar para anggota "ace" mundur


Karena terdesak para anggota "ace" yang masih bejumlah sekitar 80 orang pergi meninggalkan Jalan Salemba. Jalan Salemba hancur berantakan, mobil-mobil banyak yang kacanya pecah, ban-ban yang sengaja dibakar oleh geng "ace" di jalanan menimbulkan asap hitam pekat mengotori udara, pecahan-pecahan kaca kendaraan berserakan memenuhi jalanan, darah-darah korban tak berdosa mengotori jalanan Salemba, sore itu sangat mencekam, masyarakat sangat takut karena kerusuhan yang dilakukan oleh "ace"


"anak saya mana pak?" ucap seorang ibu yang menangis mencari anaknya yang hilang di tengah kerusuhan itu
"tadi terakhir ibu liat dimana?" ucap salah satu anggota polisi
"tadi dia ada di samping saya pak, tapi sekarang sudah gak ada!" ucap Ibu itu sangat panik sambil menangis

Kapten Aryo menghampiri ibu itu, ia menemukan anaknya bersembunyi di bawah got jalanan, anak itu sangat ketakutan

Ibu anak itu sangat gembira ketika menemukan anaknya selamat, ia mengucapkan terima kasih kepada kapten Aryo lalu segera pergi dengan terburu-buru

"do! panggil anak-anak untuk angkat mobil itu!" ucap Kapten Aryo memerintah Edo, anggotanya untuk mengangkat mobil yang terbalik karena ulah anggota "ace"
"siap kapten!" Edo segera bergegas memanggil teman-temannya


"sektor 2 bersih! lapor! sektor 2 sudah bersih! "Ace" sudah mundur!" ucap Kapten Aryo melapor dengan alat komunikasi khusus untuk polisi

Kapten Aryo bersyukur ia tidak terlambat datang untuk membawa bantuan, terlambat sedikit saja mungkin lain ceritanya

Salemba terluka di sore itu, kerusuhan yang dilakukan "ace" telah merusak keindahan jalan itu.
Para wartawan dan orang-orang media pun berdatangan untuk meliput kejadian mencekam itu, mereka sangat antusias melaporkan kejadian mengerikan yang terjadi di Jalan Salemba itu. Para wartawan itu saling berlomba unuk melaporkan langsung situasi yang terjadi dan mendapatkan gambar-gambar tragis di lokasi kejadian


"pak, sudah kesekian kali, geng "ace" membuat kerusuhan, mengapa anggota polisi tidak bisa menghentikannya pak?" ucap salah satu reporter wanita yang masih muda
"jaringan mereka luas, kita belum berhasil mendapatkan otak mereka!" ucap Kapten Aryo yang sedang diwawancara
"lalu, kira-kira kapan kerusuhan geng "ace" ini bisa dihentikan?" tanya reporter wanita itu
"kami masih belum tahu pasti, tapi yang jelas kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menghentikan geng "ace" ini," jawab Kapten Aryo idealis

"ada kabar bahwa ketua geng "ace" berjumlah 3 orang, apa itu benar?" tanya reporter wanita itu
"ya itu benar, namun kami masih berusaha untuk mencari keberadaannya, maaf saya harus pergi, masih banyak tugas yang saya harus lakukan" ucap Kapten Aryo berjalan meninggalkan reporter itu

Lalu sejumlah reporter dari media lain datang menghampiri Kapten Aryo untuk mewawancarainya


Di rumahnya, Irham sedang menyaksikan Tragedi Salemba itu di program berita yang disiarkan salah satu perusahaan tv swasta. Semua saluran tv membahas kerusuhan yang terjadi di Salemba itu, Headline news setiap program berita berbeda-beda, ada yang bilang
"Tragedi Salemba", "Ace kembali!", "Salemba berdarah!", "Keganasan Ace!"

Setiap program berita saling berlomba dengan caranya masing-masing untuk menarik perhatian para pemirsa agar menyaksikan beritanya. Irham melihat Kapten Aryo yang sedang diwawancara oleh sejumlah reporter di salah satu program berita. Irham terlihat begitu fokus menyaksikan berita itu, matanya tidak pernah beralih dari tv


Irham terkejut ketika handphonenya berbunyi, nomor yang ia tidak kenal menelponnya, Irham bingung karena tidak mengenal nomor itu, lalu ia pun mengangkatnya,

"halo? siapa ini?" tanya Irham
"temui saya di bangunan tua depan gereja katolik 30 menit dari sekarang," ucap suara misterius itu
"halo, siapa ini?" tanya Irham
"gadis berpita hitam," ucap suara misterius itu

Lalu penelpon misterius itu menutup teleponnya. Irham bingung tak bisa berkata-kata, perasaanya antara takut dan penasaran. Ia takut karena akan bertemu langsung dengan orang yang diduganya pelaku aksi-aksi misterius yang menimpanya dan pembunuhan terhadap Ben. Tapi ia juga merasa penasaran karena ingin melihat orang misterius itu yang mengaku dirinya gadis berpita hitam


Irham bergegas mengambil jaketnya dan langsung turun ke lantai bawah rumahnya, Ibunya yang baru datang dari rumah sakit bingung melihat Irham begitu terburu-buru

"mau kemana kamu ham?" tanya ibu Irham
"mau ketemu temen mah," ucap Irham dengan terburu-buru dan langsung keluar dari rumah
"jangan pulang malam-malam!" teriak ibu Irham
"iya mah!" ucap Irham


Irham menyalakan motornya, helmnya sudah ia pakai, lampu motornya ia nyalakan, tapi ketika ia ingin segera pergi, ia melihat Karin tepat di depannya

"hey, kamu mau kemana?" ucap Karin lembut dengan senyuman
"aku-aku mau... ketemu...... temen.... iya temen," ucap Irham sedikit terbata-bata
"ah gausah ah, ngapain sih ketemu temen, kita ke taman aja yuk ham," ucap Karin mendekati Irham dengan rayuannya

Irham melihat Karin baik-baik, ia menelan ludahnya, Karin sangat cantik dan seksi, rok pendek yang Karin gunakan dengan stoking hitam panjang sampai atas lutut membuat Karin terlihat seksi, Cardigan ungu dengan syal hitam yang melilit di lehernya membuat Karin tampak sangat cantik.

"tapi aku gak bisa, ini penting banget soalnya," ucap Irham
"ah ko kamu gitu sih," ucap Karin agak ngambek
"maaf ya, aku harus pergi," ucap Irham
"tapi kan aku disini, trus aku gimana?" ucap Karin manja

"kamu tunggu saja di rumah aku sama ibu ya," ucap Irham
"aku ikut kamu aja deh," ucap Karin

Irham berpikir apakah tidak apa-apa membawa Karin. Ia agak ragu karena takut Karin kenapa-kenapa, tapi akhirnya

"kamu mau ikut? bener? yaudah," ucap Irham
"ok, yuk jalan," ucap Karin sambil naik motor Irham

Di petang hari itu, Irham dan Karin menuju bangunan tua untuk bertemu pembunuh misterius itu. Tapi ada yang janggal, Karin yang sedang memeluk Irham dibelakang, tersenyum. Senyuman yang penuh arti dan mencurigakan, siapakah sebenarnya Karin?

10 komentar:

  1. "kami mendengar kabar bahwa pembunuh itu ada hubungannya dengan anggota "the flame", geng itu sangat diburu polisi, tapi sangat susah sekali menangkapnya, kabarnya karena salah satu anggota geng itu ada yang anaknya Komjen polisi, jadi semua polisi segan untuk mengutak ngatik geng itu," ucap Kapten Aryo

    hmm? gw lupa de, ini pernah dijelasin di mana...?

    BalasHapus
  2. ini kan dijelasin di animus, kan sergi anaknya komjen polisi ceritanya, jadi the flame susah untuk ditangkep, polisi-polisi pada takut.

    BalasHapus
  3. Bukan, bukan yang itu... maksud gw, bagian dimana polisi tahu si pembunuh punya hubungan sama anggota Flame.

    BalasHapus
  4. gak pernah gw jelasin, baru gw jelasin tadi

    BalasHapus
  5. Wew. Lah kalo gitu tuh polisi polisi tau dari mana si pembunuh ada hubungan ama Flame <_<

    BalasHapus
  6. namanya juga polisi, kan dia dapet informasi dari temen2 polisi nya. kabar-kabar polisi gitu, kan intelnya byk. kan dia juga bilang denger-denger. hehe. trus flame juga udah terkenal di kalangan polisi

    BalasHapus
  7. zepp cepetan terusin ceritanyaaaa

    BalasHapus
  8. lanjjut gaaaan...
    rating naik! iklan menumpuk!

    BalasHapus
  9. bentar yak,lagi liburan ama keluarga nii
    hehehehehe. lanjutannya segera keluar

    BalasHapus