Rabu, 30 Desember 2009

37. Don't play with Albert

Kapten Aryo masih terluka cukup parah, tangan kanannya dibalut perban, dan badannya pun masih belum pulih benar. Tapi ia tahu permainan Cesar masih belum berakhir dan ia harus segera mengakhiri permainan ini. Kapten Aryo berjalan pelan meninggalkan teman-teman polisi nya. Seseorang polisi menepuk pundaknya. Kapten Aryo melihat polisi itu sejenak

"berjuanglah kapten! saya tahu anda bisa menyelesaikan permainan ini," ucap polisi itu

Polisi-polisi yang lain pun memandangi Kapten Aryo dengan penuh harapan. Dimata mereka terlihat dukungan yang begitu luar biasa untuk Kapten Aryo. Mereka juga berharap Kapten Aryo bisa memenangkan permainan ini

"saya berjanji akan memenangkan permainan ini," ucap kapten Aryo

Kapten Aryo pun mempercepat langkahnya dan berlari menuju taman bermain dufan untuk mengikuti permainan Cesar selanjutnya. Ia berlari tertatih-tatih karena kakinya terluka. Kapten Aryo tidak memperdulikan kondisi badannya yang terluka itu. Yang ada di pikirannya adalah bagaimana mengakhiri semua ini dan menyelamatkan para warga yang tidak berdosa itu. Kapten Aryo terus berlari, sesekali ia terjatuh di tanah karena kakinya yang pincang. Beberapa kali ia terjerembab ke tanah dan bangun lagi. Perjuangan Kapten Aryo sungguh sangat luar biasa dan patut diberi apresiasi yang sangat tinggi.

"apa pun yang terjadi, aku harus bertugas dengan baik....aku akan menjadi polisi yang baik yah,"
ucap Kapten Aryo



Tidak lama, Kapten Aryo pun berada di depan dufan. ia berlari masuk ke dalam dufan melewati pintu keluar dufan. Semua orang yang berjalan di sekitar dufan melihat Kapten Aryo dengan sangat aneh. Banyak orang-orang yang sedang bergembira di dufan bersama teman dan keluarganya. Mereka terlihat begitu bahagia dan tidak mengetahui ada bahaya yang mengancam diri mereka. Kapten Aryo terlihat mengambil handphone di kantongnya, ia menelepon Cesar untuk mengetahui apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Kapten Aryo menunggu Cesar mengangkat teleponnya, tidak lama Cesar pun mengangkat telepon itu

"saya sudah di dufan, apa yang harus saya lakukan sekarang?" ucap Kapten Aryo
"tenanglah dulu kapten...anda sepertinya sangat kelelahan....banyak sekali perban di tangan anda, sepertinya anda terluka cukup parah sampai berlari pincang seperti itu," ucap Cesar
"bagaimana anda bisa tahu,"
"anak buah saya yang mengabarkan dari sana, saya telah menaruh banyak anak buah di sana, jadi jangan coba-coba untuk bermain curang,"
"lalu apa permainan selanjutnya?"

"permainan berikutnya jauh lebih mengerikan dari permainan pertama, sebentar lagi anda akan mengetahui apa permainan saya selanjutnya, saya hanya bisa berpesan kepada anda untuk melakukan keputusan yang terbaik, mungkin kita tidak akan ketemu lagi kapten, jadi saya benar-benar menunggu kabar tentang kematian seorang polisi tangguh yang bernama Aryo besok pagi,"

"kenapa anda melakukan ini? sudah bertahun-tahun anda menjadi buronan polisi, kelihaian anda menyamar dan selalu operasi wajah membuat kami kesulitan untuk menangkap anda, kami kira semua anggota dead hunter sudah mati dulu tapi ternyata anda muncul lagi sebulan terakhir ini,"

"saya memang belum mati dan saya memang selalu lolos apabila akan ditangkap oleh polisi, begitulah saya ini, sampai sekarang pun anda kesulitan kan menangkap saya, sampai kapan pun polisi tidak akan bisa menangkap saya,"

"walaupun kami tidak bisa menangkap anda, saya yakin penjahat seperti anda akan berakhir menyedihkan, begitulah mereka, selalu berakhir dengan menyedihkan,"

Cesar tertawa sinis mendengar perkataan Kapten Aryo yang seperti memberikan ancaman kosong

"kapten.....sudah cukup omong kosong anda itu, jangan memberikan ancaman yang kosong kapten.....sudah jelas sekarang polisi tidak bisa menemukan saya, tidak ada yang tahu keberadaan saya sekarang ini, lebih baik anda memikirkan permainan saya, pikirkan bagaimana mengakhiri permainan ini agar para warga yang tak berdosa itu bisa selamat....tapi walaupun anda berhasil memenangkan permainan ini, saya tetap pemenangnya kapten, ingat itu....jadi selamat tinggal kapten, selamat menikmati permainan yang saya buat ini,"

Cesar mengakhiri pembicaraannya

Kapten Aryo terdiam sejenak. Ia bingung harus melakukan apa untuk mengakhiri permainan Cesar ini. Tiba-tiba ada orang misterius yang mendekatinya. Kapten Aryo menengok ke belakang dan melihat seseorang akan memukulnya dengan pistol. Kapten Aryo yang kaget itu, tidak sempat untuk menghindar, ia langsung pingsan karena dipukul di bagian kepalanya oleh orang suruhan Cesar. Ia pun di bawa ke suatu tempat oleh orang suruhan Cesar itu.




Sekarang pukul 6 sore, Kapten Aryo membuka matanya, ia melihat dirinya berada di atas wahana bianglala yang berhenti tepat di titik tertinggi. Kapten Aryo kaget bukan main dan melihat ke bawah, ia tidak tahu mengapa ia bisa berada di sana. Tangan dan kaki Kapten Aryo pun diikat dengan tali. Ia melihat di depannya duduk seorang laki-laki berambut pendek memakai jas hitam dengan kemeja putih yang kancing atasnya dibuka, ia juga memakai celana bahan hitam yang sangat formal.

Pemuda ini bernama Albert. Albert adalah sepepu Cesar yang tinggal di Amerika. Ia adalah anak dari kakak Anthony, ayah dari Cesar. Albert ini adalah salah satu komplotan mafia Amerika yang menjadi buronan berbahaya di Amerika. Albert adalah penjahat kelas kakap yang sudah banyak melakukan teror berbahaya seperti meledakkan sebuah pusat perbelanjaan, perampokan bank, pembunuhan orang-orang penting, sampai ke pengedar narkoba yang cukup besar di Amerika.

Albert datang ke Indonesia atas permintaan Cesar untuk menjemputnya dan lari dari Indonesia karena menjadi buronan polisi. Albert juga bisa 5 bahasa yang diantaranya, Perancis, Inggris, Spanyol, Jepang dan Indonesia. Ia bisa berbahasa banyak seperti ini untuk mempermudahnya berkomunikasi dengan sesama mafia dan gengster di negara tersebut.

Albert terlihat santai duduk di depan Kapten Aryo. Di sebelahnya terlihat 3 orang gadis tidak dikenal yang begitu ketakutan. Para gadis ini matanya ditutup kain dan tangannya diikat.

Albert mengambil rokok di kantongnya, lalu ia menyalakan rokok itu. Albert menawarkan sebuah rokok ke Kapten Aryo, lalu kapten Aryo menolak. Albert hanya tersenyum sinis sambil menghisap rokoknya

"apa kabar kapten Aryo?" ucap Albert
"siapa kamu?"
"saya ini sepupu Cesar, nama saya Albert, saya tinggal di Amerika dan salah satu mafia di sana"
"lalu kenapa anda disini?"
"Cesar meminta saya untuk menjemputnya dan memberikan perlindungan dari kejaran para polisi, siang itu, orang-orang yang menyelamatkan Cesar itu adalah orang-orang saya,"

Albert terlihat santai sambil menghisap rokoknya

"dimana Cesar?"
"dia sedang lari ke suatu tempat, jauh dari sini,"
"lalu apa yang anda inginkan?"
"play a game with you,"

"permainan? permainan seperti apa lagi?"

"saya dan anak buah saya sampai di Indonesia tadi siang menggunakan jet pribadi milik saya, saya berharap bisa menemukan kesenangan disini yang setara dengan kesenangan yang saya dapatkan di Amerika, anda bisa melihat ke bawah, ratusan anggota saya telah menguasai taman bermain dufan ini, dan semua pengunjung pun telah dalam kuasa kami, mereka dikumpulkan menjadi satu dan bom sangat berbahaya dipasangkan di dekat mereka,"

"lalu apa mau anda?"

Albert menyerahkan sebuah detonator bom kepada Kapten Aryo

"bantu saya untuk meledakkan para warga di bawah itu, mudah kan? sebenarnya detonator itu juga untuk mengaktifkan bom yang saya pasang di beberapa wahana di dufan ini,"
"saya tidak mau melakukannya,"
"kalau anda tidak mau melakukannya, satu per satu gadis tidak berdosa ini akan saya lempar ke bawah, how about that?"

"kenapa anda melakukan ini? apakah anda tidak sadar perilaku anda ini sangat buruk! saya mohon batalkan niat anda, matikan semua bom ini,"

Albert tertawa sinis

"why? are you scared? permainannya sangat mudah kan...anda tinggal menekan tombol itu maka ketiga gadis ini selamat, hanya begitu saja,"

Kapten Aryo hanya terdiam


Sementara itu di bawah, para warga yang berjumlah ratusan itu terlihat tidak bisa apa-apa. Mereka terlihat begitu ketakutan. Mereka berkumpul di satu tempat dan disekelilingnya terdapat bom-bom yang disimpan di dalam drum-drum. Diantara warga yang berkumpul itu terlihat para pihak dufan yang tidak bisa berbuat apa-apa. Para anak buah Albert terlihat sedang menjaga para warga tak berdosa itu agar tidak kabur. Para anak buah Albert itu menggunakan pakaian yang formal dan begitu rapi. Banyak yang diantaranya bukan orang Indonesia tapi orang-orang Amerika.


"jadi bagaimana kapten...saya akan menghitung sampai 3, anda hanya menekan tombol itu saja dan 3 gadis tak berdosa ini akan selamat,"
"saya tidak percaya dengan pembual seperti anda, anda sama saja dengan sepupu anda Cesar, selalu membual dan tidak pernah menepati janji, untuk apa saya percaya dengan anda,"

"dalam situasi ini sebaiknya anda percaya dengan saya, siapa lagi yang anda percaya?"
"tuhan dan teman-teman kepolisian saya,"

Albert tertawa sinis

"god? who? ooh.....him? that god? si sok pengatur itu? si sok pembuat takdir itu? anda percaya dengan tuhan kapten? apakah anda berpikir tuhan yang mengatur pertemuan kita ini? apakah anda menerima bila tuhan membiarkan para warga di bawah itu mati kapten? anda ini bodoh kapten, bukan tuhan yang memutuskan! tapi kita! kita yang memutuskan kehidupan ini! seperti malam ini! anda yang memutuskan hidup matinya 3 gadis ini dan orang-orang di bawah itu bukan tuhan! bagaimana? saya benar kan?"

"saya percaya tuhan akan selalu melindungi saya, saya percaya ia akan memberikan yang terbaik untuk saya, apabila saya mati disini pun saya bisa menerimanya, saya tidak takut, saya tetap percaya tuhan akan membantu saya untuk memenangkan permainan ini,"

Albert tertawa sinis

"menang? apa? bisa anda ulang lagi? tuhan akan membantu saya memenangkan pertandingan ini, blablablabla, cengeng sekali anda ini kapten, pantas saja anda bisa kalah sejauh ini, sebentar lagi nama anda hanya tinggal sejarah kapten,"

Kapten Aryo hanya tersenyum kecil

"saya akan mulai menghitung," ucap Albert

Kapten Aryo melihat ketiga remaja perempuan itu. Ketiga remaja itu menangis begitu kencang dan memilukan. Badan mereka gemetar karena kematian sudah ada di depan mata mereka. Siapa yang mengira akan menjadi seperti ini. Para remaja itu tidak pernah mengira malam ini kehidupannya akan berakhir dalam hitungan menit. Mereka seperti ingin mengulang waktu agar mereka bisa kembali ke tadi pagi dan mengurungkan niatnya untuk pergi ke dufan kalau memang jadinya seperti ini.

"1....."
Kapten Aryo mengambil detonator itu, tangannya gemetar cukup kencang
"2....."
Kapten Aryo mencoba untuk menekan tombol itu, tapi ia tidak bisa, hati kecilnya tidak tega untuk melakukan itu
"ini angka yang terakhir kapten, push the button,"

Kapten Aryo hanya terdiam, ia menutup matanya, ia tidak bisa menekan tombol itu, ia tidak ingin ratusan warga yang tak berdosa itu mati namun ia juga tidak ingin ketiga remaja itu tewas

"3....."

Albert mendorong satu orang remaja itu dari atas bianglala. Remaja itu pun jatuh dengan sangat cepat ke tanah dan langsung tewas. Para warga yang berada di bawah pun menjerit kencang ketika tubuh remaja itu terjerembab dengan kencang ke tanah. Para warga itu histeris dan menangis, mereka tidak mau bernasib sama seperti gadis itu.

"sial! biadab! anda akan lihat nanti! begitu ikatan tangan saya terbuka, saya akan langsung menangkap anda dan menjerumuskan anda ke penjara!"

Albert hanya tertawa dengan puas

"lihat kan....saya ini tidak main-main kapten...satu gadis telah tewas terjatuh ke tanah dengan sangat kencang, saya sangat senang mendengar suara ketika ia terjatuh tadi, begitu memuaskan," ucap Robin dengan ekspresi wajah penuh kesadisan

"dasar pembunuh gila,"

"saya suka disebut seperti itu, terima kasih kapten, baiklah mari kita lanjutkan permainan kita, selanjutnya saya akan membuat ini lebih cepat, saya akan menjatuhkan dua orang sekaligus, cepat ledakkan bom itu, padahal itu hal yang mudah kan, anda tinggal menekan tombol merah di detonator itu, setelah itu permainan ini selesai,"

"saya tidak akan pernah menuruti perintah anda,"

"kalo memang itu keputusan kapten, saya akan mulai menghitung, lebih baik anda cepat mengambil keputusan, anda tidak ingin kedua remaja ini mati kan?"

Kapten Aryo hanya terdiam

"1..."
Kapten Aryo menutup matanya, ia ingin sekali menekan tombol detonator itu tapi ia tidak bisa, perasaan di dalam dirinya berkecamuk
"2..."
"kenapa? kenapa anda melakukan ini?"
"tekan saja tombol itu kapten!"

Kapten Aryo terdiam, ia mendengar tangisan para gadis itu, para gadis itu terus berbicara dan menyebutkan bahwa mereka tidak ingin mati, mereka ingin pulang ke rumah dan memeluk kedua orang tuanya. Mendengar itu, Kapten Aryo semakin tertekan dan tangannya semakin gemetar. Tekanan di dalam dirinya membuat ia tidak bisa mengontrol emosinya. Ia merasa telah gagal untuk melindungi warga yang tidak berdosa ini. Ia telah membuat seorang gadis tak berdosa tewas cuma-cuma hanya karena keputusannya untuk tidak menekan tombol detonator itu.

Kapten Aryo tidak tahu apa yang seharusnya ia lakukan, malam itu akan selalu ia ingat sepanjang hidupnya. Malam dimana ia harus memilih dan menentukan nyawa orang lain untuk hidup atau mati.

"ini angka yang terakhir kapten, lebih baik anda cepat ambil keputusan,"
"saya tidak tahu harus mengambil keputusan apa, maafkan saya...."

Albert pun bersiap untuk melempar kedua gadis itu. Kapten Aryo melihat kedua gadis itu menjerit histeris

"baiklah! saya akan menekan tombol ini! tapi saya mohon lepaskan kedua gadis itu!"
"ok....cepat tekan tombol itu dulu, baru saya akan melepaskan kedua gadis ini,"

Kapten Aryo menaruh jempolnya di tombol merah detonator itu. Ia terlihat yakin betul akan menekan tombol itu. Jempol tangan Kapten Aryo sudah menyentuh tombol merah itu, perlahan ia menakan tombol itu. Albert mulai tersenyum puas dan menunggu terjadi ledakkan yang dahsyat. Namun, Kapten Aryo tidak jadi menekan tombol itu

"saya tidak bisa," ucap Kapten Aryo
"kalo begitu, ucapkan selamat tinggal pada kedua gadis ini,"

Albert mendorong kedua gadis itu bersamaan. Kedua gadis itu pun langsung jatuh dari atas bianglala. Mereka tewas seketika. Kapten Aryo hanya bisa berteriak. Ia berteriak dengan sangat keras malam itu. Kapten Aryo tidak bisa menahan tekanan itu. Ia seperti tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Kapten Aryo yang pintar dan tangguh itu hanya bisa terdiam dan terpaku melihat gadis-gadis tak berdosa itu tewas ditangan mafia kejam yang bernama Albert. Kapten Aryo berpikir, ia bukanlah polisi yang baik, ia tidak bisa memenuhi janjinya kepada ayahnya untuk menjadi polisi yang hebat.

"maafkan......maafkan....saya...." ucap kapten Aryo

"ternyata anda memang orang yang keras kepala kapten, untuk menekan tombol itu saja susah sekali, apa susahnya sih?"

Kapten Aryo hanya terdiam

"kalo gitu, saya akan membuat permainan ini lebih menarik,"

Albert mengambil pistolnya lalu mengisinya dengan peluru. Ia menaruh ujung pistol itu tepat di depan dahi Kapten Aryo. Kapten Aryo hanya bisa terdiam dan pasrah.

"cepat tekan tombol itu, atau saya tembak kepala anda,"
"saya tidak mau, lebih baik saya yang mati daripada ratusan orang itu,"
"anda benar-benar polisi yang hebat kapten, saya salut dengan anda, saya pun sebagai penjahat tidak bisa apa-apa karena kerasnya hati anda ini, sebagai orang yang akan membunuh anda, saya berikan pengakuan bahwa andalah polisi tertangguh yang saya pernah temui dan saya sangat senang bisa membunuh anda, jadi apa keputusan terakhir anda? tekan tombol itu atau tidak?"

"tidak, bunuh saja saya,"
"baiklah,"

Kapten Aryo menutup matanya, ia tersenyum kecil sambil berbisik menyebutkan nama tuhannya sebelum mati.

Albert bersiap untuk menembak Kapten Aryo dengan pistolnya. Seketika helikopter polisi terlihat ada di samping wahana bianglala itu. Albert melihat helikopter polisi itu, Kapten Aryo membuka matanya dan tersenyum. Bantuan telah datang untuk menyelamatkan Kapten Aryo

"jatuhkan senjata anda! kawasan ini telah kami kepung! cepat jatuhkan senjata anda!" ucap polisi yang berada di helikopter

Melihat Albert yang lengah, Kapten Aryo mendorong Albert sampai ia terjatuh dari bianglala, namun Albert ternyata tidak langsung jatuh, ia masih bergelantungan di wahana itu.

"tolong! tolong saya kapten! saya tidak mau mati! tolong!" ucap Albert
"cepat raih tangan saya!" ucap kapten Aryo

Kapten Aryo mencoba untuk menarik Albert, perlahan-lahan Albert berhasil ditarik keatas oleh Kapten Aryo. Kapten Aryo yang baik ini akhirnya berhasil menyelamatkan Albert.

"terima kasih! saya tidak mau mati! terima kasih kapten!" ucap Albert
"cepat turunkan wahana ini!" ucap Kapten Aryo

"saya tidak sebodoh anda, sekarang anda mati kapten!"

Kapten Aryo kaget ketika melihat Albert mengarahkan pistol kearahnya. Ternyata kebaikan Kapten Aryo tidak diperdulikan oleh Albert. Albert akan menembak Kapten Aryo, tapi polisi yang berada di helikopter itu menembak Albert tepat ditubuhnya sehingga Albert terpental dari wahana dan langsung jatuh ke bawah. Ia berteriak keras ketika jatuh dan langsung tewas mengenaskan. Kapten Aryo bersyukur telah terselamatkan, ia masuk ke helikopter polisi yang menjemputnya itu.

Di dalam helikopter

"terima kasih telah menyelamatkan saya, kalian datang pada saat yang tepat!"
"ya untung saja kami tidak terlambat! tim lain sedang menghadapi para mafia-mafia itu di bawah!"


Beberapa helikopter polisi yang lain pun muncul. Mereka membawa pasukan khusus S.E.F untuk memukul mundur para mafia ini. Pasukan S.E.F itu terlihat turun dari helikopter menggunakan tali khusus. Setelah sampai di bawah, mereka langsung membentuk formasi untuk menumpas para mafia itu

"cepat! cepat! serang ke depan! buat formasi mengepung! kepung dari seluruh arah! anda cepat mengambil posisi untuk menjadi penembak jitu!"

Para anggota S.E.F itu bergerak ke posisinya masing-masing. Adu tembak antara anggota S.E.F dan para mafia itu pun tak terelakkan. Para anggota S.E.F yang terlatih dengan baik itu berhasil menembak para mafia itu. Para penembak jitu pun berhasil melumpuhkan segenap mafia dari jauh. Anggota S.E.F yang lain dengan rapi menyelamatkan para warga ke tempat yang aman. Para warga itu dibawa dalam bentuk barisan dan dilindungi oleh para anggota S.E.F

Satu per satu mafia itu pun berjatuhan, kemampuan anggota S.E.F yang hebat ini membuat para mafia itu kewalahan. Rentetan senjata dan teriakan para anggota S.E.F begitu jelas terdengar malam itu. Para warga yang ketakutan itu pun menjerit histeris. Mereka bersyukur bisa selamat dan ditolong oleh para polisi dan pasukan S.E.F

Satu tembakan itu mengenai kaki dari seorang mafia yang tersisa itu. Ia terjatuh dan melihat semua teman-temannya telah tewas. Seorang anggota S.E.F mendekatinya

"dimana anda menaruh bom itu?! cepat jawab!"
"saya tidak tahu!"
"anda berbohong! cepat jawab dimana bom itu! atau anda akan saya tembak!"
"tembak saja! saya tidak takut!"

Pasuka S.E.F itu menembak mafia itu, tapi ternyata peluru di pistol itu telah habis. Mafia itu terlihat sangat tegang. Ia menelan ludahnya dan melihat anggota S.E.F itu mengisi senapannya dengan peluru dan siap menembaknya lagi.

"baiklah! baiklah! saya akan beritahu! kami memasang 3 bom di 3 wahana yang berbeda! di wahana halilintar, tornado dan rajawali! anda puas sekarang!"
"belum, sekarang jawab dimana Cesar berada!?"
"saya tidak tahu!"
"cepat jawab atau saya tembak kepala anda!"

Anggota S.E.F itu menaruh ujung senapannya di kepala mafia itu. Mafia itu begitu ketakutan, nafasnya menjadi lebih cepat, keringat terlihat mengalir membasahi wajahnya.

"yang saya tahu, Cesar lari ke Amerika, itu saja yang saya tahu, selebihnya saya tidak tahu apa-apa, silakan saja bunuh saya kalau anda mau, karena cuma itu saja yang saya tahu,"

Anggota S.E.F itu terdiam sambil melihat seorang mafia itu

"cepat bawa orang ini ke sel!" ucap anggota S.E.F itu

Seorang mafia ini pun diborgol dan dibawa ke mobil tahanan bersama beberapa mafia yang lain. Permainan Cesar berakhir malam itu, permainan yang begitu mengerikan dan membuat Kapten Aryo tidak akan pernah melupakannya. Para orang media terlihat berdatangan dan memenuhi dufan. Mereka mewawancarai beberapa warga yang menjadi tawanan

"apa yang terjadi pak?" ucap wartawan pria
"teroris! teroris! kita diserang teroris! untung saja polisi cepat datang! saya sangat ketakutan! ucap bapak itu dengan wajah yang stres
"bagaimana penampilan teroris itu?"
"mereka membawa senjata besar, mereka terlihat kejam, saya tidak ingin mengingatnya!"
"kalo begitu terimakasih atas waktu bapak, sepertinya bapak terlihat terburu-buru"
"ya saya mau pulang mas! saya takut!....satu lagi....saya ingin berterima kasih kepada polisi, para polisi dan anggota S.E.F saya berterima kasih atas pertolongan anda! saya benar-benar terima kasih!"

Bapak itu pun pergi terburu-buru bersama satu anaknya dan istrinya.

"kejadian ini sungguh diluar dugaan! aksi teroris kembali terjadi di tanah air kita! sekali lagi kerja keras polisi telah membuahkan hasil! sebagai warga negara yang baik kita harus berkerja sama untuk menumpas para teroris ini! saya akan kembali untuk mengabarkan langsung keadaan di dufan pasca penyerangan teroris ini! dari dufan, Andre Budiawan melaporkan!"


Malam itu di rumahnya, Irham terlihat menonton berita yang mengabarkan penyerangan sekelompok mafia teroris di dufan. Ia menonton televisi itu dengan sangat serius. Tiba-tiba telepon rumahnya berbunyi. Irham berjalan untuk mengambil telepon itu

"halo," ucap Irham
"halo ham, ini papah, apa kabarmu nak?"
"papah? aku baik-baik saja, ada apa telepon pah?"
"gak.,,papah mau ngabarin kalo 3 hari lagi papah pulang ke Jakarta, kamu jemput papah ya di bandara,"
"iya pah, jam berapa aku harus jemput papah?"
"hmm....kira-kira jam 9 malam, kamu bisa kan?"
"bisa pah, ok nanti aku jemput,"
"bagaimana kabar ibu dan kakakmu? baik-baik saja?"
"iya pah, mereka sedang tidur, mereka baik-baik saja,"
"baguslah, sampai bertemu 3 hari lagi nak,"
"ok pah,"

Ayah Irham mengakhiri telepon itu

Irham menutup telepon itu dan terdiam, lalu ia berjalan menuju kamarnya.



Malam itu di tempat persembunyian The Ghost, Alvo sedang menonton berita penyerangan para teroris itu di dufan. Ia terlihat merenung dan melamun. Para Ghost yang lain sedang tidur, dan hanya dirinya yang masih terbangun. Alvo terlihat merenung dan memikirkan sesuatu, seorang bapak-bapak tadi siang menghampirinya dan memberikan sebuah buku. Bapak itu berbicara kepadanya dan perkataan siang itu akan selalu ia ingat. Alvo berjalan menuju kamar mandi. Ia berkaca dan melihat wajahnya yang seram karena tertutup oleh tinta-tinta cat yang sengaja ia gambar dengan bentuk yang teramat seram.

Wajah Alvo terlihat begitu mencekam ditambah dengan beberapa tindikan di wajahnya. Alvo terdiam sambil melihat wajahnya itu. Lalu ia mencopoti satu per satu tindikannya. Sesekali ia merintih pelan karena kesakitan ketika mencopot tindikannya. Setelah selesai mencopot semua tindikannya, Alvo membersihkan wajahnya perlahan dengan air.

Air itu perlahan menghapus tinta yang menutupi wajahnya, wajah asli Alvo pun terlihat jelas. Ia terlihat sangat berbeda setelah wajahnya bersih. Alvo mengelap wajahnya dengan handuk lalu ia berjalan keluar dari kamar mandi. Ia membereskan semua barang-barangnya dan berjalan keluar dari tempat persembunyian The Ghost. Malam itu Alvo meninggalkan persembunyiannya dan entah akan pergi kemana. Langkah Alvo terdengar begitu jelas ditemani dengan suara anjing yang melolong di malam yang sepi itu. Bayangan bulan seakan berjalan menemaninya di malam itu. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Alvo?

Jumat, 25 Desember 2009

36. Cesar's Game

Pagi itu semua "headline news" berita memberitakan kematian Arthur sang animus bertopeng merah itu. Para masyarakat begitu senang mendengar salah satu animus telah berhasil dilumpuhkan. Mereka cukup lega mendengar berita ini. Semua berita juga memberitakan tentang penangkapan sejumlah anggota Ace. Geng Ace telah lumpuh atas kematian Arthur dan sejumlah anggotanya yang tertangkap.

Bimo sedang membaca koran pagi di rumah kakeknya. Ia melihat berita tentang kematian Arthur dan penangkapan sejumlah anggota geng Ace.

"cepat atau lambat memang pasti berakhir seperti ini," ucap Bimo

Karin sedang berbaring lemah di tempat tidur karena sakit yang dideritanya. Kanker otaknya semakin parah dari hari ke hari. Wajah Karin pucat dan badannya sangat lemas.

"apa maksutmu mo?" ucap Karin lemah

"ya....Arthur dan orang-orang seperti kita ini...pasti akan berakhir menyedihkan rin.....tapi gw gak bakalan berakhir kaya Arthur....bagaimanapun gw harus bunuh keluarga Irham...dendam gw harus terbalas!" ucap Bimo

"sudahlah kak....lebih baik kita akhiri dendam ini....kita harus ikhlas......keluarga Irham itu baik kak," ucap Karin
"baik? setelah apa yang mereka lakukan ke ayah kita? kamu bilang baik rin?!"

"sudahlah.....itu bukan salah ayah Irham kan....."
"aku sudah muak rin! keluarga Irham itu brengsek! ayah Irham itu penipu dan serakah!"

Karin hanya terdiam

"aku mau ke kamar dulu....aku mau menyusun rencana untuk membunuh Irham dan keluarganya," ucap Bimo

Bimo pun pergi ke kamarnya



Siang itu di tempat persembunyian dead hunter, Cesar sedang merenung sendirian. Ia sudah kehilangan Sagil dan banyak anggotanya yang sudah ditangkap oleh polisi. Wilayah kekuasaan dead hunter pun telah habis. Ia tahu bahwa polisi sebentar lagi akan menangkapnya juga. Cesar berkumpul bersama sisa anggotanya yang bejumlah 10 orang itu.

"semua jebakan udah dipasang kan?" ucap Cesar
"udah sar! di setiap pintu udah dikasih jebakan bom kawat! siapa pun yang melewati kawat itu pasti akan mati! bum!!! meledak!!!" ucap anggota dead hunter
"bagus! gw punya firasat sebentar lagi para polisi itu akan datang kesini, kalian sudah siap mati kan!" ucap Cesar

"kenapa lo ngomong gitu? gw ga mau mati!"
"udah lah jangan sok optimis....gw tau kalian takut....iya kan?!" ucap Cesar

Para anggota dead hunter itu hanya terdiam. Wajah mereka menggambarkan ketakutan yang cukup dalam. Mereka terlihat begitu tertekan.

"udahlah...yang penting kita berusaha dulu! jangan sampai ketangkep! lo semua gak mau dipenjara kan!" ucap Cesar

Para anggota dead hunter itu hanya menggelengkan kepalanya. Lalu Cesar mengambil rokoknya dan mencari korek untuk menyalakan rokok itu. Seorang dead hunter mengambil koreknya dan membantu Cesar untuk menyalakan rokoknya. Cesar memperhatikan korek yang dipegang anggotanya itu, tapi tiba-tiba korek itu jatuh disertai bunyi tembakan yang cukup keras. Anggota dead hunter yang memegang korek itu tertembak di kepalanya dan langsung tewas. Cesar sangat kaget ketika melihat anggotanya yang lain menembak temannya sendiri

"kenapa lo tembak dia!" ucap Cesar
"gw ini polisi! udah sekian lama gw ada di dalam dead hunter! sekarang kalian semua jangan bergerak! angkat tangan kalian!" ucap polisi yang menyamar itu

"bangsat! jadi selama ini lo polisi! bangsat lo! semestinya dari dulu gw udah tau!" ucap Cesar

"diam ditempat! jatuhkan senjata kalian!" ucap polisi itu

Di luar markas dead hunter, para polisi yang lain telah bergerak sangat rapi untuk mengepung markas dead hunter. Mereka semua akan masuk ke dalam untuk menangkap para anggota dead hunter yang tersisa

"liat di luar udah banyak polisi! lebih baik kalian menyerahkan diri kalian! jatuhkan senjata kalian!" ucap polisi itu

Cesar dan para anggotanya pun menjatuhkan senjata mereka. Polisi itu memborgol tangan Cesar dan anggotanya dibantu oleh para polisi lain yang baru berdatangan. Cesar tertangkap siang itu dan tidak melawan. Ia pun dibawa ke dalam mobil polisi.


Di perjalanan, Cesar hanya berdiam saja di dalam mobil. Ia merenung dan melamun. Setelah sekian lama di perjalanan, apa yang ia harapkan pun datang. Sebuah geng sedang mengejar rombongan mobil polisi untuk menyelamatkan Cesar. Sebenarnya Cesar sudah merencanakan semua ini. Ia telah memerintahkan geng bawahan dead hunter untuk menyelamatkannya.


Di dalam mobil polisi, perwira Edo dan Kapten Aryo sedang mengobrol

"akhirnya anggota terakhir dead hunter berhasil kita lumpuhkan kapten! Cesar salah satu penjahat terlicin yang menjadi target utama kita berhasil kita tangkap, dulu sewaktu saya masih SMA saya sangat ngeri melihat tingkah laku Cesar dan para dead hunter ini! untung sekarang mereka telah musnah! ini semua berkat kerja sama para polisi dan aparat hukum!" ucap perwira Edo

"ya syukurlah kita berhasil melumpuhkan para geng ini! target kita selanjutnya adalah dua animus yang tersisa yaitu Bimo dan Karin! tim kita sedang mencari mereka di perbatasan kota di daerah perbukitan itu! sebentar lagi mereka pasti tertangkap," ucap Kapten Aryo

"iya semoga saja........eh kenapa berhenti begini? ada apa di depan ya?" ucap Perwira Edo
"iya ada apa ya? coba cek keluar do," ucap Kapten Aryo
"baik kapten!"

Rombongan mobil polisi itu mendadak berhenti.

Perwira Edo keluar dari mobil. Ia berjalan ke bagian depan untuk melihat apa yang menghalangi para rombongan polisi. Beberapa polisi terlihat berkerumun di depan. Perwira Edo menghampiri mereka

"ada apa pak?" ucap perwira Edo
"ini nenek-nenek tua bawa keranjang dorong lama banget jalannya, ada dua lagi," ucap anggota polisi
"ooh....yasudah kalo gitu, saya ke mobil dulu," ucap perwira Edo

"ok!"
"nek! cepat nek jalannya! mari saya bantu!" ucap polisi itu
"tidak usah nak, lebih baik kamu mati saja," ucap nenek itu

Polisi itu pun kaget ketika ia mendengar suara laki-laki dari balik kerudung nenek itu. Nenek itu ternyata bukan nenek asli, ia adalah anggota geng yang menyamar. Ia langsung membuka penyamarannya dan mengambil senjatanya yang disembunyikan di keranjang yang ia bawa. Anggota geng itu membunuh para polisi yang berada di luar mobil

Perwira Edo menengok ke belakang. Ia melihat dua anggota geng yang menyamar itu membunuh rekan-rekan polisinya. Polisi-polisi yang lain pun keluar dari dalam mobilnya untuk menangkap kedua geng itu.

"cepat! cepat tangkap mereka! ada serangan geng!" ucap perwira Edo

Para anggota geng yang lain pun berdatangan dengan mobilnya dari berbagai arah di perempatan jalan itu. Rombongan polisi yang membawa buronan berbahaya yang bernama Cesar itu telah dikepung oleh para geng.

Para anak-anak geng itu menggunakan masker hitam yang menutupi wajah mereka. Mereka menggunakan mobil jeep hitam dan sedan hitam. Mereka semua menggunakan senjata senapan besar yang sangat berbahaya. Baku tembak antara polisi dan geng itu pun tak terelakkan. Kapten Aryo pun keluar dari dalam mobilnya untuk membantu rekan-rekannya.

"semua jangan lengah! kita harus bertahan! cepat jaga Cesar di mobil tahanan! jangan sampai ia kabur!" ucap Kapten Aryo

Para polisi itu pun berlari menuju mobil tahanan yang berada di tengah-tengah rombongan. Tapi mereka terlambat, pintu belakang mobil tahanan itu telah terbuka dan Cesar sudah tidak ada di dalam. Kedua polisi itu melihat Cesar lari bersama teman-teman gengnya menuju ke sebuah mobil. Kedua polisi itu pun menembak Cesar dan teman-temannya, namun mereka berhasil masuk ke dalam mobil dan kabur dari tempat itu.

"Gawat! kapten! Cesar kabur! cepat kita kejar dia! cepat!" ucap polisi itu

Di kejauhan, Kapten Aryo mendengar teriakan rekan polisinya itu

"apa! cepat kita kejar dia! do ayo ikut saya! kita kejar Cesar!" ucap Kapten Aryo
"baik kapten!" ucap perwira Edo

Kapten Aryo dan Perwira Edo berlari menuju mobilnya. Tapi, salah seorang polisi mencegahnya

"tunggu dulu kapten! ada seseorang yang mau berbicara dengan anda!" ucap polisi itu sambil memberikan telepon.

"siapa? disaat seperti ini!?" ucap kapten Aryo

Kapten Aryo pun menerima telepon itu

"selamat siang Kapten Aryo," ucap suara misterius itu
"siapa ini!?"
"saya adalah anggota dead hunter yang masih hidup, pasti anda tahu kan,"
"Cesar?! kemana anda mau pergi! anda tidak akan pernah bisa lari dari kami! kami menangkap anda!"

Cesar tertawa sinis

"sudahlah kapten...jangan terlalu optimis bisa menangkap saya, saya tidak seperti adik saya Arthur yang bodoh itu...saya lebih pintar dan memiliki rencana yang baik untuk kabur,"
"apa maksutmu!"

"pertimbangkan ini kapten....dengarkan dengan baik....saya sudah memasang 2 bom di 2 tempat berbeda...dan bom itu akan meledak kalau kalian gagal menjawab teka-teki dari saya,"
"apa?! kenapa anda lakukan ini! biadab!"

Cesar kembali tertawa dengan sinis

"dengarkan baik-baik kapten....bom pertama ada di bus trans jakarta yang beroperasi menuju ancol, bus itu memiliki ciri-ciri yang unik, ada tanda "DH" di belakang bus itu, anak buah saya telah menandainya, anda harus cepat mencari bus itu dalam waktu 1 jam dari sekarang...kalau tidak....semua orang di dalam bus itu mati kapten.....tidak.....bukan cuma itu.....ledakan itu bisa menghancurkan mobil-mobil di dekat bus itu, bom ini cukup berbahaya, cukup segitu saja informasi yang saya berikan, begitu anda menemukan bom itu, anda akan melihat handphone yang ditempel di bom itu, lalu telepon itu akan berbunyi 1 jam dari sekarang, angkat telepon itu maka saya akan memberikan teka-tekinya, selamat bekerja kapten, semoga tuhan selalu melindungi anda,"

Cesar tertawa kejam lalu mengakhiri pembicaraannya

"tunggu! tunggu! jangan matikan teleponnya! sial!" ucap Kapten Aryo

"kapten kita berhasil menyadap telepon itu! kita semua telah mengetahui pembicaraan itu! sekarang lebih baik kita bergerak cepat menuju bus itu!" ucap perwira Edo
"baiklah! hubungi tim gegana! lalu yang lain cari keberadaan Cesar! jangan sampai ia berhasil kabur! cepat!"

Perwira Edo langsung menghubungi rekannya Aldi untuk segera mencari bus trans jakarta itu. Setelah itu Kapten Aryo dan perwira Edo bersama polisi yang lain bergerak untuk menuju bus yang akan meledak satu jam dari sekarang itu. Kapten Aryo menyetir mobil itu dengan sangat cepat.


Di perjalanan Kapten Aryo menyetir mobil seperti orang gila. Ia begitu ngebut dan terlihat sangat terburu-buru. Ia tidak akan membiarkan bom itu meledak.

"sial! sudah tinggal 30 menit lagi! jalanan macet begini! kita bisa terlambat!"
"bagaimana ini kapten!"
"ayo kita turun!"

Kapten Aryo dan perwira Edo turun dari mobil, ia berlari cepat untuk mencari bus trans jakarta yang bertuliskan "DH" itu. Ia menuju ke halte bus di daerah jembatan merah dengan rute tujuan ke ancol di koridor 5. Di halte (shelter) jembatan merah mereka melihat bus-bus itu satu per satu. Namun, tidak ada satu pun bus yang bertuliskan "DH" di belakangnya.

"bagaimana ini do! tinggal 20 menit lagi! bom itu akan meledak!"
"sial! susah sekali menemukan bus itu!"

Tiba-tiba telepon Kapten Aryo berbunyi

"halo! ada apa?"
"kapten! saya menemukan bus yang bertanda "DH" di belakangnya...tulisannya menggunakan piloks dan berbentuk cukup besar! cepat kapten! saya berada di lampu merah pertama setelah halte bus jembatan merah! saya akan berusaha memperingatkan bus ini!"
"ok! saya segera kesana!"


"bagaimana kapten!?" ucap perwira Edo
"setelah halte ini...bus ini akan berhenti dimana?"
"halte mangga dua gunung sahari kapten!"
"ok! kita harus cepat kesana agar kita bisa masuk ke bus ini!"
"baik kapten!"

Kapten Aryo dan Perwira Edo berlari sangat cepat. Mereka memberhentikan sebuah pengendara motor sport yang keren. Mereka menunjukkan identitasnya dan langsung meminjam motor itu. Kapten Aryo berkendara dengan cepat menuju halte bus mangga dua gunung sahari itu. Semua mobil di depannya disusul satu per satu. Tak lama mereka pun sampai di halte bus mangga dua gunung sahari. Mereka masuk ke dalam halte dan mencari keberadaan bus yang bertuliskan "DH"

"dimana do bus nya! waktunya tinggal 10 menit lagi!"
"gawat! bagaimana ini!"
"kita harus memperhatikan bus ini satu per satu" ucap kapten Aryo

"kapten! itu disana! lihat bus itu! di belakangnya ada tulisan "DH"!" sial kita telat sedikit! cepat kejar bus itu!"

Kapten Aryo dan Perwira Edo berlari sangat cepat. Bus itu baru berangkat dari halte bus gunung sahari dan akan menuju Ancol. Kapten Aryo dan perwira Edo melihat bus itu berhenti karena ada lampu merah di depan, mereka pun berusaha memberitahukan supir bus itu untuk membuka pintunya. Mereka juga bilang ini keadaan darurat dan mereka adalah polisi yang sedang bertugas. Para penumpang bus yang cukup banyak itu sangat kebingungan melihat dua orang laki-laki yang berdiri di samping bus.

"eh ada apaan tuh? ko ada dua orang berdiri di samping bus?"
"tau tuh, mau ngapain mereka ya?"

Akhirnya, supir bus pun membuka pintu bus itu. Kapten Aryo dan perwira Edo masuk ke dalam bus. Di dalam bus mereka mencoba untuk menenangkan diri mereka lalu mencoba untuk memberi tahu para penumpang dengan tenang

"selamat siang bapak dan ibu...saya dari pihak kepolisian, saya ingin memberikan kabar yang tidak bagus tentang bus ini...," ucap Kapten Aryo
"ada apa pak? ada apa dengan bus ini?"
"iya ada apa pak?"

"tolong semua tenang dan kalian semua harus berjanji untuk tenang apabila nanti saya beritahukan apa yang terjadi dengan bus ini,"
"memangnya ada apa?!"

"bus ini telah dipasang bom aktif,"

Seketika para penumpang bus itu menjerit dan mulai panik. Mereka ingin meninggalkan bus itu

"tenang! tenang! saya sudah bilang untuk tenang! kalian silahkan meninggalkan bus ini! tapi tetap tenang! turun satu per satu dan jangan saling berebutan! pak supir hentikan bus ini dan buka pintunya, biarkan para penumpang ini turun!"

"baik pak polisi!" ucap supir bus

Para penumpang itu pun turun satu per satu. Seketika mobil bus itu sepi, hanya ada kapten Aryo, perwira Edo dan seorang supir bus.

"kapten dimana bom itu berada?" ucap perwira Edo
"aku pun tidak tahu do, tinggal 5 menit lagi waktunya! cepat cari bom itu di dalam bus!"

Kapten Aryo dan perwira Edo pun mencari bom itu di setiap sudut bus. Tapi mereka tidak bisa menemukan bom itu. Waktu pun sudah habis

"habis kita do,"
"semua menunduk! bom akan meledak!"

Kapten Aryo dan perwira Edo hanya bisa meloncat dan tiarap di lantai bus. Tapi tidak terjadi apa pun.Yang ada hanya bunyi telepon dari jok belakang bus.

"kapten,"
"kita harus angkat telepon itu!"

Kapten Aryo dan perwira Edo bergegas mencari asal dari bunyi handphone itu. Perwira Edo memeriksa bagian bawah jok belakang.

"ini dia kapten!"

Perwira Edo mengambil satu bom yang cukup besar. Sebuah hanphone diikatkan ke bom itu menggunakan plester. Kapten Aryo melepas handphone itu dari bom, lalu ia mengangkat telepon itu

"halo!"
"selamat kapten....anda berhasil menemukan bomnya," ucap Cesar
"lalu apa yang harus saya lakukan!"
"sederhana saja...saya akan memberikan dua teka-teki logika sederhana dan anda harus menjawabnya dengan benar. Setiap pertanyaan akan diberi waktu 10 detik...anda siap?"
"apa pertanyaannya?"
"pertanyaan pertama, ini sangat mudah, berapa kali angka 7 muncul diantara bilangan 1-100?"

"hmmm... 7, 17, 27, 37, 47, 57, 67, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 87, 97,"
"ya...jumlahnya?"
"hmm......20! karena di angka 77, angka7 muncul 2 kali!"

"tepat kapten...anda memang pintar, pertanyaan kedua ini lebih sulit,"
"cepat beritahukan saja!"
"mana lebih besar, 18% dari 81 atau 81% dari 18?"

"hmm.....yang mana ya,"
"cepat kapten...waktu anda tinggal 7 detik,"
"do kamu tahu jawabannya?!"
"sepertinya.....sama.....ya kan?"
"masa iya?"
"4 detik,"

"sial! jadi apa jawabannya do?!"
"2 detik,"
"hmm! saya yakin sama kapten!
"1 detik,"
"jawabannya sama besar!"

"tepat...hampir saja saya akan ledakkan bom itu, kalian memang sungguh beruntung, tapi maaf, saya bukan tipe orang yang suka menepati janji, jadi selamat tinggal kapten!"
"sial!"

Kapten Aryo mengambil bom itu dan menembak kaca bus itu. Lalu ia melempar bom itu ke luar. Bom itu meledak sangat keras sampai membuat bus itu oleng dan terjatuh ke sisi kanan jalan. Terdengar teriakan dari para pejalan kaki yang berlalu lalang. Kapten Aryo berdiri dengan luka yang tidak terlalu parah. Namun, perwira Edo tidak sadarkan diri.

"lapor! kirimkan tim medis dan bantuan ke daerah ancol! satu polisi terluka cukup berat!" ucap Kapten Aryo

Tidak lama bantuan pun datang. Kapten Aryo langsung diberikan pertolongan pertama. Perwira Edo yang pingsan dibawa pergi menggunakan ambulan. Kapten Aryo terlihat sedang mendapat pertolongan dari tim medis. Seseorang polisi menghampirinya

"kerja yang bagus kapten!" ucap Aldi
"ya terima kasih, tapi anda ini dari kesatuan mana?"
"saya dari gegana kapten! keputusan kapten untuk membuang bom itu memang sangat beresiko tapi itu keputusan yang sangat tepat di detik-detik terakhir, kalo saya jadi kapten mungkin saya tidak akan bisa berpikir sangat cepat seperti itu,"
"ya untunglah bom itu tidak memakan korban jiwa,"

Tiba-tiba hanphone kapten Aryo berbunyi. Kapten Aryo mengangkat telepon itu

"halo kapten...anda tidak berpikir permainan saya berakhir disini kan?
"apa maksutmu?"
"anda lupa ya? saya beritahukan tadi siang, kalau saya menaruh 2 bom di 2 tempat yang berbeda...1 bom sudah meledak, sekarang tinggal 1 bom lagi, mari kita lanjutkan permainan kita, rekan anda sudah kalah di permainan ini, sekarang pemainnya tinggal anda, jangan ajak pemain lain, karena kalau sampai anda mengajak pemain lain, bom ini akan meledak, mata-mata saya ada di tempat dekat bom itu berada, mereka selalu memberitahukan kondisi di sana...kalau sampai anda melanggar aturan permainannya, bom itu akan meledak,"

"lalu apa yang harus saya lakukan?"
"anda sekarang ada di daerah ancol kan? anda sudah dekat dengan taman bermain dufan... lebih baik anda cepat kesana karena bom ini ada di salah satu wahana di dufan....kita akan bertemu lagi nanti di permainan selanjutnya yang jauh lebih mengerikan dari permainan pertama, selamat tinggal,"

Kapten Aryo hanya terdiam. Ia sudah sangat lelah seharian ini.Permainan Cesar belum berakhir, satu rintangan terbesar masih ada di depan mata. Kapten Aryo harus bergegas untuk segera menyelesaikan permainan ini

Kamis, 10 Desember 2009

Novel action terbaru- The Chosen (Just Released)

Gw jujur emang ternyata susah bikin novel lawakan, jadi gw memutuskan untuk membuat novel bertema action yang berjudul The Chosen ini. Ini sinopsisnya

Novel The Chosen menceritakan tentang lima orang terpilih yang dipilih untuk menjaga bumi dari kehancuran karena mahluk-mahluk misterius yang jahat yang berdatangan untuk menguasai dunia dan bertujuan untuk membuat manusia punah. Kelima orang terpilih inilah yang dipercaya bisa mengalahkan para mahluk jahat ini dengan kekuatan khusus yang mereka miliki. Kepunahan dan masa depan dunia ada ditangan orang-orang terpilih ini


Buka aja bukansembarangnovel.blogspot.com

The Chosen-When the world is going to end in evil hands, God sends its emissaries

Senin, 30 November 2009

35. Ace vs Dead Hunter Day 3- Farewell Arthur

Mentari pagi bersinar dengan cerah ditemani dengan awan biru terang yang beriringan. Suara kicau burung di sekitar hutan begitu merdu terdengar ditelinga mengeluarkan suara harmonis yang menggembirakan hati. Bimo dan karin berjalan menuju rumah kakeknya yang terletak di atas bukit itu

"jauh banget ternyata kalo dari jalan raya yah," ucap Karin
"iya, gak ada kendaraan umum sih, jadi terpaksa jalan," ucap Bimo
"mo, tundukkin kepala lo, kita harus tetap waspada, jangan sampai ada orang yang mengenali kita," ucap Karin
"tenang aja, di hutan pagi-pagi gini sepi, gak perlu khawatir," ucap Bimo

Mereka pun sampai di rumah kakeknya. Bimo melihat pintu depan rumah itu terbuka dan ia mendekati rumah itu penuh curiga

"kok pintunya kebuka? perasaan gw ga enak rin," ucap Bimo
"iya, ada apa ya," ucap Karin

Mereka pun masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah Bimo dan Karin melihat kakeknya sudah tergeletak penuh darah. Bimo melihat di lantai ada tulisan "Arthur" yang ditulis oleh kakek Bimo sebelum ia meninggal.

"Arthur," ucap Bimo
"kakek...." ucap Karin pelan

Karin pun langsung pingsan dipelukan Bimo

"rin! rin! bangun! kenapa kamu sampai pingsan begini! bangun rin!" ucap Bimo keras

Karin hanya terdiam dan tak sadarkan diri. Penyakit kanker otaknya kambuh dan sudah semakin parah, namun Bimo tidak pernah mengetahui hal ini karena Karin selalu merahasiakannya.



Jauh di tempat markas polisi kapten Aryo yang baru keluar dari rumah sakit itu sedang bersiap-siap untuk bertugas bersama perwira Edo dan tim S.E.F. Mereka akan beroperasi untuk menangkap gembong besar geng Ace yaitu Arthur. Kapten Aryo berjalan menuju rekan-rekan S.E.F yang sedang menyusun rencana untuk melakukan operasi ini

"Ketua geng Ace ini bernama Arthur! kemarin mata-mata kita menemukan Arthur berada di sebuah kamar hotel. Ia sedang menginap disana. Kita harus segera bergerak untuk menangkap pemimpin geng Ace ini!" ucap ketua tim S.E.F

"bagaimana dengan The ghost! para orang-orang aneh itu! mereka itu berbahaya! kita juga harus segera menangkapnya!" ucap kapten Aryo

"tentu saja! kita akan menangkap The ghost setelah kita berhasil menangkap Arthur hari ini dan lagi pula anggota polisi yang lain sedang melakukan pencarian 2 animus yang lain dan Cesar! terima kasih atas semua informasi anda dan perwira Edo! berkat informasi itu, mata-mata kita bisa mencari keberadaan orang-orang geng ini!"

"berterimakasihlah kepada Irham, ia yang memberitahukan semua informasi tentang animus itu kepada kami..... Jadi selama saya di rumah sakit, mata-mata kita sudah melakukan pencarian terhadap orang-orang geng ini! kerja yang sangat bagus! ayo kita berangkat!" ucap Kapten Aryo

Kapten Aryo bersama tim S.E.F bergegas menuju mobil van khusus kepolisian. Perwira Edo pun bergabung bersama tim kepolisian untuk segera melakukan operasi.

"kapten!" ucap perwira Edo

Kapten Aryo menengok ke arah perwira Edo

"berhati-hatilah,"

Kapten Aryo hanya menggangguk dan segera naik ke mobil van kepolisian itu

Para anggota S.E.F itu terlihat begitu seragam dengan baju dan seragam khusus polisi elit. Mereka memakai baju yang serba gelap dengan helm dan masker hitam untuk menutupi wajah mereka. Kapten Aryo yang sedang duduk di dalam mobil van itu terus berdoa

"tuhan....biarkan saya menangkap penjahat ini dan mengakhiri semuanya, berikanlah saya kemampuan untuk melakukan ini tuhan............ayah......ibu.....berikan aku kekuatan, aku tahu kalian selalu mendukungku disana......."




Siang itu, Alan sedang makan di warung nasi pinggir jalan. Ia terlihat kucel seperti tidak mandi seharian. Setelah kejadian ia terjatuh ke jurang itu, ia terus mencari jalan pulang dan setelah makan di warung nasi ini ia akan menuju markas Dead Hunter.

"untung aja gw gak kesasar dan bisa menemukan jalan pulang.....gila gw dah gak mandi seharian, bau banget badan gw.....gw makan dulu disini deh, abis itu langsung balik ke markas tidur......capek banget gw, si Cesar sama dead hunter lagi pada ngapain ya," gumam Alan

Alan yang sedang melamun itu kaget ketika ibu-ibu penjual nasi memanggilnya

"nak....mau makan pake apa saja?"
"hmm......nasi satu bu.....terus pake ayam goreng, sayur kangkung sama rendang bu, minumnya es teh manis ya," ucap Alan
"tunggu sebentar," ucap ibu itu


Tak lama makanan yang dipesan Alan pun datang dan Alan dengan lahap memakan makanan itu. Ia makan sangat lahap karena kelaparan. Alan tidak mengetahui bahwa seorang polisi yang duduk tidak jauh terus memperhatikannya dengan pandangan yang tajam. Polisi itu akan menunggu Alan sampai selesai makan dan segera menangkapnya ketika Alan keluar dari warung nasi itu. Rekan-rekan polisi lain sudah menunggu di luar warung untuk menyergap Alan.

Para anak-anak geng seperti Alan, Arthur, dan Cesar ini sudah lama diburu polisi dan pada hari inilah mereka berhasil menemukan tempat keberadaan mereka.

Alan terlihat menghabiskan suapannya yang terakhir. Ia menelan sesuap nasi yang sudah dicampur dengan potongan ayam itu. Lalu Alan meminum es teh manis segar untuk mengakhiri santapannya. Alan membayar makanan itu ke ibu penjual nasi dan langsung pergi meninggalkan warung nasi itu.

"target bergerak! segera lakukan penangkapan!" ucap polisi itu

Alan yang berjalan sendiri itu kaget ketika beberapa orang berpakaian ala preman dengan jaket kulit dan celana jeans sobek menyergap Alan dengan tiba-tiba.

"saudara kami tangkap! jangan melawan! kami akan bawa saudara ke kantor polisi!"
"salah saya apa pak?! saya hanya orang biasa pak!"

"jangan berbohong! kami sudah tau siapa anda! anda Alan anggota geng Flame yang sekarang bargabung ke dead hunter! sudah lama kami mengintai anda dan teman-teman anda! namun petulangan anda berakhir sekarang!"

"tapi pak! tapi......

"sudah jangan banyak bicara!"

"saya tidak bersalah pak! saya tidak mau ditangkap!"

Alan memukul anggota polisi yang menahannya itu. Ia langsung berlari kabur dari para polisi itu. Seorang polisi menembakkan senjatanya ke atas untuk memberi peringatan.

"jangan bergerak! atau saya tembak!"

Alan langsung menghentikan langkah kakinya dan mengangkat tangannya. Para polisi itu langsung memborgolnya dan memasukkannya ke dalam mobil polisi. Berakhirlah kisah petualangan Alan yang tangguh itu



Di markas Ace, Para polisi dan S.E.F sedang mengintai dari luar keadaan bagian dalam markas Ace itu. Semua polisi dan tim S.E.F mengendap-endap di luar markas Ace. Mereka terlihat bergerak dengan cepat dan rapi. Para anggota Ace yang berada di dalam itu kaget ketika para polisi masuk ke dalam markas dan langsung menangkap mereka. Beberapa diantara mereka ada yang pasrah saja dan langsung diborgol polisi, ada juga yang melarikan diri dan langsung ditembak mati oleh tim S.E.F.

Para anggota Ace itu telah ditangkap oleh polisi dan tim S.E.F. Mereka semua dibawa ke mobil polisi. Di markas Ace lain pun semua polisi berhasil menangkap anggota Ace ini. Kerja keras pihak polisi dan tim S.E.F selama ini untuk terus mencari pesembunyian Ace ini telah membuahkan hasil. Geng Ace yang kuat itu pun sudah runtuh dan hanya tinggal nama. Arthur sang ketuanya pun sedang dalam buruan polisi. Para polisi dan tim S.E.F sudah sampai di tempat Arthur bersembunyi



Sementara itu di hotel tempat Arthur bersembunyi. Arthur sedang merokok dengan santai di balkon hotelnya. Ia melihat jam ditangannya dan bergegas masuk ke dalam kamar. Ia langsung membereskan beberapa pakaian yang ia bawa ke dalam ranselnya. Ia ingin "check out" dari hotel siang itu dan akan pergi ke suatu tempat. Handphone Arthur berbunyi, Arthur hanya melihat handphonenya yang tergeletak di atas tempat tidur

"siapa sih nelpon, lagi sibuk juga," ucap Arthur

Arthur mengambil handphone itu dan mengangkat teleponnya.

"halo! ini siapa?"
"ini gw Arth, Ale!"
"ada apaan?! kok lo kedengeran gak santai gitu,"
"Arth! polisi tahu tempat persembunyian Ace! semua markas kita diserang! gw lagi kabur dari kejaran polisi! Arth mereka tau dimana lo berada! lebih baik lo segera tinggalin hotel.........aaaakh!!.................. jangan tangkap saya!!!! ......................................"

Tiba-tiba telepon itu terputus

"halo! halo! bangsat keputus!" ucap Arthur kesal

Arthur segera mengambil tasnya dan langsung keluar dari kamar hotel. Ia memakai jaket kulit coklatnya dengan tenang lalu berjalan sambil membawa koper dan tas ranselnya. Arthur mempercepat langkah kakinya dan menuju pintu lift untuk turun ke basement dan pergi menggunakan mobilnya. Ia menekan tombol lift itu dan menunggu pintu lift itu terbuka. Sudah cukup lama Arthur menunggu lift itu dan ia mulai merasa jengkel. Ia melihat lift itu masih ada di lantai 2 sedangkan ia ada di lantai 4.

"lama banget nih lift," gumam Arthur

Sekelompok tim S.E.F yang salah satunya Kapten Aryo terlihat keluar dari pintu tangga darurat yang terdapat di ujung koridor hotel. Mereka menuju kamar Arthur dan langsung membuka pintu hotel itu. Mereka memeriksa kamar itu dan tidak menemukan Arthur di dalam kamar hotel.

Di kejauhan Arthur mengintip para tim S.E.F itu. Arthur terlihat begitu ketakutan. Ia terlihat tegang dan bersembunyi di balik tembok. Ia berharap pintu lift itu segera terbuka agar ia bisa langsung menuju mobilnya untuk kabur dari hotel. Kapten Aryo melihat seperti ada seorang yang mencurigakan bersembunyi di balik tembok. Ia mendekati tembok itu dan tiba-tiba Arthur muncul dari balik tembok dan menembaknya dengan telak. Kapten Aryo tertembak di bagian dada dan langsung terjatuh. Para tim S.E.F yang lain langsung menembakkan senjata mereka ke arah Arthur. Arthur langsung bersembunyi di balik tembok. Ia melihat lift sudah sampai di lantai empat. Pintu lift itu pun terbuka dan Arthur langsung masuk ke dalam.

Semua anggota S.E.F itu mengejar Arthur namun pintu lift sudah tertutup. Kapten Aryo yang tertembak itu berdiri kembali dan langsung mengajak rekan-rekannya untuk mengejar Arthur dengan menuruni tangga darurat. Kapten Aryo selamat dari tembakkan itu karena memakai rompi anti peluru.

"lapor! target turun melalui lift bagian utara hotel! segera cegat di semua lantai terutama di bagian basement!" ucap Kapten Aryo



Para anggota S.E.F yang berada di lantai lain itu pun langsung menuju lift bagian utara hotel dan bersiap untuk menangkap Arthur. Di dalam lift Arthur terlihat panik dan memutuskan untuk langsung turun ke basement bagian paling bawah.

"brengsek! gw harus turun di lantai mana!" ucap Arthur kesal

Para tim S.E.F sudah menunggu Arthur di pintu lift utara lantai 1, 2, dan 3. Namun, bagian basement paling bawah masih belum terjaga. Beberapa anggota S.E.F yang menjaga pintu lift itu sedang menuju ke tempat itu dengan sangat cepat. Mereka seakan berlomba dengan Arthur.



Suara lift itu berbunyi dan Arthur turun di lantai basement paling bawah. Ia terlihat begitu waspada dan memeriksa keadaan sekitar. Ia memegang senjata di tangan kanannya sambil membawa koper. Ia berjalan dengan cepat menuju mobilnya yang terletak satu lantai di atas lantai ini. Anggota S.E.F yang terlambat itu melihat Arthur dan langsung memperingatkan Arthur untuk tidak bergerak.

Arthur langsung berlari membawa kopernya dengan sangat cepat dan para anggota S.E.F itu menembak Arthur. Ketika Arthur berlari, para anggota S.E.F dan Kapten Aryo berdatangan dari berbagai sudut lantai basement. Kapten Aryo langsung menembak Arthur dengan senjatanya. Arthur langsung bersembunyi di balik tembok dan membuka koper yang ia bawa.

Ternyata isi koper itu adalah senjata pelontar bom yang sangat berbahaya dan mematikan. Arthur mengisi senjata itu dengan pelurunya dan langsung menembak kumpulan anggota S.E.F. Tembakkan Arthur mengenai sebuah mobil yang parkir di lantai basement itu dan langsung meledak dengan ledakan yang cukup besar. Beberapa anggota S.E.F itu pun terluka. Adu tembakan pun terjadi dengan sangat sengit. Arthur yang terus menembakkan senjatanya telah banyak meledakkan mobil-mobil yang parkir di lantai basement itu. Para anggota S.E.F dan kapten Aryo pun terlihat kewalahan.

Namun, tiba-tiba suasana menjadi hening. Arthur tidak menembakkan senjatanya lagi. Ia telah kehabisan peluru

"bangsat! pelurunya abis! mati gw di sini!" ucap Arthur

"Arthur! menyerahlah! anda sudah kami kepung! jika anda tidak melawan! kami tidak akan melakukan kekerasan! menyerahlah! anda tidak akan bisa lari!" ucap Kapten Aryo

"diem! diem lo! gw gak mau mati membusuk di tahanan sel! lebih baik gw mati!" ucap Arthur
"sudahlah! perjalanan anda hanya sampai disini! anda sudah banyak meresahkan masyarakat! lebih baik anda menyerah! serahkan diri anda! itu akan menjadi lebih baik!" ucap Kapten Aryo

"diam! gw gak bakal segoblok itu nyerahin diri gw!"

Arthur langsung berlari keluar dari tembok dan menuju mobilnya. Ia berlari dengan sangat cepat. Anggota S.E.F itu menembak Arthur yang berlari itu. Arthur terkena tembakkan di tangannya dan merintih kesakitan, namun ia berhasil kabur. Para anggota S.E.F itu mengejarnya.

Setelah berada di lantai basement tempat menaruh mobilnya, Arthur mempercepat langkahnya untuk pergi menuju mobilnya. Ia melihat dari sisi lain anggota S.E.F berlari mendekatinya. Arthur sangat kaget dan menghentikan langkahnya. Ia melihat kepenjuru arah dan sangat ketakutan ketika ia sadar bahwa para pasukan S.E.F sedang menuju kearahnya dari berbagai penjuru. Arthur langsung mengambil keputusan cepat. Ia melihat seorang perempuan yang ingin pulang siang itu dengan mobilnya. Ia langsung mendekati perempuan itu dan langsung menyandera perempuan muda itu. Para pasukan S.E.F pun tidak bisa berbuat apa-apa ketika Arthur mengancam akan membunuh perempuan itu apabila para pasukan S.E.F mendekat

"jangan mendekat atau perempuan ini mati! jatuhkan senjata kalian!" ucap Arthur

"jangan! jangan melakukan tindakan bodoh! anda pasti sudah sadar walau bagaimanapun anda sudah kalah!" ucap Kapten Aryo
"siapa bilang gw kalah! gw ini gak bakal kalah! gw ini Arthur! gw gak bisa kalah!"

"lebih baik anda berpikir jernih dan tidak melakukan tindakan ceroboh seperti ini! lebih baik anda menyerah sekarang!"

"diam! jatuhkan senjata kalian! atau gw bunuh dia!"

Arthur menarik pelatuk pistolnya dan bersiap untuk menembak.

"gw itung sampe hitungan ketiga! kalo kalian gak mau nurutin apa kata gw! cewe ini bakal mati!" ucap Arthur

Para anggota S.E.F itu saling berpandangan dan terpojok. Mereka harus memikirkan taktik agar tidak kalah posisi dengan Arthur. Namun bagi mereka, nyawa orang sipil adalah yang terpenting

"ok! kami akan menjatuhkan senjata! tapi jangan bunuh perempuan itu!" ucap Kapten Aryo

Para tim S.E.F itu pun menaruh senjata mereka di lantai. Arthur langsung mendorong perempuan yang ia sandera dan masuk ke dalam mobil. Ia langsung kabur dari tempat itu. Semua anggota S.E.F menembaknya. Kapten Aryo langsung berlari mengejarnya. Ia keluar dari basement hotel.

"sial! saya harus cepat mengejar Arthur!" ucap kapten Aryo

Kapten Aryo melihat seseorang menggunakan motor sport hitam menuju ke arahnya. Ia langsung menghentikan motor itu dan menunjukkan identitas polisinya. Pengendara motor itu pun langsung turun dan memberikan motornya. Kapten Aryo melepas helm khusus kepolisiannya dan memakai helm motor itu. Kapten Aryo langsung mengendarai motor itu dengan sangat cepat untuk mengejar mobil Arthur. Semua polisi dan tim S.E.F lain mengejarnya. Helikopter polisi pun terlihat terus mengejar mobil Arthur dan memantau pergerakan arah mobil Arthur dari bagian atas. Seorang petugas polisi di helikopter itu berbicara melalui radionya

"semua unit! target menuju jalan tol kota! segera bergerak ke arah sana!"

Para anggota polisi yang menggunakan mobil itu bergerak cepat menuju tol kota untuk mengejar Arthur. Sementara itu kapten Aryo terus mengejar Arthur dengan motornya. Ia terlihat sangat cepat mengendarai motor itu. Ia terus menyusul mobil-mobil yang ada di depannya.

"saya harus membuat ini setimpal! kematian orang tua saya harus terbalas!" gumam Kapten Aryo

Motor Kapten Aryo terus melaju dengan cepat dan berhasil sampai tepat di belakang mobil Arthur. Kapten Aryo mengambil pistolnya dan langsung menembak mobil Arthur dari bagian belakang. Kaca mobil Arthur pun pecah.

"bangsat! gak ada nyerahnya tuh polisi brengsek!" ucap Arthur keras

Arthur terus mengendarai mobilnya dengan sangat cepat dan masuk ke pintu tol. Ia memilih pintu tol yang tidak ada antrian mobil dan langsung menerobos pintu tol itu. Kapten Aryo terus mengejarnya. Petugas pintu tol itu melihat Arthur dan Kapten Aryo yang menerobos pintu tol itu.

"dasar orang jaman sekarang! main terobos-terobos ae!" ucap petugas pintu tol itu


Arthur terus memacu mobilnya dengan cepat. Ia menembak Kapten Aryo yang berada tidak jauh di sebelahnya. Namun karena sambil menyetir mobil dan tidak konsentrasi, tembakkan itu tidak satu pun yang berhasil mengenai Kapten Aryo. Kapten Aryo membidik ban mobil Arthur dan menembaknya. Ban mobil itu pecah dan membuat mobil Arthur tidak terkendali. Mobil Arthur menabrak mobil depan dan terguling berkali-kali dan melintang di tengah jalan. Kondisi mobil itu rusak berat. Semua mobil di jalanan tol itu pun menghentikan mobilnya. Kapten Aryo menghentikan motornya dan turun mendekati Arthur. Ia melepas helmnya.

Arthur yang terluka parah dan terlihat sekarat itu keluar dari mobil dengan lemas. Ia sudah dalam kondisi kritis.

"kenapa............akhirnya kaya gini, gw.........gak mungkin kalah............" ucap Arthur

Kapten Aryo mendekati Arthur

"sudah berakhir perjalanan seorang kriminal keji seperti anda! berakhir hari ini!" ucap Kapten Aryo

"kenapa lo pengen banget nangkep gw hah? masih banyak penjahat lain kan," ucap Arthur lemas

"anda adalah buronan utama kami selain Cesar, Bimo dan Karin! Alan sudah tertangkap! dan berikutnya adalah anda! penjahat kejam seperti anda memang akan selalu berakhir seperti ini!" ucap Kapten Aryo

"tapi......sebelum lo nangkep gw......."

Arthur tiba-tiba mengambil senjatanya dan ingin menembak Kapten Aryo. Namun, berulang kali ia mencoba ternyata tidak bisa. Peluru di pistol Arthur telah habis.

"ah.....breng....sek...." ucap Arthur lemas


Para polisi dan tim S.E.F telah sampai di jalanan tol itu. Mereka melihat kapten Aryo berdiri tepat di hadapan Arthur yang berlutut itu. Semua polisi itu hanya terdiam menyaksikan. Para pengemudi mobil itu pun keluar dari mobilnya sambil melihat siapa orang yang ingin ditangkap polisi itu. Mereka juga ingin melihat langsung proses penangkapan ini yang jarang mereka lihat secara langsung.

"saya jadi ingat kejadian sore itu ketika seorang dead hunter membunuh orang tua saya," ucap Kapten Aryo
"apa maksut lo?" ucap Arthur

"orang dead hunter itu bilang dia membalaskan kematian adiknya yang tewas karena dibunuh oleh ayah saya,"
"Danis? lo......Kapten rendra?" ucap Arthur

Arthur memperhatikan wajah Kapten Aryo yang mirip dengan ayahnya Kapten Rendra

"kenapa wajah lo mirip kapten Rendra! siapa lo!" ucap Arthur
"gw anak dari kapten Rendra yang kalian bunuh," ucap Kapten Aryo

Arthur hanya tertawa

"ternyata gw berakhir di tangan anaknya Rendra itu, ternyata bener kata Robin, si Rendra itu punya anak, tapi sore itu dia gak nemuin lo.........terus........sekarang lo mau balas dendam dan bunuh gw?" ucap Arthur

Kapten Aryo membidikkan senjatanya ke arah Arthur. Matanya sangat fokus dan menggambarkan kebencian yang kental. Arthur hanya tersenyum santai. Ia sudah pasrah. Namun Kapten Aryo tidak menembakkan pistolnya. Ia masih memiliki jiwa yang besar dan pemaaf

"saya bukan pembunuh, saya lebih senang melihat anda membusuk di penjara," ucap Kapten Aryo

Kapten Aryo berjalan meninggalkan Arthur. Kapten Aryo mengira Arthur sudah kehabisan peluru dan sudah kalah, namun Arthur mengeluarkan senjata cadangannya yang disembunyikan di bagian belakang celananya. Ia membidikkan senjatanya ke arah Kapten Aryo dan akan menembaknya. Sebelum Arthur sempat menembak, semua polisi dan anggota S.E.F itu menembaknya dari berbagai penjuru. Arthur tertembak dengan telak dan langsung tewas seketika. Berakhirlah kehidupan dan pejalanan seorang animus bertopeng merah yang serakah itu

Kapten Aryo hanya melihat Arthur yang telah tewas itu. Ia terdiam dan bersedih. Ia sebenarnya tidak ingin Arthur mati. Kapten Aryo adalah orang yang sangat berjiwa besar dan ikhlas dengan apapun yang terjadi dengan orang tuanya. Ia bukan orang pendendam seperti Bimo. Ia tahu dendam tidak akan memberi jalan keluar, namun sebaliknya dendam akan membawa dirinya ke lembah hitam yang lebih menyakitkan

Sore itu matahari membentuk warna jingga yang terlihat indah. Jalanan tol itu dipenuhi suara sirine mobil polisi yang telah berhasil melumpuhkan buronan besar Arthur. Para orang media mulai berdatangan untuk melihat kematian Arthur sang pemimpin Ace itu. Mereka tidak pernah melihat wajah asli Arthur karena Arthur selalu memakai topeng dan menyamar.

Para orang media memenuhi jalanan tol itu untuk memberitakan langsung kematian Arthur sang animus. Para polisi menghalangi para orang media itu agar mereka tidak mendekat ke TKP. Jalanan tol itu pun sangat macet. Para polisi mengatur jalanan untuk kembali menjadi lancar. Beberapa polisi lain mengangkat mayat Arthur yang penuh darah itu. Mereka memasukkan mayat Arthur ke mobil ambulan. Mobil Ambulan itu pun pergi meninggalkan TKP. Perjalanan Arthur berakhir hari itu, kekejaman dan keserakahannya tidak akan ada lagi. Seberapa pun hebatnya Arthur, ia tetap saja bisa terkalahkan. Selamat jalan Arthur

Sabtu, 28 November 2009

34. Ace vs Dead Hunter Day 2- Night of Tragedy

Malam itu di markas persembunyian Dead Hunter, Sagil bersama Cesar sedang menyusun rencana untuk mengalahkan Ace

"jumlah wilayah yang kita kuasai sekarang tinggal 4 Sar, dan wilayah yang dikuasai Ace ada 11 wilayah, kondisi kita semakin buruk sar, jumlah anggota kita sudah berkurang cukup banyak, dengan situasi seperti ini kita bisa kalah," ucap Sagil

"jadi kita harus bagaimana? Alan juga udah tewas, wilayah kita semakin sedikit, gw bingung gil," ucap Cesar

"gw punya rencana bagus sar," ucap Sagil
"rencana apa?"

"malam ini kita serang wilayah Ace! kita lakukan serangan di malam hari supaya Ace kaget dan tidak siap!" ucap Sagil
"jadi maksut lo kita manfaatin kelengahan Ace di malam hari?"
"betul sar! di malam hari mereka pasti tidak begitu siaga kan! paling nggak kita bisa rebut beberapa wilayahnya," ucap Sagil

"gw setuju sama lo! cepet siapin anak-anak! kita beraksi malam ini!" ucap Cesar
"ok sar!"


Malam itu para dead hunter akan melakukan serangan mendadak ke wilayah kekuasaan Ace. Semua dead hunter itu menggunakan mobilnya untuk menyerang Ace malam itu. Lampu-lampu kendaraan dead hunter menerangi gelapnya malam itu. Cesar dan Sagil ada di satu mobil dan mereka menuju wilayah 2 milik Ace

Di dalam mobil

"semua senjata udah dibawa gil?" ucap Cesar
"udah gw bawa semua, tenang aja sar," ucap Sagil
"bagus! malam ini kita hancurkan Ace!" ucap Cesar

Semua mobil dead hunter itu pun melaju kendaraannya lebih cepat



Sementara itu di wilayah 2 milik Ace, para anggota Ace itu sedang mengadakan pesta untuk merayakan keberhasilan mereka merebut sejumlah wilayah milik dead hunter. Arthur berada di tengah-tengah mereka. Ia berdiri di panggung besar yang terletak di bagian depan ruangan

"selamat malam teman-teman semua!" ucap Arthur keras

Semua anggota Flame itu pun menyambut salam dari ketua mereka itu

"malam ini! malam yang sudah kita tunggu-tunggu! kita telah berhasil merebut banyak wilayah dead hunter! sebentar lagi kita bisa mengalahkan dead hunter! setelah dead hunter mati, kitalah penguasa semua wilayah! kitalah geng terkuat! kita, Ace akan terus ada dan tak akan pernah mati! hidup Ace!

Semua anggota Ace yang berjumlah cukup banyak itu bersorak keras mendukung sang ketua mereka, Arthur

"ok! teman-teman! sebagai rasa terima kasih gw! kalian boleh menikmati semua yang ada disini! gw udah siapin semua ini untuk kalian! pendukung setia Ace! ambil semua yang kalian mau! ini untuk kalian!" ucap Arthur keras

Semua anggota Ace itu pun langsung mengambil sejumlah botol bir yang tersedia di meja, ada yang memesan makanan di bar, ada yang menari-nari bersama teman-temannya dan pasangannya. Suasana di markas Ace itu begitu meriah, semua anggota Ace sangat bergembira malam itu. Mereka tidak pernah tahu bahwa musuh terbesar mereka, Dead Hunter akan menyerang wilayah itu sebentar lagi

Arthur berjalan mendekati Bimo dan Karin yang sedang bermain poker bersama teman-teman anggota Ace

"boleh gw gabung?" ucap Arthur
"kemana aja Arth? santai lah disini sama kita, lo main ya? kita lagi main poker nih," ucap Bimo
"boleh, kalo soal poker gw jagonya mo, ya nggak rin? gw jago kan?" ucap Arthur
"biasa aja, gw lebih jago Arth, gw udah menang 4 kali tadi," ucap Karin

"ok kita liat aja," ucap Arthur

Bimo pun membagi kartu itu, semua pemain mendapatkan kartunya masing-masing

"bener kan apa gw bilang, gw emang hoki! menang dah gw nih!" ucap Arthur
"jangan seneng dulu Arth...nih gw tambah uang taruhan gw!" ucap Bimo
"ok gw ikut," ucap Karin
"gw nggak," ucap pemain lain
"gw ikut,"

Permainan pun berlangsung cukup lama dan pada akhirnya Arthur memenangkan permainan itu

"bener kan gw menang, gw jago kalo maen poker, lo semua gak ada apa-apanya," ucap Arthur
"sial, duit gw abis," ucap Bimo
"lagian semua ditaruhin," ucap Karin
"gw kira si Arthur gak punya kartu bagus, soalnya kartu gw udah lumayan bagus tadi," ucap Bimo


Di bagian lain, The ghost dan Alvo sedang minum-minum bersama, mereka berada di pojokan ruangan yang agak gelap

"cih ribut gini suasananya, gw paling nggak suka, buat telinga gw sakit!" ucap Leonard
"namanya juga pesta, gimana sih lo! santai dikit lah!" ucap Alvo
"gw males nih lama-lama disini, gw mau balik," ucap Red
"ngapain lo balik? gak asik amat," ucap Gavin
"gw benci pesta," ucap Red

Red pun berjalan pergi

"gw juga balik ke markas," ucap Zen

Zen pun mengikuti Red yang pergi itu

"yah, tinggal bertiga gini," ucap Gavin
"lebih baik kita ritual aja di markas, ayo cabut," ucap Leonard
"ok deh kalo gitu," ucap Gavin

Leonard dan Gavin pun pergi meninggalkan tempat itu

Alvo bingung melihat teman-temannya pergi meninggalkannya, ia menghabiskan air minumnya dan langsung berjalan menuju Arthur

"setan tuh orang-orang! gak santai banget sih! tiba-tiba pulang gitu," gumam Alvo

Arthur yang sedang ngobrol dengan orang-orang Ace menoleh ke arah Alvo

"ada apa vo?" ucap Arthur
"gw mau balik,"
"cepet banget! santai dulu lah disini, makanan belum abis tuh, makan lagi lah, atau lo bisa maen tuh sama anak-anak," ucap Arthur
"nggak deh Arth, gw mau ritual sama anak-anak ghost, emang resek banget tuh orang-orang, gak bisa santai dikit aja," ucap Alvo

"gapapa si, tapi sebenernya gw agak keberatan kalo lo balik," ucap Arthur
"emang kenapa?"
"gw takut aja kalo nanti tiba-tiba dead hunter nyerang,"

Alvo dan Arthur terdiam sejenak lalu mereka tertawa terbahak-bahak

"tai lo Arth! masih aja malem-malem gini dead hunter nyerang kita? dah tidur kali tuh orang-orang, dah jam 1 pagi gini! masa dia mikirin perang mulu! gimana si lo ah," ucap Alvo

"emang bener sih, pagi-pagi siapa yang mau nyerang kita? orang ronda?" ucap Arthur

Alvo dan Arthur kembali tertawa terbahak-bahak

"gila lo emang Arth, dah ah gw balik, sampe ketemu besok Arth!" ucap Alvo
"ok vo!" ucap Arthur



Di sisi lain, Kapten Ivan sedang mabuk bersama para wanita PSK yang duduk tepat di sebelahnya.

"sayang, ayo minum lagi, abis ini kita main ya," ucap Kapten Ivan mabuk
"aduh kapten, udah kebanyakan minum ah, ayo kita langsung main aja," ucap wanita PSK
"hehehe.....kamu manis deh.......kita main berdua apa rame-rame?" ucap Kapten Ivan
"maunya?"

Kapten Ivan meminum minuman kerasnya

"hmm........bedua aja ya, lebih murah kan? hehehehe" ucap Kapten Ivan
"dasar tua-tua pelit," ucap wanita PSK itu pelan
"ayo sayang," ucap Kapten Ivan

Kapten Ivan dan wanita PSK itu pun pergi ke sebuah kamar


Tidak jauh dari tempat Kapten Ivan berada, Arthur sedang bermain lempar pisau dengan teman-teman anggota Acenya. Para anggora Ace itu berkumpul untuk melihat Arthur bermain. Sasaran lempar permainan itu adalah boneka yang cukup besar dan bertuliskan "dead hunter" di tubuhnya. Ada juga yang bertuliskan "The Flame" dan "S.E.F"

Arthur mengambil ancang-ancang untuk melempar pisau yang ada ditangannya. Ia menarik nafasnya dan langsung melempar pisau itu dengan kuat. Pisau itu menancap di kepala boneka yang bertuliskan "S.E.F"

"untuk Felix dan Theo," ucap Arthur

Bimo menghampiri Arthur

"gw minta pisau itu," ucap Bimo
"satu cukup?" ucap Arthur
"tiga," ucap Bimo

Arthur memberikan tiga pisau kepada Bimo, lalu Bimo melempar satu per satu ketiga pisau itu ke boneka yang bertuliskan "The Flame"

"itu untuk nyokap gw, bokap gw dan adik gw Eva!" ucap Bimo

"lo benci banget ya sama Flame mo?" ucap Arthur
"gw benci banget,"
"sekarang anggota Flame udah mati semua, lo seneng gak? lo puas mo?" ucap Arthur

"gw gak tahu apa arti perasaan ini, gw ngerasa kosong Arth, apa gw lakuin tindakan yang bener Arth? apa semestinya gw harus balas dendam? kalo lo jadi gw, lo bakal ngapain Arth? apa harus gw maafin bajingan kaya mereka? kenapa hidup gw begitu buruk, gw pengen seperti anak-anak lain yang hidupnya bahagia Arth," ucap Bimo

"lo ga bahagia hidup sebagai Ace mo?" ucap Arthur
"gw gak tahu Arth,"

Bimo lalu pergi meninggalkan Arthur, Arthur hanya terdiam



Di mobil dead hunter

"sebentar lagi kita sampe di wilayah 2 gil! anak-anak lain udah pada siap kan?" ucap Cesar
"udah, semua anak-anak di mobil belakang udah pada siap sar!" ucap Sagil
"bagus! cepat lo bersiap! sebentar lagi kita sampai!"
"ok!" ucap Sagil

Sagil mengambil pistolnya dan mengisinya dengan peluru. Para dead hunter yang menyerang wilayah 2 Ace itu berjumlah sekitar 20 orang dengan menggunakan 4 mobil. Mereka lalu berhenti di depan wilayah 2 Ace itu. Cesar dan para anggota dead hunter turun dari mobilnya. Mereka mendekati markas Ace itu dan mengintip dari balik jendela

"kayaknya rame banget di dalem," ucap Cesar
"iya, lagi ada pesta," ucap Sagil
"ok gimana rencananya gil?" ucap Cesar

"gini.....mereka gak tahu kita nyerang kan, terus mereka sedang berada di satu wilayah, mereka sedang berkumpul, itu mempermudah kita, jadi beberapa diantara kita ada yang matiin listrik gedung ini biar mereka semua kaget, terus kita masuk diem-diem dan kita langsung serang Ace! gw bakal ngurus si Karin, dia bakal gw sandera! kalo Karin dah kita sandera, Bimo dan Arthur gak bakal berkutik! kalo Bimo dan Arthur gak berkutik......................"

"kalo mereka gak berkutik kenapa?" ucap anggota dead hunter

"Ace mati,"


"rencana yang bagus gil! jadi semua harus ada di posisi masing-masing, lo dari belakang, gw dari depan, dan Sagil dari samping langsung deketin si Karin, semua ini harus dilakukan pada saat lampu mati," ucap Arthur
"ok ayo semua bergerak!" ucap Sagil


Para dead hunter itu pun berpencar, salah satu diantara mereka mematikan listrik yang terdapat di bagian belakang gedung, dan sisa dead hunter yang lain bergerak untuk mengepung gedung itu dari semua sisi


Di dalam gedung

Arthur berjalan naik ke atas panggung

"ok! temen-temen dengerin gw dulu! acara ini udah mau abis! tapi sebelum itu gw mau kasih tau rencana kita besok untuk menyerang Ace! ada yang mau kasih ide?!" ucap Arthur

"menurut gw besok kita abisin aja semua markas dead hunter! biar langsung mati tuh dead hunter! ya ga temen-temen!" ucap anggota Ace

Suasana menjadi ribut seketika

"diam! diam!..............gw setuju sama lo, tapi gak segampang itu nyerang dead hunter! kita harus cari Cesar dan bunuh dia! kalo dia udah mati, dead hunter menjadi milik kita!

"gw setuju sama lo Arth! kita harus bunuh Cesar! besok kita bunuh Cesar!" ucap Bimo yang tiba-tiba naik keatas panggung

Semua anggota Ace bersorak tanda setuju dengan perkataan Bimo

"ok temen-temen, seperti yang Bimo bilang, jadi rencana kita besok adalah membunuh Cesar!

Tiba-tiba lampu padam

Suasana ruangan pun menjadi ribut dan semua orang Ace bingung karena kejadian ini. Semua ruangan itu menjadi gelap

"wah kenapa nih?"
"ada apa nih?"
"siapa yang matiin lampu"

"tenang! tenang! ini cuma kesalahan teknis! bentar gw panggil dulu orang buat nyalain lampunya," ucap Arthur


"gak perlu Arth!"

"suara siapa itu? kayaknya gak asing sama gw," ucap Arthur

"kita udah lama kenal Arth, masa lo gak kenal sama gw?"

"siapa? siapa lo?!"

"lo bener mau tau gw Arth? lo bakal nyesel Arth kalo tau gw!"

"siapa lo bangsat! cepet kasih tau nama lo!"

"Cesar!"

Semua anggota Ace kaget bukan main ketika Cesar menyebutkan namanya, ruangan itu sangat gelap dan sangat sulit untuk melihat benda apapun.

"jangan bercanda lo! lo kira gw gampang ditipu! Cesar gak bakal kesini goblok!" ucap Arthur


Lampu pun kembali menyala

"siapa bilang gw gak bakal kesini Arth?" ucap Cesar

Arthur sangat kaget ketika melihat Cesar berada tidak jauh di depannya. Sagil yang berada di samping Cesar telah menyandra Karin yang terus memberontak. Semua dead hunter yang lain pun mengarahkan senjata mereka ke orang-orang Ace dari semua sisi gedung. Ace telah terpojok malam itu. Arthur dan Bimo pun tidak bisa apa-apa karena Karin disandera oleh Sagil

"lepasin Karin!" ucap Bimo
"gak bakal gw lepasin mo!" ucap Sagil
"terus mau lo apa kalo gitu?" ucap Bimo

"gw mau Ace menyerah ke Dead Hunter!" ucap Cesar
"gak bakal gw nyerah sama lo sar!" ucap Arthur

"ooh.......gitu??! lo mau adek lo mati mo?" ucap Cesar

"jangan! jangan bunuh adek gw! gw bakal nurutin semua kata lo!" ucap Bimo
"apasi lo mo! udah bunuh aja! gw gak mau nyerah ke dead hunter! bunuh aja si Karin," ucap Arthur
"apa maksut lo Arth? kenapa lo kaya gini? Karin itu adek gw! adek temen lo!" ucap Bimo

"gw gak peduli! yang gw peduli cuma Ace! Ace gak boleh kalah! gw gak boleh kalah! gw harus menang! gw gak peduli sama nyawa lo atau Karin!" ucap Arthur

"ternyata lo kaya gini Arth?! lo gak setia kawan Arth?! dulu gw pernah nolong lo! lo utang nyawa sama gw!" ucap Bimo

"Bacot!"

Arthur memukul Bimo hingga membuat Bimo terjatuh ke lantai

"Arth?! lo....." ucap Bimo
"utang? utang apa?! lo udah gw jadiin animus pun udah lebih dari untung kan! jadi gw utang apa sama lo! lo yang harus berterima kasih sama gw! jangan macem-macem sama gw!" ucap Arthur


Cesar hanya tertawa melihat perpecahan dalam diri Ace

"Arthur...........Arthur.........,dari dulu emang lo gak pernah berubah, lo terlalu haus akan kekuasaan dan berkhianat dengan temen lo sendiri untuk mencapai itu, lo itu salah Arth," ucap Cesar

"udah jangan banyak omong! bunuh aja tuh si Karin abis itu cabut dari sini! gw gak bakal mau nyerah sama dead hunter!" ucap Arthur

"ok! gw minta sekali lagi, lo mau nyerah Arth? mo?" ucap Cesar

"gw mau! gw mohon jangan bunuh Karin!" ucap Bimo
"nggak, sampai kapan pun," ucap Arthur

"hmm.........kalo gitu jawabannya kalian ga mau nyerah, sori mo........"

Sagil, Cesar dan teman-temannya menembak para anggota Ace yang berada di ruangan itu. Suara tembakan yang berdesing memenuhi ruangan malam itu. Darah dari orang-orang Ace itu memenuhi seluruh ruangan itu. Tembok dan lantai ruangan itu dipenuhi darah merah yang pekat. Peluru-peluru kosong banyak bergeletakan di lantai.


"liat....semua anggota Ace udah mati, gw sengaja gak bunuh Karin dulu, gw cuma mau ngasih tau kalo gw ini serius, gw nggak segan-segan bunuh Karin kalo lo tetep gak mau nyerah Arth," ucap Cesar

"Arth gw mohon nyerah, gw mohon Arth.....gw gak mau Karin mati Arth," ucap Bimo
"berisik! gak bakal gw nyerah! bunuh aja si Karin! gw gak peduli!" ucap Arthur

"kasian banget lo mo, semestinya dari dulu lo gak gabung sama Ace, lo udah salah ambil keputusan mo," ucap Cesar

"Arth! kenapa lo jadi gini! gw kira kita sahabat Arth! kita ini teman Arth! kita semestinya saling melindungi! bukan saling mengkhianati seperti ini!" ucap Karin yang disandera oleh Sagil itu

"kalian emang temen gw.....gw emang peduli sama kalian, tapi gw lebih peduli sama kekuasaan gw dan Ace! yang penting gw gak kalah! gw gak bakal nyerah sama Cesar!" ucap Arthur

"egois lo Arth! gw gak nyangka ternyata lo kaya gini!" ucap Karin

Arthur hanya tersenyum dengan licik

"jadi gimana sar? lo bingung kan? lo bunuh aja tuh si Karin, gw gak bakal mau nyerah sama lo sar!" ucap Arthur

"lo yakin Arth? lebih baik lo nyerah aja! kalo lo nyerah Karin gak bakal mati! gimana? ini kesempatan yang terakhir, kalo jawaban lo tetep ga mau nyerah, Karin mati!" ucap Cesar

"gw gak mau nyerah," ucap Arthur
"ok, udah jelas kalo gitu, bunuh Karin gil!"
"jangan!!! jangan bunuh Karin!" Bimo berteriak


DAR!

Kapten Ivan terlihat menembakkan pistolnya. Sagil merintih kesakitan karena tertembak di bagian punggung oleh Kapten Ivan itu. Cesar kaget melihat Kapten Ivan menembak Sagil. Sagil terjatuh dan Karin langsung berlari mendekati Bimo. Para Anggota Dead hunter langsung menembak Arthur, Bimo dan Karin yang berlari keluar gedung. Kapten Ivan pun tertembak oleh para geng dead hunter itu dan langsung tewas. Cesar mendekati Sagil dan melihat Sagil sudah tak bernyawa lagi. Cesar pun berlari untuk mengejar Arthur yang kabur itu

"jangan lari lo Arth!" ucap Cesar berteriak

Cesar menembak Arthur dari jauh, Arthur berlari dengan cepat dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Arthur kabur malam itu tanpa kedua sahabatnya Bimo dan Karin


Sementara itu Bimo dan Karin sedang kabur dari pengejaran para dead hunter itu. Mereka terus masuk ke dalam hutan gelap itu untuk berlari dari kejaran dead hunter. Para dead hunter yang berjumlah sekitar 15 orang terus mencari Bimo dan Karin yang bersembunyi itu.

"mana lagi nih si Bimo sama Karin?!" ucap anggota dead hunter
"di sini juga ga ada" ucap dead hunter yang lain
"percuma kalo gelap gini nyarinya, kita balik aja,"
"ok kalo gitu!"

Para anggota dead hunter itu pun kembali ke markas Ace. Bimo dan Karin terlihat kelelahan dan sedang bersembunyi di balik pohon besar yang terdapat di hutan itu.

"kayanya udah aman," ucap Bimo
"iya....untung mereka gak tahu kalo kita di sini," ucap Karin
"gw gak ngerti sama Arthur, ternyata dia gak seperti apa yang gw kira selama ini," ucap Bimo
"jangan sampe kita berhubungan sama dia lagi, gw udah benci sama dia, dia cuma mikirin diri sendiri! gak pernah mikirin sahabatnya!" ucap Karin
"dia itu emang terlalu haus akan kekuasaan, demi kekuasaan Ace dia rela ngelakuin apa pun," ucap Bimo
"ya udah lah, kita balik ke rumah kakek aja," ucap Karin
"ok! kita cari tempat penginapan dulu, besok pagi baru kita ke rumah kakek" ucap Bimo

Bimo dan Karin pun berjalan pergi dari hutan itu


Para dead hunter dan Cesar pun pergi dari markas Ace itu setelah membakar gedung markas Ace itu. Cesar dan dead hunter telah kehilangan Sagil malam itu. Ace pun mengalami perpecahan setelah pengkhianatan Arthur dengan kedua temannya Bimo dan Karin. Para animus itu pun memilih jalannya sendiri-sendiri mulai malam itu.



Satu jam setelah kejadian tragis di markas Ace

Arthur menyetir mobilnya malam itu dengan sangat cepat. Ia menuju rumah kakek Bimo dan Karin. Tak lama ia pun sampai di rumah kakek Bimo dan menghentikan mobilnya tepat di depan rumah kakek Bimo. Arthur keluar dari mobil dan berjalan menuju rumah. Arthur mengetuk pintu rumah itu. Tak lama kakek Bimo pun membukakan pintu itu

"Arth...sudah pulang? sudah selesai pestanya? segeralah tidur, sudah jam 3 pagi......Bimo sama Karin mana?" ucap kakek Bimo
"Bimo sama Karin sebentar lagi datang, mereka tidak pulang bareng saya," ucap Arthur
"oh begitu, yasudah istirahatlah Arth,"

Arthur berjalan masuk ke rumah dan menuju ruang bawah tanah untuk mengambil senjata-senjatanya dan perlengkapan lain milik Ace. Arthur memasukkan semua senjata dan amunisinya ke dalam tas ransel besar yang ia bawa. Ia juga mengambil semua barang-barang miliknya dan segera pergi dari ruang bawah tanah itu. Kakek Bimo menghampirinya

"Arth kenapa semua barang-barang kamu bawa? kamu mau pindah dari rumah ini?" ucap Kakek Bimo
"iya kek, saya dan Bimo sudah bukan teman lagi," ucap Arthur
"apa maksutmu Arth?"
"Bimo mengkhianati saya, tadi pada saat pesta, dead hunter menyerang, saya terpojok tadi, tapi Bimo dan Karin mengacuhkan saya sehingga saya hampir terbunuh, saya muak dengan mereka, saya ingin pergi dari sini," ucap Arthur berbohong

"Bimo tidak seperti itu, kakek yakin dia tidak akan berkhianat Arth,"
"sudah lah kek, Bimo itu tidak seperti yang kakek kira," ucap Arthur
"jadi kamu mau pergi Arth?"
"iya kek, tapi sebelum itu berikan saya pelukan terakhir kek, mungkin kita tidak akan bertemu lagi," ucap Arthur

Kakek pun memeluk Arthur dengan erat. Arthur yang licik itu langsung menembak kakek Bimo dengan pistolnya pada saat memeluknya. Kakek Bimo kaget bukan main dan melihat Arthur sejenak

"ke.......kenapa Arth?" ucap kakek Bimo
"maafkan saya kek," ucap Arthur dengan wajah dingin

Kakek Bimo pun terjatuh dan langsung meninggal. Arthur berjalan keluar rumah dan langsung pergi meninggalkan rumah itu. Malam yang diawali dengan kebahagiaan dari anggota Ace yang berpesta itu berakhir dengan penuh tragedi ketika para animus itu pecah dan menjadi bermusuhan. Ace yang kuat itu telah terpecah menjadi dua kubu, yaitu kubu Arthur dan kubu Bimo, Karin. Pengkhianatan Arthur yang licik dan haus akan kekuasaan itulah pemicu dari perpecahan Ace ini. Arthur tersenyum licik sambil mengendarai mobilnya. Perlahan mobil Arthur hilang dibalik gelapnya hutan.

Rabu, 25 November 2009

**My new novel after "petualangan Irham"

Gw udah punya ide untuk bikin novel baru selain petualangan irham. Petualangan Irham bakal ada lanjutannya, tapi setelah edisi 1 ini tamat gw bakal bikin novel baru yang beda dari novel petualangan irham ini. Gw mau buat novel tentang perjalanan seorang legenda sepak bola dari dia kecil sampe jadi legenda sepak bola yang terkenal di dunia.

Karakter utamanya ya legenda sepak bola ini, dia ceritanya dari Indonesia gitu, dari kecil hobi maen bola terus ikut klub bola, sampai jadi profesional, terus masuk ke timnas, terus berhasil bawa timnas indonesia ke piala dunia, gitu-gitu lah, mungkin mirip-mirip captain tsubasa kali ya, haha, tapi ini lebih ada dramatisasi nya, ada pesan moral, perjuangan hidup, gitulah. Intinya tentang legenda sepak bola yang tadinya orang biasa aja, terus jadi orang terkenal banget sekelas Pele atau maradona gitu. Ya jelas ini emang fiksi, tapi yang jelas gak bakal ada kata-kata kasar kaya di petualangan irham, hmm....mungkin di novel ini gw pake bahasa inggris biar nyaingin novel harpot gitu, ya kali, bisa mampus gw kalo pake bahasa inggris, bahasa indo aja susah, haha,


ditunggu ya novelnya! dijamin lebih mantap dari petualangan irham! see ya!

Jumat, 20 November 2009

33. Ace vs Dead Hunter Day 1- The coup of the two gangster

Seminggu setelah kejadian pembunuhan di markas Flame. Beberapa anak geng sedang mencoret-coret tembok dengan pilox mereka

"dibagian sini dah beres! tulisannya gimana? artistik abis kan?"
"hmm.....bagus sih.............yang lain juga udah beres, ayo cabut ke markas, kita ketemu sama bos Arthur,"
"ok! dengan begini kita berhasil nguasain daerah sini! daerah lain harus kita ambil dari tangan dead hunter!"

Para anak geng bawahan Ace itu pergi meninggalkan tembok yang bertuliskan "Ace's territory"

Tanda tulisan itu menunjukkan daerah kekuasaan dari sebuah geng. Dengan membuat tulisan itu, Ace telah mengambil alih wilayah itu dari tangan dead hunter. Ace dan dead hunter terus saling berusaha untuk memperluas wilayah mereka dengan saling berebut wilayah kekuasaan satu sama lain



Siang itu di suatu tempat yang sepi. Sekumpulan geng sedang menjaga daerah mereka. Mereka ini adalah geng bawahan Ace.

"Arthur bilang kita harus jaga daerah ini, jangan sampe dead hunter itu ngambil daerah ini! sekarang kita sedang berperang melawan mereka! satu-satunya jalan untuk menang adalah kita harus menguasai banyak daerah untuk dijadikan basecamp kita! siapa pun yang berjaket abu-abu bertuliskan dead hunter, bunuh!"
"itu liat di depan....mobil itu......"

Semua anggota geng bawahan Ace itu melihat sekumpulan dead hunter dengan motor dan mobil nya mendekati mereka. Dua mobil dan tiga motor dead hunter telah menyerang wilayah kekuasaan Ace. Pasukan dead hunter yang menyerang berjumlah 10 orang

"cepat! cepat! siapkan senjata! serang mereka!"


Semua anggota Ace itu menembak para dead hunter itu. Beberapa dead hunter yang menggunakan motor langsung jatuh karena tertembak. Para dead hunter yang menggunakan mobil itu melaju lebih cepat ke arah para anggota Ace berdiri. Mereka menghentikan mobilnya lalu keluar dari mobil. Mereka menembakkan pistolnya ke arah anggota Ace itu.

"bangsat! bunuh semua! bunuh Ace! tembak!"

Semua anggota dead hunter itu bersembunyi di belakang mobil mereka dan menembakkan pistolnya ke arah anggota Ace. Duel senjata pun tak terelakkan. Satu per satu anggota Ace jatuh terkena tembakkan dead hunter.

Tak lama duel tembak menembak itu pun usai. Satu orang yang tersisa dari Ace bersembunyi di belakang bak sampah yang besar. Ia ketakutan. Para dead hunter yang tersisa 5 orang mendekati anggota Ace itu.

"dimana Arthur bersembunyi?" ucap anggota dead hunter itu
"gw gak tahu,"
"jangan bohong! kalo lo ngasih tau, lo gak bakal mati hari ini!"
"gw bener-bener gak tahu, lagipula kalo gw tahu, gw gak bakal ngasih tau sama lo dead hunter anjing!"

DAR DAR DAR!!!

Semua anggota dead hunter menembak orang Ace itu tanpa ampun. Ia pun tewas seketika

"cih! Ace murahan! geng murahan! ketua lo itu pengkhianat!" ucap anggota dead hunter itu
"dengan begini, wilayah ini milik kita...... eh cepet kasih tanda di tembok itu!"
"ok!"

Seorang anggota dead hunter itu menandai tembok itu menggunakan piloxnya, ia menuliskan "DH" di tembok itu yang menunjukkan lambang daerah kekuasaan dead hunter

"eh lo cepet hubungin markas, bawa beberapa orang kesini untuk jaga wilayah ini, jangan sampe direbut sama Ace!"
"ok sip!" ucap anggota dead hunter itu



Di markas Dead hunter

"sar! gw punya kabar baik dan kabar buruk! kabar baiknya, sejauh ini 1 dari 10 wilayah Ace udah kita kuasain, selanjutnya kita akan menuju wilayah Ace di daerah pinggiran kota!" ucap anggota dead hunter itu

"terus kabar buruknya?" ucap Cesar

"kabar buruknya, 1 wilayah kita telah berhasil dikuasai oleh Ace!"
"gawat! kalo gitu wilayah kita tinggal ada 5 termasuk wilayah dead hunter yang baru kita kuasai! kita memang kalah jumlah wilayah dibanding Ace! kalo gitu kalian semua cepat kuasai wilayah Ace yang lain! jangan sampai kalah cepat dengan Ace!" ucap Cesar

"ok! gw berangkat dulu!" ucap anggota itu

Tiba-tiba

"Sar! gawat! wilayah 3 kita diserang Ace! disana ada geng tangguh dari bawahan Ace! para dead hunter kewalahan disana!" ucap anggota dead hunter dengan panik

"apa?! kalo gitu cepat kirim bantuan kesana! kita harus menjaga wilayah itu!

"ok!" ucap anggota geng dead hunter itu



Sementara itu di wilayah 3 milik dead hunter para geng Ace dan dead hunter sedang saling tembak menembak satu sama lain. Suara tembakan begitu ramai memenuhi gudang kosong itu.
Alan yang berada disana, sedang bersembunyi di balik tembok. Ia terlihat kelelahan, nafasnya tersengal-sengal dan wajahnya berkeringat. Ia melihat keadaan di sekitar. Ia memastikan tidak ada anggota Ace

"gila, pasukan Ace banyak banget! kalo gini terus gw bisa mati nih! tenang.........tenang lan......gw gak boleh mati sebelum bunuh Karin, pasti gw tepatin janji gw Nay." gumam Alan

Alan berjalan pelan sambil melihat situasi sekitar, ia memegang pistolnya erat-erat

"temen-temen gw mana lagi nih......udah pada tewas kali ya....." gumam Alan


"liat itu dead hunter! tembak!"

Para anggota Ace yang melihat Alan dari bagian atas gudang itu langsung menembak Alan dengan pistolnya. Alan yang kaget pun langsung bersembunyi di balik tembok

"woy dead hunter! mending lo nyerah aja! lo tinggal sendiri disini!" ucap anggota Ace itu
"nggak bakal gw nyerah! lo kira lo semua bisa bunuh gw hah! gw ini Alan! gw ini kuat!" ucap Alan

"ya terserah deh kalo gitu! berarti lo mati disini!"

"bacot lo semua!"

Alan menembak para anggota Ace itu satu per satu. Semua anggota Ace itu berhasil tertembak dan terjatuh ke bawah. Anggota Ace yang lain menembak balik Alan yang bersembunyi di balik tembok itu. Alan hanya bisa bersembunyi di balik tembok, lalu ia melihat anggota Ace berdatangan melalui pintu depan gudang untuk memberikan bantuan

"sial! tambah banyak lagi! gw harus kabur! Nay! gw gak mau mati disini Nay! gw gak mau mati sekarang!"

Alan langsung berlari meninggalkan gudang itu. Semua anggota Ace melihatnya dan langsung mengejarnya. Alan yang berlari itu ditembak oleh para anggota Ace. Alan semakin cepat berlari, ia langsung masuk ke mobilnya. Di dalam mobil ia berusaha menyalakan mobil itu, namun mobil itu tidak bisa menyala

"brengsek! cepet nyala! gw bisa mati disini!" ucap Alan

Seorang anggota Ace itu mengisyaratkan temannya untuk mengambil sebuah senjata bazoka (pelontar bom). Ia berniat untuk menghancurkan Alan bersama mobilnya dengan senjata mengerikan itu.

"nih....mampusin tuh orang dead hunter yang menyedihkan," ucap anggota Ace

Anggota Ace itu membidik mobil Alan dengan senjata bazoka-nya. Lalu ia langsung menembak mobil Alan dengan senjata itu. Alan berhasil menghidupkan mobilnya, ia langsung menjalankan mobilnya dengan cepat. Sebuah roket lontar dari bazoka itu dengan cepat menuju mobil Alan dan mengenai bagian belakang mobil Alan itu. Mobil Alan terbakar dan tak terkendali. Lalu mobil itu masuk ke dalam jurang.

"mampus lo dead hunter menyedihkan!"

Semua anggota Ace itu tertawa puas melihat Alan jatuh kedalam jurang. Lalu mereka masuk ke dalam gudang itu. Wilayah 3 milik dead hunter telah diambil alih oleh Ace



Tak lama, bala bantuan dead hunter untuk melindungi wilayah 3 itu pun datang. Namun, mereka sudah terlambat. Mereka masuk ke dalam gudang itu, mereka melihat mayat-mayat dead hunter yang sudah ditumpuk menjadi satu.

"a-apa-apaan ini?" ucap salah satu anggota dead hunter

Para anggota Ace keluar dari persembunyiannya dan langsung membidikkan senjata mereka ke dead hunter yang baru tiba itu. Para dead hunter yang kalah jumlah itu pun langsung mengangkat tangan mereka dan membuang senjata mereka tanda menyerah. Lalu para anggota Ace itu menembak semua anggota dead hunter itu tanpa ampun. Semua anggota dead hunter itu pun tewas.



Di stasiun kereta kota

Jam di stasiun kereta itu menunjukkan pukul 2 siang. Stasiun itu cukup ramai dengan orang-orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Mereka terlihat ingin cepat sampai di tempat tujuan mereka. Para penjual-penjual makanan dan minuman pun menawarkan makanannya ke penumpang kereta, namun ada diantara mereka yang berhasil menjual barang dagangan mereka dan ada juga yang tidak berhasil. Mereka yang tidak berhasil akan terus berusaha untuk bisa menjual dagangan mereka untuk bisa membeli sesuap nasi saja. Seorang anak kecil penjual koran sibuk menjual korannya. Ia terus berteriak untuk mendapat perhatian dari para penumpang. Seseorang bermantel coklat dan bertopi hitam mendekati anak penjual koran itu.

"berapa koran baru itu?" ucap Sagil
"2000 saja," ucap anak itu
"ini uangnya, kamu sebaiknya cepat pergi dari sini, akan ada pembunuhan sebentar lagi," ucap Sagil

Anak penjual koran itu langsung pergi meninggalkan Sagil dengan perasaan takut. Sagil lalu duduk di bangku sambil membaca koran. Seseorang disebelahnya berbicara kepadanya

"kita harus terus waspada gil, sebentar lagi orang-orang Ace itu turun di stasiun ini, mereka mau menyerang wilayah 2 kita," ucap anggota dead hunter yang menyamar itu

"gw selalu waspada, gw tahu mereka bakal dateng 5 menit lagi, ini sudah jam 2, semestinya kereta mereka datang jam segini, tapi lo tau kan kereta itu selalu terlambat, jadi tunggu lah 5 menit lagi," ucap Sagil

"sip lah, begitu mereka keluar dari kereta, kita tembak mereka,"
"jangan lupa pake topeng lo," ucap Sagil

"gil! gw dapet kabar wilayah 3 udah diambil alih sama orang-orang Ace! Alan juga tewas katanya disana! si Alan gak bisa dihubungi katanya!" ucap anggota dead hunter itu
"brengsek! jadi wilayah kita semakin berkurang! kalo gini terus jumlah anggota kita bakal abis! kalo gitu pokoknya yang di stasiun kereta ini harus kita abisin semua! jangan sampe ada yg lolos!" ucap Sagil



Sebuah kereta untuk kedatangan jam 2 siang terlihat dari jauh menuju stasiun untuk menurunkan penumpangnya. Jam menunjukkan pukul jam 14.06. Sagil melihat jamnya

"cih telat 6 menit," ucap Sagil
"telat segitu mah biasa kan gil?"
"kalo telat terus dibiarin gitu dan jadi kebiasaan, mau jadi apa?"
"yah udah budaya namanya juga gil" ucap anggota dead hunter yang lain
"budaya kok telat," ucap Sagil tersenyum sinis

Sagil dan keempat teman dead hunternya duduk dibangku stasiun itu. Kereta yang baru datang itu berhenti untuk menurunkan penumpangnya. Para penumpang di dalam kereta itu pun keluar dari kereta satu per satu. Jumlah penumpang kereta itu tidak terlalu banyak. Sagil dan keempat temannya itu terus memperhatikan para penumpang yang turun dari kereta itu

"jaket hijau tua," ucap Sagil
"begitu melihat, langsung bunuh," ucap anggota dead hunter itu


Sekumpulan orang berjumlah 10 orang memakai jaket berwarna hijau tua turun dari kereta. Mereka terlihat misterius. Mereka adalah anggota Ace. Sagil dan teman-temannya berdiri dan langsung mendekati para anggota Ace itu. Sagil memakai topengnya, lalu ia mengeluarkan senjata kedap suaranya dari mantel yang ia pakai. Sagil dan teman-temannya langsung menembak para anggota Ace itu. Para anggota Ace itu pun kaget bukan main, beberapa diantara mereka langsung tewas seketika. Para penumpang kereta dan orang sekitar langsung berteriak dan ketakutan ketika terjadi pembunuhan di stasiun itu.

Anggota dead hunter yang tersisa 3 orang itu pun melarikan diri. Mereka berlari sangat cepat. Sagil dan teman-temannya mengejar mereka. Mereka saling kejar mengejar satu sama lain. Para anggota Ace yang ketakutan itu berlari dengan sangat cepat menuju kereta yang akan pergi meninggalkan stasiun itu. Mereka terus berlari dan akhirnya berhasil masuk ke dalam kereta itu. Sagil dan teman-temannya yang berada di belakang terus berlari dan masuk ke dalam kereta itu. Mereka mencari anggota Ace yang berpura-pura jadi penumpang itu. Karena jumlah penumpang kereta yang cukup ramai. Sagil kesulitan mencari 3 orang Ace itu

"sial! dimana mereka?!" ucap Sagil
"rame gini penumpangnya, jadi susah," ucap anggota dead hunter
"lo cari ke gerbong paling depan, gw disini, lo ke gerbong satunya dan lo berdua sisanya, cepet! kalo ketemu langsung bunuh," ucap Sagil


Sagil pun berpencar dengan temannya, ia sudah melepas topengnya dan menyembunyikan senjatanya di balik mantelnya. Seorang nenek memanggil Sagil

"nak, kenapa kamu terlihat cemas seperti itu? duduklah disebelah nenek sini,"
"oh tidak apa-apa nek, terima kasih atas tempat duduknya," ucap Sagil
"sopan sekali kamu ini nak,"
"terima kasih nek, sebenarnya tidak juga," ucap Sagil
"nak, kenapa wajahmu ditutupi perban seperti itu?"
"bekas luka bakar nek,"
"oh begitu, berhati-hatilah nak, jaga dirimu, kasian orang tuamu nanti kalo terjadi apa-apa denganmu,"

"orang tua saya sudah meninggal nek," ucap Sagil
"oh.....maafkan nenek ya.......nenek tidak tahu,"
"tidak apa-apa"
"nek lihat anak itu....." ucap Sagil

Nenek itu melihat seorang anak laki-laki yang bahagia dan sedang bergembira bersama orang tuanya. Orang tuanya sedang memanjakannya. Anak itu pun tertawa dengan riang.

"ada apa dengan anak itu?"
"aku iri dengan anak itu......aku ingin seperti dia.....tanpa beban dan selalu bahagia. Orang tuanya pun sangat menyayanginya," ucap Sagil
"orang tuamu pun selalu menyayangimu disana nak, mereka selalu tersenyum kepadamu,"
"saya rasa ayah tidak sayang saya nek,"
"tidak ada orang tua yang tidak sayang dengan anaknya," ucap nenek itu

Tiba-tiba nenek itu tertembak dan langsung tewas. Sagil sangat kaget dan melihat arah tembakan itu. Ia melihat anggota Ace duduk tidak terlalu jauh darinya. Orang Ace itu tadinya ingin menembak Sagil, namun karena kereta yang tidak stabil, orang Ace itu sulit untuk membidik dengan tepat dan membuat tembakan itu mengenai seorang nenek yang duduk tepat di sebelah Sagil. Sagil langsung berlari mengejar anggota Ace yang kabur itu. Semua penumpang panik dan berteriak. Mereka semua menjadi tidak terkendali. Kereta itu pun berhenti mendadak karena keadaan darurat.

Anggota Ace itu langsung berlari keluar dari kereta. Ia terus berlari dan bersembunyi di sebuah gang yang sepi. Ia terlihat sangat kelelahan. Sagil terus mengikuti anggota Ace itu dan langsung meletakkan pistolnya di kepala anggota Ace itu. Anggota Ace itu kaget bukan main ketika melihat pistol Sagil tepat di samping kepalanya.

"mau kemana lagi lo?" ucap Sagil
"terus kenapa? emang lo kira gw takut mati? tembak aja" ucap anggota Ace itu
"ada kata terakhir?"

"kata terakhir gw...........mati aja lo semua anggota dead hunter bangsat! lo gak bakal bisa ngalahin Ace! Ace lah yang paling terkuat! dead hunter itu akan mati!!"

Sagil langsung menembakkan pistolnya. Anggota Ace itu pun terjatuh dan tewas. Ia lalu memeriksa mayat orang ace itu. Sagil mengambil pistol milik orang Ace itu, lalu temannya menghubunginya

"halo dimana lo gil?"
"gw di gang deket halte bus yang ada bapak-bapak tua sendirian,"
"lo tunggu disitu, bentar lagi kita kesana,"
"ok,"


Tidak lama sebuah mobil berhenti tepat di depan halte bus itu, Sagil langsung berlari menuju halte bus itu. Seorang bapak tua yang duduk sendirian di halte bus itu melihat Sagil dengan sangat aneh, ia melihat banyak darah di mantel Sagil. Sagil melihat bapak-bapak itu

"pak, cepat panggil polisi, ada seseorang yang terbunuh di gang depan itu," ucap Sagil

Sagil pun masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan tempat itu

Seorang bapak tua itu pun bingung dengan perkataan Sagil, lalu ia berjalan ke gang itu karena penasaran. Bapak itu pun kaget ketika melihat mayat laki-laki tergeletak dengan darah yang banyak mengalir dari kepalanya. Lalu bapak itu langsung menghubungi polisi sore itu



Waktu terus berlalu, matahari pun mulai menghilang dan langit pun perlahan menjadi gelap. Senja itu, di sebuah sungai yang airnya mengalir tenang, seorang laki-laki sedang terluka parah. Ia baru sadar setelah cukup lama pingsan. Ia terlihat sangat lemah

"aku masih hidup?" gumam Alan

Alan berdiri dan berjalan sempoyongan, ia tidak tahu ada dimana. Ia berjalan menuju jalan raya untuk mencari tumpangan. Alan masih hidup setelah jatuh ke jurang itu. Ia terluka cukup parah.



Di tempat persembunyian Ace

"hari pertama perang lawan dead hunter udah banyak korban Arth," ucap Bimo
"iya, anggota kita lumayan banyak yang mati, tapi tenang aja mo....pasukan Ace tuh banyak, dead hunter itu gak ada apa-apanya," ucap Arthur
"tapi kita juga gak boleh ngeremehin mereka kan," ucap Karin

"gw gak pernah ngeremehin mereka, tapi emang kita tuh jauh lebih kuat dibanding mereka," ucap Arthur
"kenapa lo begitu yakin Arth?" ucap Karin

"gw yakin banget, kemaren kita kan baru nyuri uang bank, jadi kita bisa beli banyak senjata, terus anggota kita juga jadi nambah, gw yakin bisa menang lawan Cesar," ucap Arthur

Arthur berjalan sambil mengambil pisau yang menancap di meja. Ia melihat foto kakaknya Cesar yang terdapat di tembok kayu itu.

"apapun yang terjadi, gw gak akan kalah dari kakak gw Cesar, gw harus menang! kalo perlu biar gw sendiri yang bunuh dia!

Arthur melempar pisau itu ke foto Cesar dengan kencang. Pisau itu tepat mengenai foto itu dan menancap cukup dalam. Arthur tertawa dengan sangat jahat malam itu. Ia tertawa dengan nada yang sangat menyeramkan.

Setelah tertawa dengan sangat jahat, ia dengan lantang berbicara, "the war is just begin!!!"