Sabtu, 28 November 2009

34. Ace vs Dead Hunter Day 2- Night of Tragedy

Malam itu di markas persembunyian Dead Hunter, Sagil bersama Cesar sedang menyusun rencana untuk mengalahkan Ace

"jumlah wilayah yang kita kuasai sekarang tinggal 4 Sar, dan wilayah yang dikuasai Ace ada 11 wilayah, kondisi kita semakin buruk sar, jumlah anggota kita sudah berkurang cukup banyak, dengan situasi seperti ini kita bisa kalah," ucap Sagil

"jadi kita harus bagaimana? Alan juga udah tewas, wilayah kita semakin sedikit, gw bingung gil," ucap Cesar

"gw punya rencana bagus sar," ucap Sagil
"rencana apa?"

"malam ini kita serang wilayah Ace! kita lakukan serangan di malam hari supaya Ace kaget dan tidak siap!" ucap Sagil
"jadi maksut lo kita manfaatin kelengahan Ace di malam hari?"
"betul sar! di malam hari mereka pasti tidak begitu siaga kan! paling nggak kita bisa rebut beberapa wilayahnya," ucap Sagil

"gw setuju sama lo! cepet siapin anak-anak! kita beraksi malam ini!" ucap Cesar
"ok sar!"


Malam itu para dead hunter akan melakukan serangan mendadak ke wilayah kekuasaan Ace. Semua dead hunter itu menggunakan mobilnya untuk menyerang Ace malam itu. Lampu-lampu kendaraan dead hunter menerangi gelapnya malam itu. Cesar dan Sagil ada di satu mobil dan mereka menuju wilayah 2 milik Ace

Di dalam mobil

"semua senjata udah dibawa gil?" ucap Cesar
"udah gw bawa semua, tenang aja sar," ucap Sagil
"bagus! malam ini kita hancurkan Ace!" ucap Cesar

Semua mobil dead hunter itu pun melaju kendaraannya lebih cepat



Sementara itu di wilayah 2 milik Ace, para anggota Ace itu sedang mengadakan pesta untuk merayakan keberhasilan mereka merebut sejumlah wilayah milik dead hunter. Arthur berada di tengah-tengah mereka. Ia berdiri di panggung besar yang terletak di bagian depan ruangan

"selamat malam teman-teman semua!" ucap Arthur keras

Semua anggota Flame itu pun menyambut salam dari ketua mereka itu

"malam ini! malam yang sudah kita tunggu-tunggu! kita telah berhasil merebut banyak wilayah dead hunter! sebentar lagi kita bisa mengalahkan dead hunter! setelah dead hunter mati, kitalah penguasa semua wilayah! kitalah geng terkuat! kita, Ace akan terus ada dan tak akan pernah mati! hidup Ace!

Semua anggota Ace yang berjumlah cukup banyak itu bersorak keras mendukung sang ketua mereka, Arthur

"ok! teman-teman! sebagai rasa terima kasih gw! kalian boleh menikmati semua yang ada disini! gw udah siapin semua ini untuk kalian! pendukung setia Ace! ambil semua yang kalian mau! ini untuk kalian!" ucap Arthur keras

Semua anggota Ace itu pun langsung mengambil sejumlah botol bir yang tersedia di meja, ada yang memesan makanan di bar, ada yang menari-nari bersama teman-temannya dan pasangannya. Suasana di markas Ace itu begitu meriah, semua anggota Ace sangat bergembira malam itu. Mereka tidak pernah tahu bahwa musuh terbesar mereka, Dead Hunter akan menyerang wilayah itu sebentar lagi

Arthur berjalan mendekati Bimo dan Karin yang sedang bermain poker bersama teman-teman anggota Ace

"boleh gw gabung?" ucap Arthur
"kemana aja Arth? santai lah disini sama kita, lo main ya? kita lagi main poker nih," ucap Bimo
"boleh, kalo soal poker gw jagonya mo, ya nggak rin? gw jago kan?" ucap Arthur
"biasa aja, gw lebih jago Arth, gw udah menang 4 kali tadi," ucap Karin

"ok kita liat aja," ucap Arthur

Bimo pun membagi kartu itu, semua pemain mendapatkan kartunya masing-masing

"bener kan apa gw bilang, gw emang hoki! menang dah gw nih!" ucap Arthur
"jangan seneng dulu Arth...nih gw tambah uang taruhan gw!" ucap Bimo
"ok gw ikut," ucap Karin
"gw nggak," ucap pemain lain
"gw ikut,"

Permainan pun berlangsung cukup lama dan pada akhirnya Arthur memenangkan permainan itu

"bener kan gw menang, gw jago kalo maen poker, lo semua gak ada apa-apanya," ucap Arthur
"sial, duit gw abis," ucap Bimo
"lagian semua ditaruhin," ucap Karin
"gw kira si Arthur gak punya kartu bagus, soalnya kartu gw udah lumayan bagus tadi," ucap Bimo


Di bagian lain, The ghost dan Alvo sedang minum-minum bersama, mereka berada di pojokan ruangan yang agak gelap

"cih ribut gini suasananya, gw paling nggak suka, buat telinga gw sakit!" ucap Leonard
"namanya juga pesta, gimana sih lo! santai dikit lah!" ucap Alvo
"gw males nih lama-lama disini, gw mau balik," ucap Red
"ngapain lo balik? gak asik amat," ucap Gavin
"gw benci pesta," ucap Red

Red pun berjalan pergi

"gw juga balik ke markas," ucap Zen

Zen pun mengikuti Red yang pergi itu

"yah, tinggal bertiga gini," ucap Gavin
"lebih baik kita ritual aja di markas, ayo cabut," ucap Leonard
"ok deh kalo gitu," ucap Gavin

Leonard dan Gavin pun pergi meninggalkan tempat itu

Alvo bingung melihat teman-temannya pergi meninggalkannya, ia menghabiskan air minumnya dan langsung berjalan menuju Arthur

"setan tuh orang-orang! gak santai banget sih! tiba-tiba pulang gitu," gumam Alvo

Arthur yang sedang ngobrol dengan orang-orang Ace menoleh ke arah Alvo

"ada apa vo?" ucap Arthur
"gw mau balik,"
"cepet banget! santai dulu lah disini, makanan belum abis tuh, makan lagi lah, atau lo bisa maen tuh sama anak-anak," ucap Arthur
"nggak deh Arth, gw mau ritual sama anak-anak ghost, emang resek banget tuh orang-orang, gak bisa santai dikit aja," ucap Alvo

"gapapa si, tapi sebenernya gw agak keberatan kalo lo balik," ucap Arthur
"emang kenapa?"
"gw takut aja kalo nanti tiba-tiba dead hunter nyerang,"

Alvo dan Arthur terdiam sejenak lalu mereka tertawa terbahak-bahak

"tai lo Arth! masih aja malem-malem gini dead hunter nyerang kita? dah tidur kali tuh orang-orang, dah jam 1 pagi gini! masa dia mikirin perang mulu! gimana si lo ah," ucap Alvo

"emang bener sih, pagi-pagi siapa yang mau nyerang kita? orang ronda?" ucap Arthur

Alvo dan Arthur kembali tertawa terbahak-bahak

"gila lo emang Arth, dah ah gw balik, sampe ketemu besok Arth!" ucap Alvo
"ok vo!" ucap Arthur



Di sisi lain, Kapten Ivan sedang mabuk bersama para wanita PSK yang duduk tepat di sebelahnya.

"sayang, ayo minum lagi, abis ini kita main ya," ucap Kapten Ivan mabuk
"aduh kapten, udah kebanyakan minum ah, ayo kita langsung main aja," ucap wanita PSK
"hehehe.....kamu manis deh.......kita main berdua apa rame-rame?" ucap Kapten Ivan
"maunya?"

Kapten Ivan meminum minuman kerasnya

"hmm........bedua aja ya, lebih murah kan? hehehehe" ucap Kapten Ivan
"dasar tua-tua pelit," ucap wanita PSK itu pelan
"ayo sayang," ucap Kapten Ivan

Kapten Ivan dan wanita PSK itu pun pergi ke sebuah kamar


Tidak jauh dari tempat Kapten Ivan berada, Arthur sedang bermain lempar pisau dengan teman-teman anggota Acenya. Para anggora Ace itu berkumpul untuk melihat Arthur bermain. Sasaran lempar permainan itu adalah boneka yang cukup besar dan bertuliskan "dead hunter" di tubuhnya. Ada juga yang bertuliskan "The Flame" dan "S.E.F"

Arthur mengambil ancang-ancang untuk melempar pisau yang ada ditangannya. Ia menarik nafasnya dan langsung melempar pisau itu dengan kuat. Pisau itu menancap di kepala boneka yang bertuliskan "S.E.F"

"untuk Felix dan Theo," ucap Arthur

Bimo menghampiri Arthur

"gw minta pisau itu," ucap Bimo
"satu cukup?" ucap Arthur
"tiga," ucap Bimo

Arthur memberikan tiga pisau kepada Bimo, lalu Bimo melempar satu per satu ketiga pisau itu ke boneka yang bertuliskan "The Flame"

"itu untuk nyokap gw, bokap gw dan adik gw Eva!" ucap Bimo

"lo benci banget ya sama Flame mo?" ucap Arthur
"gw benci banget,"
"sekarang anggota Flame udah mati semua, lo seneng gak? lo puas mo?" ucap Arthur

"gw gak tahu apa arti perasaan ini, gw ngerasa kosong Arth, apa gw lakuin tindakan yang bener Arth? apa semestinya gw harus balas dendam? kalo lo jadi gw, lo bakal ngapain Arth? apa harus gw maafin bajingan kaya mereka? kenapa hidup gw begitu buruk, gw pengen seperti anak-anak lain yang hidupnya bahagia Arth," ucap Bimo

"lo ga bahagia hidup sebagai Ace mo?" ucap Arthur
"gw gak tahu Arth,"

Bimo lalu pergi meninggalkan Arthur, Arthur hanya terdiam



Di mobil dead hunter

"sebentar lagi kita sampe di wilayah 2 gil! anak-anak lain udah pada siap kan?" ucap Cesar
"udah, semua anak-anak di mobil belakang udah pada siap sar!" ucap Sagil
"bagus! cepat lo bersiap! sebentar lagi kita sampai!"
"ok!" ucap Sagil

Sagil mengambil pistolnya dan mengisinya dengan peluru. Para dead hunter yang menyerang wilayah 2 Ace itu berjumlah sekitar 20 orang dengan menggunakan 4 mobil. Mereka lalu berhenti di depan wilayah 2 Ace itu. Cesar dan para anggota dead hunter turun dari mobilnya. Mereka mendekati markas Ace itu dan mengintip dari balik jendela

"kayaknya rame banget di dalem," ucap Cesar
"iya, lagi ada pesta," ucap Sagil
"ok gimana rencananya gil?" ucap Cesar

"gini.....mereka gak tahu kita nyerang kan, terus mereka sedang berada di satu wilayah, mereka sedang berkumpul, itu mempermudah kita, jadi beberapa diantara kita ada yang matiin listrik gedung ini biar mereka semua kaget, terus kita masuk diem-diem dan kita langsung serang Ace! gw bakal ngurus si Karin, dia bakal gw sandera! kalo Karin dah kita sandera, Bimo dan Arthur gak bakal berkutik! kalo Bimo dan Arthur gak berkutik......................"

"kalo mereka gak berkutik kenapa?" ucap anggota dead hunter

"Ace mati,"


"rencana yang bagus gil! jadi semua harus ada di posisi masing-masing, lo dari belakang, gw dari depan, dan Sagil dari samping langsung deketin si Karin, semua ini harus dilakukan pada saat lampu mati," ucap Arthur
"ok ayo semua bergerak!" ucap Sagil


Para dead hunter itu pun berpencar, salah satu diantara mereka mematikan listrik yang terdapat di bagian belakang gedung, dan sisa dead hunter yang lain bergerak untuk mengepung gedung itu dari semua sisi


Di dalam gedung

Arthur berjalan naik ke atas panggung

"ok! temen-temen dengerin gw dulu! acara ini udah mau abis! tapi sebelum itu gw mau kasih tau rencana kita besok untuk menyerang Ace! ada yang mau kasih ide?!" ucap Arthur

"menurut gw besok kita abisin aja semua markas dead hunter! biar langsung mati tuh dead hunter! ya ga temen-temen!" ucap anggota Ace

Suasana menjadi ribut seketika

"diam! diam!..............gw setuju sama lo, tapi gak segampang itu nyerang dead hunter! kita harus cari Cesar dan bunuh dia! kalo dia udah mati, dead hunter menjadi milik kita!

"gw setuju sama lo Arth! kita harus bunuh Cesar! besok kita bunuh Cesar!" ucap Bimo yang tiba-tiba naik keatas panggung

Semua anggota Ace bersorak tanda setuju dengan perkataan Bimo

"ok temen-temen, seperti yang Bimo bilang, jadi rencana kita besok adalah membunuh Cesar!

Tiba-tiba lampu padam

Suasana ruangan pun menjadi ribut dan semua orang Ace bingung karena kejadian ini. Semua ruangan itu menjadi gelap

"wah kenapa nih?"
"ada apa nih?"
"siapa yang matiin lampu"

"tenang! tenang! ini cuma kesalahan teknis! bentar gw panggil dulu orang buat nyalain lampunya," ucap Arthur


"gak perlu Arth!"

"suara siapa itu? kayaknya gak asing sama gw," ucap Arthur

"kita udah lama kenal Arth, masa lo gak kenal sama gw?"

"siapa? siapa lo?!"

"lo bener mau tau gw Arth? lo bakal nyesel Arth kalo tau gw!"

"siapa lo bangsat! cepet kasih tau nama lo!"

"Cesar!"

Semua anggota Ace kaget bukan main ketika Cesar menyebutkan namanya, ruangan itu sangat gelap dan sangat sulit untuk melihat benda apapun.

"jangan bercanda lo! lo kira gw gampang ditipu! Cesar gak bakal kesini goblok!" ucap Arthur


Lampu pun kembali menyala

"siapa bilang gw gak bakal kesini Arth?" ucap Cesar

Arthur sangat kaget ketika melihat Cesar berada tidak jauh di depannya. Sagil yang berada di samping Cesar telah menyandra Karin yang terus memberontak. Semua dead hunter yang lain pun mengarahkan senjata mereka ke orang-orang Ace dari semua sisi gedung. Ace telah terpojok malam itu. Arthur dan Bimo pun tidak bisa apa-apa karena Karin disandera oleh Sagil

"lepasin Karin!" ucap Bimo
"gak bakal gw lepasin mo!" ucap Sagil
"terus mau lo apa kalo gitu?" ucap Bimo

"gw mau Ace menyerah ke Dead Hunter!" ucap Cesar
"gak bakal gw nyerah sama lo sar!" ucap Arthur

"ooh.......gitu??! lo mau adek lo mati mo?" ucap Cesar

"jangan! jangan bunuh adek gw! gw bakal nurutin semua kata lo!" ucap Bimo
"apasi lo mo! udah bunuh aja! gw gak mau nyerah ke dead hunter! bunuh aja si Karin," ucap Arthur
"apa maksut lo Arth? kenapa lo kaya gini? Karin itu adek gw! adek temen lo!" ucap Bimo

"gw gak peduli! yang gw peduli cuma Ace! Ace gak boleh kalah! gw gak boleh kalah! gw harus menang! gw gak peduli sama nyawa lo atau Karin!" ucap Arthur

"ternyata lo kaya gini Arth?! lo gak setia kawan Arth?! dulu gw pernah nolong lo! lo utang nyawa sama gw!" ucap Bimo

"Bacot!"

Arthur memukul Bimo hingga membuat Bimo terjatuh ke lantai

"Arth?! lo....." ucap Bimo
"utang? utang apa?! lo udah gw jadiin animus pun udah lebih dari untung kan! jadi gw utang apa sama lo! lo yang harus berterima kasih sama gw! jangan macem-macem sama gw!" ucap Arthur


Cesar hanya tertawa melihat perpecahan dalam diri Ace

"Arthur...........Arthur.........,dari dulu emang lo gak pernah berubah, lo terlalu haus akan kekuasaan dan berkhianat dengan temen lo sendiri untuk mencapai itu, lo itu salah Arth," ucap Cesar

"udah jangan banyak omong! bunuh aja tuh si Karin abis itu cabut dari sini! gw gak bakal mau nyerah sama dead hunter!" ucap Arthur

"ok! gw minta sekali lagi, lo mau nyerah Arth? mo?" ucap Cesar

"gw mau! gw mohon jangan bunuh Karin!" ucap Bimo
"nggak, sampai kapan pun," ucap Arthur

"hmm.........kalo gitu jawabannya kalian ga mau nyerah, sori mo........"

Sagil, Cesar dan teman-temannya menembak para anggota Ace yang berada di ruangan itu. Suara tembakan yang berdesing memenuhi ruangan malam itu. Darah dari orang-orang Ace itu memenuhi seluruh ruangan itu. Tembok dan lantai ruangan itu dipenuhi darah merah yang pekat. Peluru-peluru kosong banyak bergeletakan di lantai.


"liat....semua anggota Ace udah mati, gw sengaja gak bunuh Karin dulu, gw cuma mau ngasih tau kalo gw ini serius, gw nggak segan-segan bunuh Karin kalo lo tetep gak mau nyerah Arth," ucap Cesar

"Arth gw mohon nyerah, gw mohon Arth.....gw gak mau Karin mati Arth," ucap Bimo
"berisik! gak bakal gw nyerah! bunuh aja si Karin! gw gak peduli!" ucap Arthur

"kasian banget lo mo, semestinya dari dulu lo gak gabung sama Ace, lo udah salah ambil keputusan mo," ucap Cesar

"Arth! kenapa lo jadi gini! gw kira kita sahabat Arth! kita ini teman Arth! kita semestinya saling melindungi! bukan saling mengkhianati seperti ini!" ucap Karin yang disandera oleh Sagil itu

"kalian emang temen gw.....gw emang peduli sama kalian, tapi gw lebih peduli sama kekuasaan gw dan Ace! yang penting gw gak kalah! gw gak bakal nyerah sama Cesar!" ucap Arthur

"egois lo Arth! gw gak nyangka ternyata lo kaya gini!" ucap Karin

Arthur hanya tersenyum dengan licik

"jadi gimana sar? lo bingung kan? lo bunuh aja tuh si Karin, gw gak bakal mau nyerah sama lo sar!" ucap Arthur

"lo yakin Arth? lebih baik lo nyerah aja! kalo lo nyerah Karin gak bakal mati! gimana? ini kesempatan yang terakhir, kalo jawaban lo tetep ga mau nyerah, Karin mati!" ucap Cesar

"gw gak mau nyerah," ucap Arthur
"ok, udah jelas kalo gitu, bunuh Karin gil!"
"jangan!!! jangan bunuh Karin!" Bimo berteriak


DAR!

Kapten Ivan terlihat menembakkan pistolnya. Sagil merintih kesakitan karena tertembak di bagian punggung oleh Kapten Ivan itu. Cesar kaget melihat Kapten Ivan menembak Sagil. Sagil terjatuh dan Karin langsung berlari mendekati Bimo. Para Anggota Dead hunter langsung menembak Arthur, Bimo dan Karin yang berlari keluar gedung. Kapten Ivan pun tertembak oleh para geng dead hunter itu dan langsung tewas. Cesar mendekati Sagil dan melihat Sagil sudah tak bernyawa lagi. Cesar pun berlari untuk mengejar Arthur yang kabur itu

"jangan lari lo Arth!" ucap Cesar berteriak

Cesar menembak Arthur dari jauh, Arthur berlari dengan cepat dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Arthur kabur malam itu tanpa kedua sahabatnya Bimo dan Karin


Sementara itu Bimo dan Karin sedang kabur dari pengejaran para dead hunter itu. Mereka terus masuk ke dalam hutan gelap itu untuk berlari dari kejaran dead hunter. Para dead hunter yang berjumlah sekitar 15 orang terus mencari Bimo dan Karin yang bersembunyi itu.

"mana lagi nih si Bimo sama Karin?!" ucap anggota dead hunter
"di sini juga ga ada" ucap dead hunter yang lain
"percuma kalo gelap gini nyarinya, kita balik aja,"
"ok kalo gitu!"

Para anggota dead hunter itu pun kembali ke markas Ace. Bimo dan Karin terlihat kelelahan dan sedang bersembunyi di balik pohon besar yang terdapat di hutan itu.

"kayanya udah aman," ucap Bimo
"iya....untung mereka gak tahu kalo kita di sini," ucap Karin
"gw gak ngerti sama Arthur, ternyata dia gak seperti apa yang gw kira selama ini," ucap Bimo
"jangan sampe kita berhubungan sama dia lagi, gw udah benci sama dia, dia cuma mikirin diri sendiri! gak pernah mikirin sahabatnya!" ucap Karin
"dia itu emang terlalu haus akan kekuasaan, demi kekuasaan Ace dia rela ngelakuin apa pun," ucap Bimo
"ya udah lah, kita balik ke rumah kakek aja," ucap Karin
"ok! kita cari tempat penginapan dulu, besok pagi baru kita ke rumah kakek" ucap Bimo

Bimo dan Karin pun berjalan pergi dari hutan itu


Para dead hunter dan Cesar pun pergi dari markas Ace itu setelah membakar gedung markas Ace itu. Cesar dan dead hunter telah kehilangan Sagil malam itu. Ace pun mengalami perpecahan setelah pengkhianatan Arthur dengan kedua temannya Bimo dan Karin. Para animus itu pun memilih jalannya sendiri-sendiri mulai malam itu.



Satu jam setelah kejadian tragis di markas Ace

Arthur menyetir mobilnya malam itu dengan sangat cepat. Ia menuju rumah kakek Bimo dan Karin. Tak lama ia pun sampai di rumah kakek Bimo dan menghentikan mobilnya tepat di depan rumah kakek Bimo. Arthur keluar dari mobil dan berjalan menuju rumah. Arthur mengetuk pintu rumah itu. Tak lama kakek Bimo pun membukakan pintu itu

"Arth...sudah pulang? sudah selesai pestanya? segeralah tidur, sudah jam 3 pagi......Bimo sama Karin mana?" ucap kakek Bimo
"Bimo sama Karin sebentar lagi datang, mereka tidak pulang bareng saya," ucap Arthur
"oh begitu, yasudah istirahatlah Arth,"

Arthur berjalan masuk ke rumah dan menuju ruang bawah tanah untuk mengambil senjata-senjatanya dan perlengkapan lain milik Ace. Arthur memasukkan semua senjata dan amunisinya ke dalam tas ransel besar yang ia bawa. Ia juga mengambil semua barang-barang miliknya dan segera pergi dari ruang bawah tanah itu. Kakek Bimo menghampirinya

"Arth kenapa semua barang-barang kamu bawa? kamu mau pindah dari rumah ini?" ucap Kakek Bimo
"iya kek, saya dan Bimo sudah bukan teman lagi," ucap Arthur
"apa maksutmu Arth?"
"Bimo mengkhianati saya, tadi pada saat pesta, dead hunter menyerang, saya terpojok tadi, tapi Bimo dan Karin mengacuhkan saya sehingga saya hampir terbunuh, saya muak dengan mereka, saya ingin pergi dari sini," ucap Arthur berbohong

"Bimo tidak seperti itu, kakek yakin dia tidak akan berkhianat Arth,"
"sudah lah kek, Bimo itu tidak seperti yang kakek kira," ucap Arthur
"jadi kamu mau pergi Arth?"
"iya kek, tapi sebelum itu berikan saya pelukan terakhir kek, mungkin kita tidak akan bertemu lagi," ucap Arthur

Kakek pun memeluk Arthur dengan erat. Arthur yang licik itu langsung menembak kakek Bimo dengan pistolnya pada saat memeluknya. Kakek Bimo kaget bukan main dan melihat Arthur sejenak

"ke.......kenapa Arth?" ucap kakek Bimo
"maafkan saya kek," ucap Arthur dengan wajah dingin

Kakek Bimo pun terjatuh dan langsung meninggal. Arthur berjalan keluar rumah dan langsung pergi meninggalkan rumah itu. Malam yang diawali dengan kebahagiaan dari anggota Ace yang berpesta itu berakhir dengan penuh tragedi ketika para animus itu pecah dan menjadi bermusuhan. Ace yang kuat itu telah terpecah menjadi dua kubu, yaitu kubu Arthur dan kubu Bimo, Karin. Pengkhianatan Arthur yang licik dan haus akan kekuasaan itulah pemicu dari perpecahan Ace ini. Arthur tersenyum licik sambil mengendarai mobilnya. Perlahan mobil Arthur hilang dibalik gelapnya hutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar