Senin, 30 November 2009

35. Ace vs Dead Hunter Day 3- Farewell Arthur

Mentari pagi bersinar dengan cerah ditemani dengan awan biru terang yang beriringan. Suara kicau burung di sekitar hutan begitu merdu terdengar ditelinga mengeluarkan suara harmonis yang menggembirakan hati. Bimo dan karin berjalan menuju rumah kakeknya yang terletak di atas bukit itu

"jauh banget ternyata kalo dari jalan raya yah," ucap Karin
"iya, gak ada kendaraan umum sih, jadi terpaksa jalan," ucap Bimo
"mo, tundukkin kepala lo, kita harus tetap waspada, jangan sampai ada orang yang mengenali kita," ucap Karin
"tenang aja, di hutan pagi-pagi gini sepi, gak perlu khawatir," ucap Bimo

Mereka pun sampai di rumah kakeknya. Bimo melihat pintu depan rumah itu terbuka dan ia mendekati rumah itu penuh curiga

"kok pintunya kebuka? perasaan gw ga enak rin," ucap Bimo
"iya, ada apa ya," ucap Karin

Mereka pun masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah Bimo dan Karin melihat kakeknya sudah tergeletak penuh darah. Bimo melihat di lantai ada tulisan "Arthur" yang ditulis oleh kakek Bimo sebelum ia meninggal.

"Arthur," ucap Bimo
"kakek...." ucap Karin pelan

Karin pun langsung pingsan dipelukan Bimo

"rin! rin! bangun! kenapa kamu sampai pingsan begini! bangun rin!" ucap Bimo keras

Karin hanya terdiam dan tak sadarkan diri. Penyakit kanker otaknya kambuh dan sudah semakin parah, namun Bimo tidak pernah mengetahui hal ini karena Karin selalu merahasiakannya.



Jauh di tempat markas polisi kapten Aryo yang baru keluar dari rumah sakit itu sedang bersiap-siap untuk bertugas bersama perwira Edo dan tim S.E.F. Mereka akan beroperasi untuk menangkap gembong besar geng Ace yaitu Arthur. Kapten Aryo berjalan menuju rekan-rekan S.E.F yang sedang menyusun rencana untuk melakukan operasi ini

"Ketua geng Ace ini bernama Arthur! kemarin mata-mata kita menemukan Arthur berada di sebuah kamar hotel. Ia sedang menginap disana. Kita harus segera bergerak untuk menangkap pemimpin geng Ace ini!" ucap ketua tim S.E.F

"bagaimana dengan The ghost! para orang-orang aneh itu! mereka itu berbahaya! kita juga harus segera menangkapnya!" ucap kapten Aryo

"tentu saja! kita akan menangkap The ghost setelah kita berhasil menangkap Arthur hari ini dan lagi pula anggota polisi yang lain sedang melakukan pencarian 2 animus yang lain dan Cesar! terima kasih atas semua informasi anda dan perwira Edo! berkat informasi itu, mata-mata kita bisa mencari keberadaan orang-orang geng ini!"

"berterimakasihlah kepada Irham, ia yang memberitahukan semua informasi tentang animus itu kepada kami..... Jadi selama saya di rumah sakit, mata-mata kita sudah melakukan pencarian terhadap orang-orang geng ini! kerja yang sangat bagus! ayo kita berangkat!" ucap Kapten Aryo

Kapten Aryo bersama tim S.E.F bergegas menuju mobil van khusus kepolisian. Perwira Edo pun bergabung bersama tim kepolisian untuk segera melakukan operasi.

"kapten!" ucap perwira Edo

Kapten Aryo menengok ke arah perwira Edo

"berhati-hatilah,"

Kapten Aryo hanya menggangguk dan segera naik ke mobil van kepolisian itu

Para anggota S.E.F itu terlihat begitu seragam dengan baju dan seragam khusus polisi elit. Mereka memakai baju yang serba gelap dengan helm dan masker hitam untuk menutupi wajah mereka. Kapten Aryo yang sedang duduk di dalam mobil van itu terus berdoa

"tuhan....biarkan saya menangkap penjahat ini dan mengakhiri semuanya, berikanlah saya kemampuan untuk melakukan ini tuhan............ayah......ibu.....berikan aku kekuatan, aku tahu kalian selalu mendukungku disana......."




Siang itu, Alan sedang makan di warung nasi pinggir jalan. Ia terlihat kucel seperti tidak mandi seharian. Setelah kejadian ia terjatuh ke jurang itu, ia terus mencari jalan pulang dan setelah makan di warung nasi ini ia akan menuju markas Dead Hunter.

"untung aja gw gak kesasar dan bisa menemukan jalan pulang.....gila gw dah gak mandi seharian, bau banget badan gw.....gw makan dulu disini deh, abis itu langsung balik ke markas tidur......capek banget gw, si Cesar sama dead hunter lagi pada ngapain ya," gumam Alan

Alan yang sedang melamun itu kaget ketika ibu-ibu penjual nasi memanggilnya

"nak....mau makan pake apa saja?"
"hmm......nasi satu bu.....terus pake ayam goreng, sayur kangkung sama rendang bu, minumnya es teh manis ya," ucap Alan
"tunggu sebentar," ucap ibu itu


Tak lama makanan yang dipesan Alan pun datang dan Alan dengan lahap memakan makanan itu. Ia makan sangat lahap karena kelaparan. Alan tidak mengetahui bahwa seorang polisi yang duduk tidak jauh terus memperhatikannya dengan pandangan yang tajam. Polisi itu akan menunggu Alan sampai selesai makan dan segera menangkapnya ketika Alan keluar dari warung nasi itu. Rekan-rekan polisi lain sudah menunggu di luar warung untuk menyergap Alan.

Para anak-anak geng seperti Alan, Arthur, dan Cesar ini sudah lama diburu polisi dan pada hari inilah mereka berhasil menemukan tempat keberadaan mereka.

Alan terlihat menghabiskan suapannya yang terakhir. Ia menelan sesuap nasi yang sudah dicampur dengan potongan ayam itu. Lalu Alan meminum es teh manis segar untuk mengakhiri santapannya. Alan membayar makanan itu ke ibu penjual nasi dan langsung pergi meninggalkan warung nasi itu.

"target bergerak! segera lakukan penangkapan!" ucap polisi itu

Alan yang berjalan sendiri itu kaget ketika beberapa orang berpakaian ala preman dengan jaket kulit dan celana jeans sobek menyergap Alan dengan tiba-tiba.

"saudara kami tangkap! jangan melawan! kami akan bawa saudara ke kantor polisi!"
"salah saya apa pak?! saya hanya orang biasa pak!"

"jangan berbohong! kami sudah tau siapa anda! anda Alan anggota geng Flame yang sekarang bargabung ke dead hunter! sudah lama kami mengintai anda dan teman-teman anda! namun petulangan anda berakhir sekarang!"

"tapi pak! tapi......

"sudah jangan banyak bicara!"

"saya tidak bersalah pak! saya tidak mau ditangkap!"

Alan memukul anggota polisi yang menahannya itu. Ia langsung berlari kabur dari para polisi itu. Seorang polisi menembakkan senjatanya ke atas untuk memberi peringatan.

"jangan bergerak! atau saya tembak!"

Alan langsung menghentikan langkah kakinya dan mengangkat tangannya. Para polisi itu langsung memborgolnya dan memasukkannya ke dalam mobil polisi. Berakhirlah kisah petualangan Alan yang tangguh itu



Di markas Ace, Para polisi dan S.E.F sedang mengintai dari luar keadaan bagian dalam markas Ace itu. Semua polisi dan tim S.E.F mengendap-endap di luar markas Ace. Mereka terlihat bergerak dengan cepat dan rapi. Para anggota Ace yang berada di dalam itu kaget ketika para polisi masuk ke dalam markas dan langsung menangkap mereka. Beberapa diantara mereka ada yang pasrah saja dan langsung diborgol polisi, ada juga yang melarikan diri dan langsung ditembak mati oleh tim S.E.F.

Para anggota Ace itu telah ditangkap oleh polisi dan tim S.E.F. Mereka semua dibawa ke mobil polisi. Di markas Ace lain pun semua polisi berhasil menangkap anggota Ace ini. Kerja keras pihak polisi dan tim S.E.F selama ini untuk terus mencari pesembunyian Ace ini telah membuahkan hasil. Geng Ace yang kuat itu pun sudah runtuh dan hanya tinggal nama. Arthur sang ketuanya pun sedang dalam buruan polisi. Para polisi dan tim S.E.F sudah sampai di tempat Arthur bersembunyi



Sementara itu di hotel tempat Arthur bersembunyi. Arthur sedang merokok dengan santai di balkon hotelnya. Ia melihat jam ditangannya dan bergegas masuk ke dalam kamar. Ia langsung membereskan beberapa pakaian yang ia bawa ke dalam ranselnya. Ia ingin "check out" dari hotel siang itu dan akan pergi ke suatu tempat. Handphone Arthur berbunyi, Arthur hanya melihat handphonenya yang tergeletak di atas tempat tidur

"siapa sih nelpon, lagi sibuk juga," ucap Arthur

Arthur mengambil handphone itu dan mengangkat teleponnya.

"halo! ini siapa?"
"ini gw Arth, Ale!"
"ada apaan?! kok lo kedengeran gak santai gitu,"
"Arth! polisi tahu tempat persembunyian Ace! semua markas kita diserang! gw lagi kabur dari kejaran polisi! Arth mereka tau dimana lo berada! lebih baik lo segera tinggalin hotel.........aaaakh!!.................. jangan tangkap saya!!!! ......................................"

Tiba-tiba telepon itu terputus

"halo! halo! bangsat keputus!" ucap Arthur kesal

Arthur segera mengambil tasnya dan langsung keluar dari kamar hotel. Ia memakai jaket kulit coklatnya dengan tenang lalu berjalan sambil membawa koper dan tas ranselnya. Arthur mempercepat langkah kakinya dan menuju pintu lift untuk turun ke basement dan pergi menggunakan mobilnya. Ia menekan tombol lift itu dan menunggu pintu lift itu terbuka. Sudah cukup lama Arthur menunggu lift itu dan ia mulai merasa jengkel. Ia melihat lift itu masih ada di lantai 2 sedangkan ia ada di lantai 4.

"lama banget nih lift," gumam Arthur

Sekelompok tim S.E.F yang salah satunya Kapten Aryo terlihat keluar dari pintu tangga darurat yang terdapat di ujung koridor hotel. Mereka menuju kamar Arthur dan langsung membuka pintu hotel itu. Mereka memeriksa kamar itu dan tidak menemukan Arthur di dalam kamar hotel.

Di kejauhan Arthur mengintip para tim S.E.F itu. Arthur terlihat begitu ketakutan. Ia terlihat tegang dan bersembunyi di balik tembok. Ia berharap pintu lift itu segera terbuka agar ia bisa langsung menuju mobilnya untuk kabur dari hotel. Kapten Aryo melihat seperti ada seorang yang mencurigakan bersembunyi di balik tembok. Ia mendekati tembok itu dan tiba-tiba Arthur muncul dari balik tembok dan menembaknya dengan telak. Kapten Aryo tertembak di bagian dada dan langsung terjatuh. Para tim S.E.F yang lain langsung menembakkan senjata mereka ke arah Arthur. Arthur langsung bersembunyi di balik tembok. Ia melihat lift sudah sampai di lantai empat. Pintu lift itu pun terbuka dan Arthur langsung masuk ke dalam.

Semua anggota S.E.F itu mengejar Arthur namun pintu lift sudah tertutup. Kapten Aryo yang tertembak itu berdiri kembali dan langsung mengajak rekan-rekannya untuk mengejar Arthur dengan menuruni tangga darurat. Kapten Aryo selamat dari tembakkan itu karena memakai rompi anti peluru.

"lapor! target turun melalui lift bagian utara hotel! segera cegat di semua lantai terutama di bagian basement!" ucap Kapten Aryo



Para anggota S.E.F yang berada di lantai lain itu pun langsung menuju lift bagian utara hotel dan bersiap untuk menangkap Arthur. Di dalam lift Arthur terlihat panik dan memutuskan untuk langsung turun ke basement bagian paling bawah.

"brengsek! gw harus turun di lantai mana!" ucap Arthur kesal

Para tim S.E.F sudah menunggu Arthur di pintu lift utara lantai 1, 2, dan 3. Namun, bagian basement paling bawah masih belum terjaga. Beberapa anggota S.E.F yang menjaga pintu lift itu sedang menuju ke tempat itu dengan sangat cepat. Mereka seakan berlomba dengan Arthur.



Suara lift itu berbunyi dan Arthur turun di lantai basement paling bawah. Ia terlihat begitu waspada dan memeriksa keadaan sekitar. Ia memegang senjata di tangan kanannya sambil membawa koper. Ia berjalan dengan cepat menuju mobilnya yang terletak satu lantai di atas lantai ini. Anggota S.E.F yang terlambat itu melihat Arthur dan langsung memperingatkan Arthur untuk tidak bergerak.

Arthur langsung berlari membawa kopernya dengan sangat cepat dan para anggota S.E.F itu menembak Arthur. Ketika Arthur berlari, para anggota S.E.F dan Kapten Aryo berdatangan dari berbagai sudut lantai basement. Kapten Aryo langsung menembak Arthur dengan senjatanya. Arthur langsung bersembunyi di balik tembok dan membuka koper yang ia bawa.

Ternyata isi koper itu adalah senjata pelontar bom yang sangat berbahaya dan mematikan. Arthur mengisi senjata itu dengan pelurunya dan langsung menembak kumpulan anggota S.E.F. Tembakkan Arthur mengenai sebuah mobil yang parkir di lantai basement itu dan langsung meledak dengan ledakan yang cukup besar. Beberapa anggota S.E.F itu pun terluka. Adu tembakan pun terjadi dengan sangat sengit. Arthur yang terus menembakkan senjatanya telah banyak meledakkan mobil-mobil yang parkir di lantai basement itu. Para anggota S.E.F dan kapten Aryo pun terlihat kewalahan.

Namun, tiba-tiba suasana menjadi hening. Arthur tidak menembakkan senjatanya lagi. Ia telah kehabisan peluru

"bangsat! pelurunya abis! mati gw di sini!" ucap Arthur

"Arthur! menyerahlah! anda sudah kami kepung! jika anda tidak melawan! kami tidak akan melakukan kekerasan! menyerahlah! anda tidak akan bisa lari!" ucap Kapten Aryo

"diem! diem lo! gw gak mau mati membusuk di tahanan sel! lebih baik gw mati!" ucap Arthur
"sudahlah! perjalanan anda hanya sampai disini! anda sudah banyak meresahkan masyarakat! lebih baik anda menyerah! serahkan diri anda! itu akan menjadi lebih baik!" ucap Kapten Aryo

"diam! gw gak bakal segoblok itu nyerahin diri gw!"

Arthur langsung berlari keluar dari tembok dan menuju mobilnya. Ia berlari dengan sangat cepat. Anggota S.E.F itu menembak Arthur yang berlari itu. Arthur terkena tembakkan di tangannya dan merintih kesakitan, namun ia berhasil kabur. Para anggota S.E.F itu mengejarnya.

Setelah berada di lantai basement tempat menaruh mobilnya, Arthur mempercepat langkahnya untuk pergi menuju mobilnya. Ia melihat dari sisi lain anggota S.E.F berlari mendekatinya. Arthur sangat kaget dan menghentikan langkahnya. Ia melihat kepenjuru arah dan sangat ketakutan ketika ia sadar bahwa para pasukan S.E.F sedang menuju kearahnya dari berbagai penjuru. Arthur langsung mengambil keputusan cepat. Ia melihat seorang perempuan yang ingin pulang siang itu dengan mobilnya. Ia langsung mendekati perempuan itu dan langsung menyandera perempuan muda itu. Para pasukan S.E.F pun tidak bisa berbuat apa-apa ketika Arthur mengancam akan membunuh perempuan itu apabila para pasukan S.E.F mendekat

"jangan mendekat atau perempuan ini mati! jatuhkan senjata kalian!" ucap Arthur

"jangan! jangan melakukan tindakan bodoh! anda pasti sudah sadar walau bagaimanapun anda sudah kalah!" ucap Kapten Aryo
"siapa bilang gw kalah! gw ini gak bakal kalah! gw ini Arthur! gw gak bisa kalah!"

"lebih baik anda berpikir jernih dan tidak melakukan tindakan ceroboh seperti ini! lebih baik anda menyerah sekarang!"

"diam! jatuhkan senjata kalian! atau gw bunuh dia!"

Arthur menarik pelatuk pistolnya dan bersiap untuk menembak.

"gw itung sampe hitungan ketiga! kalo kalian gak mau nurutin apa kata gw! cewe ini bakal mati!" ucap Arthur

Para anggota S.E.F itu saling berpandangan dan terpojok. Mereka harus memikirkan taktik agar tidak kalah posisi dengan Arthur. Namun bagi mereka, nyawa orang sipil adalah yang terpenting

"ok! kami akan menjatuhkan senjata! tapi jangan bunuh perempuan itu!" ucap Kapten Aryo

Para tim S.E.F itu pun menaruh senjata mereka di lantai. Arthur langsung mendorong perempuan yang ia sandera dan masuk ke dalam mobil. Ia langsung kabur dari tempat itu. Semua anggota S.E.F menembaknya. Kapten Aryo langsung berlari mengejarnya. Ia keluar dari basement hotel.

"sial! saya harus cepat mengejar Arthur!" ucap kapten Aryo

Kapten Aryo melihat seseorang menggunakan motor sport hitam menuju ke arahnya. Ia langsung menghentikan motor itu dan menunjukkan identitas polisinya. Pengendara motor itu pun langsung turun dan memberikan motornya. Kapten Aryo melepas helm khusus kepolisiannya dan memakai helm motor itu. Kapten Aryo langsung mengendarai motor itu dengan sangat cepat untuk mengejar mobil Arthur. Semua polisi dan tim S.E.F lain mengejarnya. Helikopter polisi pun terlihat terus mengejar mobil Arthur dan memantau pergerakan arah mobil Arthur dari bagian atas. Seorang petugas polisi di helikopter itu berbicara melalui radionya

"semua unit! target menuju jalan tol kota! segera bergerak ke arah sana!"

Para anggota polisi yang menggunakan mobil itu bergerak cepat menuju tol kota untuk mengejar Arthur. Sementara itu kapten Aryo terus mengejar Arthur dengan motornya. Ia terlihat sangat cepat mengendarai motor itu. Ia terus menyusul mobil-mobil yang ada di depannya.

"saya harus membuat ini setimpal! kematian orang tua saya harus terbalas!" gumam Kapten Aryo

Motor Kapten Aryo terus melaju dengan cepat dan berhasil sampai tepat di belakang mobil Arthur. Kapten Aryo mengambil pistolnya dan langsung menembak mobil Arthur dari bagian belakang. Kaca mobil Arthur pun pecah.

"bangsat! gak ada nyerahnya tuh polisi brengsek!" ucap Arthur keras

Arthur terus mengendarai mobilnya dengan sangat cepat dan masuk ke pintu tol. Ia memilih pintu tol yang tidak ada antrian mobil dan langsung menerobos pintu tol itu. Kapten Aryo terus mengejarnya. Petugas pintu tol itu melihat Arthur dan Kapten Aryo yang menerobos pintu tol itu.

"dasar orang jaman sekarang! main terobos-terobos ae!" ucap petugas pintu tol itu


Arthur terus memacu mobilnya dengan cepat. Ia menembak Kapten Aryo yang berada tidak jauh di sebelahnya. Namun karena sambil menyetir mobil dan tidak konsentrasi, tembakkan itu tidak satu pun yang berhasil mengenai Kapten Aryo. Kapten Aryo membidik ban mobil Arthur dan menembaknya. Ban mobil itu pecah dan membuat mobil Arthur tidak terkendali. Mobil Arthur menabrak mobil depan dan terguling berkali-kali dan melintang di tengah jalan. Kondisi mobil itu rusak berat. Semua mobil di jalanan tol itu pun menghentikan mobilnya. Kapten Aryo menghentikan motornya dan turun mendekati Arthur. Ia melepas helmnya.

Arthur yang terluka parah dan terlihat sekarat itu keluar dari mobil dengan lemas. Ia sudah dalam kondisi kritis.

"kenapa............akhirnya kaya gini, gw.........gak mungkin kalah............" ucap Arthur

Kapten Aryo mendekati Arthur

"sudah berakhir perjalanan seorang kriminal keji seperti anda! berakhir hari ini!" ucap Kapten Aryo

"kenapa lo pengen banget nangkep gw hah? masih banyak penjahat lain kan," ucap Arthur lemas

"anda adalah buronan utama kami selain Cesar, Bimo dan Karin! Alan sudah tertangkap! dan berikutnya adalah anda! penjahat kejam seperti anda memang akan selalu berakhir seperti ini!" ucap Kapten Aryo

"tapi......sebelum lo nangkep gw......."

Arthur tiba-tiba mengambil senjatanya dan ingin menembak Kapten Aryo. Namun, berulang kali ia mencoba ternyata tidak bisa. Peluru di pistol Arthur telah habis.

"ah.....breng....sek...." ucap Arthur lemas


Para polisi dan tim S.E.F telah sampai di jalanan tol itu. Mereka melihat kapten Aryo berdiri tepat di hadapan Arthur yang berlutut itu. Semua polisi itu hanya terdiam menyaksikan. Para pengemudi mobil itu pun keluar dari mobilnya sambil melihat siapa orang yang ingin ditangkap polisi itu. Mereka juga ingin melihat langsung proses penangkapan ini yang jarang mereka lihat secara langsung.

"saya jadi ingat kejadian sore itu ketika seorang dead hunter membunuh orang tua saya," ucap Kapten Aryo
"apa maksut lo?" ucap Arthur

"orang dead hunter itu bilang dia membalaskan kematian adiknya yang tewas karena dibunuh oleh ayah saya,"
"Danis? lo......Kapten rendra?" ucap Arthur

Arthur memperhatikan wajah Kapten Aryo yang mirip dengan ayahnya Kapten Rendra

"kenapa wajah lo mirip kapten Rendra! siapa lo!" ucap Arthur
"gw anak dari kapten Rendra yang kalian bunuh," ucap Kapten Aryo

Arthur hanya tertawa

"ternyata gw berakhir di tangan anaknya Rendra itu, ternyata bener kata Robin, si Rendra itu punya anak, tapi sore itu dia gak nemuin lo.........terus........sekarang lo mau balas dendam dan bunuh gw?" ucap Arthur

Kapten Aryo membidikkan senjatanya ke arah Arthur. Matanya sangat fokus dan menggambarkan kebencian yang kental. Arthur hanya tersenyum santai. Ia sudah pasrah. Namun Kapten Aryo tidak menembakkan pistolnya. Ia masih memiliki jiwa yang besar dan pemaaf

"saya bukan pembunuh, saya lebih senang melihat anda membusuk di penjara," ucap Kapten Aryo

Kapten Aryo berjalan meninggalkan Arthur. Kapten Aryo mengira Arthur sudah kehabisan peluru dan sudah kalah, namun Arthur mengeluarkan senjata cadangannya yang disembunyikan di bagian belakang celananya. Ia membidikkan senjatanya ke arah Kapten Aryo dan akan menembaknya. Sebelum Arthur sempat menembak, semua polisi dan anggota S.E.F itu menembaknya dari berbagai penjuru. Arthur tertembak dengan telak dan langsung tewas seketika. Berakhirlah kehidupan dan pejalanan seorang animus bertopeng merah yang serakah itu

Kapten Aryo hanya melihat Arthur yang telah tewas itu. Ia terdiam dan bersedih. Ia sebenarnya tidak ingin Arthur mati. Kapten Aryo adalah orang yang sangat berjiwa besar dan ikhlas dengan apapun yang terjadi dengan orang tuanya. Ia bukan orang pendendam seperti Bimo. Ia tahu dendam tidak akan memberi jalan keluar, namun sebaliknya dendam akan membawa dirinya ke lembah hitam yang lebih menyakitkan

Sore itu matahari membentuk warna jingga yang terlihat indah. Jalanan tol itu dipenuhi suara sirine mobil polisi yang telah berhasil melumpuhkan buronan besar Arthur. Para orang media mulai berdatangan untuk melihat kematian Arthur sang pemimpin Ace itu. Mereka tidak pernah melihat wajah asli Arthur karena Arthur selalu memakai topeng dan menyamar.

Para orang media memenuhi jalanan tol itu untuk memberitakan langsung kematian Arthur sang animus. Para polisi menghalangi para orang media itu agar mereka tidak mendekat ke TKP. Jalanan tol itu pun sangat macet. Para polisi mengatur jalanan untuk kembali menjadi lancar. Beberapa polisi lain mengangkat mayat Arthur yang penuh darah itu. Mereka memasukkan mayat Arthur ke mobil ambulan. Mobil Ambulan itu pun pergi meninggalkan TKP. Perjalanan Arthur berakhir hari itu, kekejaman dan keserakahannya tidak akan ada lagi. Seberapa pun hebatnya Arthur, ia tetap saja bisa terkalahkan. Selamat jalan Arthur

1 komentar: