Senin, 02 November 2009

31. The history of red masked animus

Cesar bercerita tentang Dead Hunter di masa lalu kepada Alan dan Nay, semua seperti kembali ke 5 tahun lalu


Suara tembakan terdengar keras berulang-ulang malam itu, malam ini adalah malam 5 tahun lalu dimana Dead Hunter masih merajai dunia kriminal dan pembunuhan. Dead Hunter adalah kelompok pembunuh bayaran yang biasa di sewa mahal oleh para pejabat dan konglomerat untuk membunuh orang-orang yang mereka benci. Anggota Dead Hunter ini adalah keluarga Arthur yang terdiri dari 6 orang anggota keluarga. Ayah dan ibu Arthur, Cesar anak tertua, Robin anak kedua, Danis anak ketiga dan Arthur anak terakhir

Dead Hunter sangat profesional dalam membunuh dan sering kali melakukan pembunuhan dengan bersih dan cepat, bertahun-tahun polisi tidak dapat menangkap dead hunter ini. Setiap kali korban dead hunter mati, jejak tulisan DH selalu menghiasai tempat kejadian perkara pembunuhan.



Malam itu di tempat kejadian perkara pembunuhan, para polisi dan tim penyidik sedang mengolah TKP setelah satu pejabat terkenal mati mengenaskan di kamar hotelnya.

"lagi-lagi pembunuhnya meninggalkan jejak DH, kali ini dituliskan besar-besar di tembok kamar..." ucap anggota polisi
"dead hunter... sebenarnya siapa mereka ini?" ucap anggota polisi yang lain
"brengsek! sudah lama dead hunter sialan ini tidak bisa ditangkap! saya sangat kesal! sialan!" ucap kapten Rendra

"tenang kapten Rendra... kita harus bersabar... semua tim sudah menyebar untuk mencari dead hunter ini...pasti kita bisa menangkap mereka..." ucap perwira Indra
"tapi ndra? kalo gini terus... untuk apa kita ada disini? aku seperti merasa tidak berguna sebagai polisi," ucap Kapten Rendra

Perwira Indra hanya diam saja melihat Kaptennya frustasi seperti itu. Malam itu para media masa dan televisi memberitakan pembunuhan kejam di kamar hotel yang dilakukan dead hunter itu. Semua orang takut akan ancaman dead hunter ini

Di tempat persembunyian dead hunter

"liat kita diomongin," ucap Cesar sambil menonton tv dan melahap pizza kesukaannya
"polisi goblok! sampai kapan juga kita ga bakal bisa ketangkep! dead hunter gak bakal mati! ya ga Arth?" ucap Robin

"diem lo!" ucap Arthur
"wiih! lo songong banget sih sama kakak lo! dari dulu gaya lo tuh ga berubah tau ga?! songong! hormat dikit lah sama kakak lo!" ucap Robin sambil berjalan mendekati Arthur

Arthur mengarahkan pistolnya ke Robin dan menarik pelatuk pistolnya, lalu ia terdiam sejenak

"kenapa? lo mau nembak gw?! tembak!! lo gak berani kan nembak kakak lo sendiri!? pengecut!!" ucap Robin

KLIK

Arthur menembakan pistolnya namun ternyata pistol itu tidak berpeluru.

"pelurunya abis lagi," ucap Arthur santai

Robin hanya terdiam, ia berpikir adiknya Arthur memang orang gila, seandainya pistol itu berpeluru, mungkin dia sudah mati sekarang

"udahlah! kalian dari dulu gak pernah akur! nih gw bawain pizza lagi! siapa yang mau!?" ucap Danis yang baru datang membawa Pizza yang banyak

Danis adalah perempuan yang cantik, ia adalah anak ke 3 dari keluarga pembunuh dead hunter. Rambut Danis ikal panjang agak kecoklatan, matanya coklat dan alisnya cukup tebal, wajahnya putih mulus dan parasnya seperti campuran darah eropa karena ia keturunan darah inggris yang diturunkan dari ayahnya

"wah lo tau aja kesukaan gw nis! kalo gini gw bisa abisin sendiri!" ucap Cesar yang langsung mengambil 2 potong pizza
"nah gitu dong! ambil yang banyak! nih buat lo bin! Arth lo mau?" ucap Danis

"nggak, gw ke kamar dulu," ucap Arthur dingin

Danis dan Robin melihat adiknya Arthur masuk ke dalam kamarnya, mereka tahu bahwa memang Arthur adalah anak yang sangat aneh dari kecil


Ketika semua sedang asyik memakan pizza di ruang tengah, seseorang mengetuk pintu rumah mereka

"nis buka pintunya, ada orang tuh," ucap Cesar
"siapa sih malam-malam gini," ucap Danis
"mungkin roh pejabat yang kita bunuh kemaren," ucap Robin cengengesan
"ngaco!" ucap Danis

Danis membuka pintu itu, lalu ia melihat seseorang berbadan gemuk membawa koper hitam berdiri tepat di depannya

"saya sudah buat janji dengan Anthony," ucap orang itu
"oh papah, kalo gitu silakan masuk," ucap Danis

Orang itu masuk ke dalam rumah dan menunggu di ruang tamu sambil melihat Danis yang berjalan naik ke atas tangga untuk memanggil papahnya. Ia melihat Danis yang cantik itu. Matanya begitu penuh dengan hawa nafsu

Tidak lama Anthony pun turun

"selamat malam pak Roni! jadi siapa yang harus kami bunuh besok?" ucap Anthony
"wah bapak ini sangat to the point sekali ya," ucap Roni
"untuk apa banyak basa basi, kita disini kan perlu bicara cepat, yang penting kan saya tau siapa yang mau dibunuh and saya juga dapat biaya yang saya inginkan," ucap Arthur dengan aksen bicara orang bule

Roni pun menjelaskan siapa orang yang ingin dibunuhnya dan menjelaskan sedikit tentang orang itu. Setelah berbicara cukup lama, Roni pun pergi dari tempat dead hunter itu

"lot of money we got!" ucap Anthony sambil melihat isi koper hitam yang dibawa Roni tadi
"besok ada kerjaan lagi ya pah?" ucap Cesar
"seperti biasa...ok? papah tidur dulu... siapkan diri kalian untuk besok," ucap Anthony
"ok pah," ucap Cesar sambil minum minuman soda



Keesokan malamnya, para Dead Hunter itu sudah menunggu korban di basement kantor tempat korban bekerja. Mereka menunggu di dalam mobil. Tak lama, korban muncul dan menuju ke mobilnya untuk pulang ke rumahnya. Cesar keluar dari mobil sambil menyembunyikan pistol kedap suaranya di balik mantel yang ia gunakan

Korban pun masuk ke dalam mobilnya dan ingin menutup pintu mobilnya namun pintu itu ditahan oleh Cesar, dan ia langsung menembak korban itu tepat di kepalanya. Korban pun mati di tempat, lalu Cesar menuliskan simbol DH di kap mobil korban dengan menggunakan darah korban yang banyak itu. Setelah melakukan tugasnya, Cesar pun kembali ke dalam mobil dan pergi meninggalkan tempat itu

Seseorang pekerja wanita yang ingin pulang malam itu, kaget ketika melihat mayat direksi perusahaannya telah mati mengenaskan. Ia berteriak di malam itu


Di dalam mobil

"sip... bersih... bagus sar!" ucap Robin sambil menyetir mobil
"gw gitu! kaya lo gatau gw aja!" ucap Cesar
"ah gitu aja sombong!" ucap Danis yang duduk dibelakang
"bukan gitu cara ngebunuh!" ucap Arthur

"apa maksut lo Arth?" ucap Cesar
"gak sadis, pembunuh murahan," ucap Arthur



"itulah Arthur... dia memang orang yang sangat aneh dari kecil... dia itu bukan adik gw...dia sangat kejam," ucap Cesar
"jadi dead hunter itu seperti ini... baru kali ini gw ketemu sama dead hunter dan denger langsung cerita tentang dead hunter dari anggotanya... gw gak pernah bayangin kaya gimana para dead hunter ini! ternyata mereka orang biasa juga!" ucap Alan

"tentu kami adalah manusia biasa... manusia biasa yang bisa mati... keterbatasan manusia yang satu ini yang paling gak gw suka...bicara kematian...gw jadi inget malam dimana Danis dibunuh kapten polisi itu... dia adik perempuan satu-satunya... dia adik yang paling gw sayang... tapi malam itu, kapten Rendra membunuhnya...," ucap Cesar




Pagi itu, Kapten Rendra sedang berbicara kepada anaknya Aryo

"yo, kamu kan ingin jadi polisi, kamu tahu polisi itu seperti apa dan harus bagaimana?" ucap Kapten Rendra
"tahu, seperti ayah kan," ucap Aryo
"seperti ayah? apa maksutmu? jawab yang jelas," ucap Kapten Rendra
"seperti ayah yang selalu bisa menangkap penjahat," ucap Aryo
"hanya itu saja?" tanya Kapten Rendra

"ya hanya itu saja, polisi bertugas menangkap penjahat," ucap Aryo
"bagaimana caranya?"
"aku tidak tahu," ucap Aryo
"bodoh!!!" ucap Kapten Rendra keras

Aryo hanya terdiam dan terlihat takut, ayahnya memang sangat tegas dan galak, tidak seperti dirinya yang pengecut

"polisi itu harus mengorbankan nyawanya demi melawan kejahatan! tidak ada kata menyerah! polisi tidak pernah takut dan pengecut seperti kamu ini! polisi selalu melindungi rekan sesamanya dan bekerja sama dengan baik untuk menangkap penjahat! kamu mau jadi polisi atau tidak! kamu sekarang sudah kelas 3 SMA! pikirkan baik-baik masa depanmu! ubahlah sikap pengecutmu itu kalau kamu memang ingin menjadi polisi seperti ayah!! ayah pergi bertugas dulu!" ucap Kapten Rendra

Aryo remaja itu hanya terdiam dan melihat ayahnya pergi untuk bertugas, ibunya datang menghampirinya dan memeluknya

"sudahlah yo, ayahmu memang begitu, dia memang keras," ucap ibu Aryo
"aku tahu..." ucap Aryo


Malam itu para petugas polisi sudah menunggu aksi dead hunter berikutnya, mereka berhasil menjebak dead hunter dengan mengirimkan intel untuk berpura-pura menjadi penyewa jasa mereka. Karena penampilan intel polisi itu yang meyakinkan dan uang imbalan yang banyak untuk para dead hunter ini, maka dead hunter pun termakan jebakan para polisi ini

"lapor, target korban dead hunter sudah ada di tempat, namun dead hunter masih belum terlihat," ucap anggota polisi
"tetap waspada, jangan lengah!" ucap Kapten Rendra

Perwira Indra yang menjadi target korban pembunuhan dead hunter itu sedang duduk di stasiun kereta di malam yang sepi itu dengan tenang, ia berpura-pura membaca sebuah koran sambil menunggu dead hunter datang. Namun dibalik ketenangannya, perwira Indra sangat ketakutan

Arthur berjalan dengan memasukkan kedua tangannya ke mantel hitamnya, ia mendekati perwira Indra yang merupakan korban pembunuhannya. Cesar, Robin dan Danis memperhatikan dari jauh sambil berjaga-jaga

Arthur berdiri tepat di depan perwira Indra yang sedang membaca koran itu

"anda bernama indra?" ucap Arthur
"ya, ada apa?" ucap perwira Indra
"maaf... anda harus mati malam ini..."

Perwira Indra langsung mendorong Arthur yang berada tepat di depannya itu. Para polisi yang berpura-pura menjadi orang-orang biasa itu pun langsung bereaksi ketika melihat Indra mendorong seseorang bermantel hitam yang memegang senjata

Arthur yang didorong oleh perwira Indra itu ternyata tidak jatuh, ia lalu menembak perwira Indra berulang-ulang dengan pistol kedap suaranya. Arthur sangat menikmatinya, ia tertawa sambil terus menembak perwira Indra

"Indra!!" brengsek!! cepat tembak dia!!" ucap Kapten Rendra keras

Semua tembakan polisi mengarah ke Arthur malam itu, namun dengan cekatan Arthur lari dan tidak terkena tembak. Para polisi itu mengejar Arthur dan dead hunter lain yang melarikan diri itu

Kapten Rendra mendekati perwira Indra yang sudah sekarat itu, ia melihat Indra yang penuh darah

"ndra kamu pasti bisa bertahan! tim medis masuk!! seorang polisi terluka!! cepat segera kesini!! seorang polisi terluka!!...." ucap kapten Rendra
"gak perlu kapten... gak berguna... dengan....lu.........luka seperti ini... sa.........saya pasti mati.... tapi............saya bangga mati seperti ini kapten......"

"jangan bicara sembarangan! kamu pasti bisa hidup! kamu orang yang kuat ndra!"

Perwira Indra tidak berbicara sedikit pun, ia telah tewas malam itu. Kapten Rendra melihat Indra yang sudah tewas itu

"ndra!! jangan mati! ndra! jangan mati ndra!!!"

Kapten Rendra melihat rekannya yang tewas itu, ia sangat sedih malam itu. Rekannya Indra yang selalu mendampinginya bertahun-tahun itu telah tewas terbunuh malam itu. Kapten Rendra kehilangan teman terbaiknya, teman yang selalu setia menjaga dan melindunginya

"tim medis masuk... dimana korban terluka berada... kami segera kesana..."
"tidak perlu............ Indra sudah mati............"

Kapten Aryo melihat Indra yang tewas dengan luka yang banyak itu ditubuhnya. Perasaan sesal melanda dirinya

"saya gagal.... saya gagal melindungi rekan saya sendiri...." ucap Kapten Rendra

Kapten Rendra langsung berlari mengejar Arthur dengan semangat dan rasa kesal yang dalam. Ia ingin membalas kematian Indra


Para dead hunter itu bersembunyi di gang sempit dan gelap. Mereka terlihat ketakutan dan kelelahan karena dikejar oleh para polisi

"gila capek gw lari... kita lolos kan?" ucap Robin
"mudah-mudahan.... tapi si Danis sama Arthur mana?" ucap Cesar
"kita harus cari mereka dan pergi dari sini....polisi... ada dimana-mana," ucap Robin dengan nafas yang tersengal-sengal


Arthur yang berlari bersama Danis terlihat kelelahan, mereka dikejar oleh para polisi itu yang salah satunya adalah kapten Rendra. Arthur dan Danis bersembunyi di balik tembok gang yang gelap itu. Mereka telah terpojok di ujung gang.

"nis, si Cesar sama Robin mana? kita harus kemana nih? kita harus ketemu mereka!" ucap Arthur
"gw ga tau! tadi kita kepisah! gimana nih! polisi ada banyak!" ucap Danis
"udah tenang! ada gw disini!" ucap Arthur


"keluar kalian! kami tahu kalian bersembunyi di balik tembok itu! keluar kalian! kalian sudah terkepung!" ucap Kapten Rendra

Para polisi yang cukup banyak itu sudah mengepung Arthur dan Danis yang terpojok di ujung gang, senter para polisi menyorot tempat persembunyian Arthur

"gw gak mau keluar! lo pikir lo semua bisa nangkep gw!" ucap Arthur
"serahkan diri kalian! kami tidak akan melakukan perlawanan apabila kalian mau menyerahkan diri! buang pistol kalian ke samping jalan! cepat!" ucap kapten Rendra

"gw gak mau nyerah! lebih baik gw mati!" ucap Arthur

Arthur menembak para polisi itu dari balik tembok, namun tembakannya tidak ada yang mengenai sasaran. Para polisi itu pun bereaksi dengan menembak balik Arthur dan satu tembakan berhasil melukai tangan Arthur

"Aaaaakkkkhh!!!" brengsek!!! tangan gw kena!!!"
"Arth! lo gapapa!!" ucap Danis
"tangan gw...... tangan gw nis...." ucap Arthur kesakitan


Sebuah mobil berhenti tepat di ujung gang, dari dalam mobil Cesar dan Robin menyuruh Arthur dan Danis untuk segera lari ke dalam mobil untuk kabur dari tempat itu

"Arth! nis! disini!! cepat masuk ke mobil!! cepat lari!!" ucap Cesar

Arthur dan Danis melihat kedua kakaknya yang ada di mobil itu

"nis! kita harus lari dengan cepat ke mobil itu! lari sangat cepat! jangan berhenti sedikit pun! kalo gak kita bisa ketangkep!" ucap Arthur
"tapi jaraknya jauh Arth! aku takut! aku gak bisa Arth!" ucap Danis
"bisa! kita sudah terdesak! satu-satunya jalan ya kita ke mobil itu! lo mau mati di sini!?" ucap Arthur
"gw takut Arth," ucap Danis

Arthur memegang tangan Danis, mereka bersiap untuk lari menuju mobil Cesar dan Robin yang ada diujung gang itu

Arthur dan Danis berlari keluar dari gang itu, Arthur memegang tangan Danis dan berlari dengan cepat menuju mobil di ujung gang itu. Semua polisi menembakkan senjatanya ke arah Arthur dan Danis yang lari itu, namun semua tembakkan itu meleset. Kapten Rendra langsung berlari mengejar Arthur dan Danis

"gak bakal gw biarin lo lolos brengsek!" ucap Kapten Rendra

Kapten Rendra ada tepat di belakang Arthur dan Danis yang berlari itu, ia menembakkan senjatanya dan berhasil mengenai Danis. Danis pun terjatuh dan tewas. Arthur kaget melihat kakak perempuannya yang sudah tewas, lalu ia melihat Kapten Rendra sudah membidiknya dengan pistol. Cesar dan Robin berteriak memanggil Arthur agar cepat masuk ke dalam mobil

KLIK

Kapten Rendra terkejut ketika ia ingin menembak Arthur yang sudah dalam bidikkannya, peluru di pistolnya ternyata telah habis. Arthur melihat kapten Rendra sejenak

"kematian Danis bakal kami balas! lo liat nanti!" ucap Arthur

Kapten Rendra pun melihat Arthur pergi dengan Cesar dan Robin menggunakan mobil malam itu, polisi lain berdatangan mendekati kapten Rendra, mereka langsung memeriksa mayat Danis yang tergeletak di tanah itu


Di dalam mobil

"bangsat!!! bangsat!!! brengsek!!"

Robin terus berteriak malam itu, ia sangat kesal ketika tahu adik perempuannya, Danis telah mati.

"polisi bangsat!! Danis mati!! kenapa Danis?! kenapa gak gw!!" ucap Robin
"tenang bin! tenang! percuma lo teriak-teriak kaya gitu juga!! Danis gak bakal bisa hidup lagi!" ucap Cesar yang menyetir mobil
"Danis.... dia itu terlalu baik.... dia itu masih muda sar!!" ucap Robin
"iya gw tau! terus kita emang bisa apa!? kita emang udah dikepung tadi!? yang penting kita selamat kan!" ucap Cesar

"egois lo! lo emang selamat, tapi Danis......." ucap Robin
"itulah resiko seorang pembunuh.... lagipula Danis itu memang lemah, dia pantas mati," ucap Arthur yang duduk di belakang mobil
"apa lo bilang Arth!?" ucap Robin

"Danis itu lemah, dia pantas mati," ucap Arthur
"sekali lagi lo ngomong kaya gitu.... gw tembak kepala lo!" ucap Robin

"Danis lemah, dia pantas mati.... terus? lo mau tembak kepala gw bin?" ucap Arthur

Robin mengarahkan pistolnya ke Arthur, Arthur hanya tersenyum kecil. Robin terdiam sejenak

"gw gak gila kaya lo Arth, gw gak bakal bunuh adik gw sendiri," ucap Robin

"lemah lo... itu yang gw maksut...lo itu lemah kaya Danis! makanya dia mati! lemah! pengecut!" ucap Arthur keras

Robin dan Cesar hanya diam saja



"jadi Danis mati ya di malam itu... lalu apakah kalian menuntut balas ke Kapten Rendra?" ucap Nay
"ya, tentu saja, 3 hari setelah kejadian itu, Robin mendatangi rumah Kapten Rendra dan membunuhnya bersama istrinya, sore itu hujan deras......," ucap Cesar




Di rumah kapten Rendra

"mah, Aryo belum pulang?" ucap Kapten Rendra
"belum pak, masih hujan... mungkin ia menunggu hujan reda di sekolah," ucap ibu Aryo
"mah...," ucap kapten Rendra
"ada apa pak?"
"apakah kamu selalu mencintai aku?"
"tentu saja... kenapa kamu bertanya seperti itu?"
"apa mamah tidak pernah takut mempunyai suami seorang polisi? sebagai polisi... aku bisa mati kapanpun....," ucap kapten Rendra
"aku percaya, bapak tidak akan seperti itu, bapak adalah polisi yang hebat...semua penjahat pasti takut dengan bapak," ucap ibu Aryo tersenyum

Kapten Rendra tersenyum sambil melihat istrinya yang cantik itu. Mereka tersenyum untuk yang terakhir kalinya sore itu

Suara ketukan pintu sangat keras sore itu, seseorang mengetuk pintu rumah kapten Rendra di sore yang hujan deras itu. Kapten Rendra membuka pintu itu dan kaget ketika melihat Robin langsung menodongnya dengan pistol

"jangan coba melawan! atau gw tembak!"

Kapten Renda dan istrinya yang merupakan orang tua dari Aryo telah mati sore itu dibunuh oleh Robin untuk membalaskan dendam kematian Danis

Aryo yang baru pulang dari sekolah di sore yang hujan deras itu hanya bisa menangis melihat orang tuanya dibunuh oleh dead hunter



"di malam itu setelah Robin membunuh kapten Rendra dan istrinya, dia bilang...dia melihat foto anak dari kapten Rendra, namun sore itu Robin tidak menemukan anak itu di rumah," ucap Cesar
"jadi Kapten Rendra telah mati dibunuh Robin," ucap Alan
"lalu bagaimana Ace bisa terbentuk? dan kenapa dead hunter itu tiba-tiba hilang? apa si Arthur itu yang membunuh keluarganya sendiri?" ucap Nay

"ya, di malam itu...Arthur mencoba untuk membunuh kami semua, gw pun hampir mati, sampai sekarang pun Arthur mengira semua keluarganya telah mati... tapi dia gagal bunuh gw malam itu, semua berawal dari malam dimana dead hunter menemukan konflik karena perbedaan pendapat di antara anggotanya...."



"gak bisa! dead hunter hanya boleh beranggotakan keluarga kita saja! tidak boleh ada orang luar! papah tidak setuju usul kamu Arthur! sekali tidak tetap tidak! i say no! no excuse! understand!" ucap ayah Arthur keras

"pah... mikir lah! kalau kita tidak memperluas jaringan dengan merekrut geng lain seperti strijders yang diketuai Theo yang tangguh itu! atau Bomber yang anggotanya ahli peledak itu! dead hunter bisa mati! perlahan-lahan kita bisa mati pah! Danis sudah mati! cepat atau lambat kita pasti mati juga seperti dia!" ucap Arthur

"tidak! dead hunter sudah bertahan 5 tahun ini! kalau kita gabung dengan geng lain! resikonya besar, geng-geng itu bisa berkhianat dan berbalik melawan dead hunter! maka dari itu papah ingin salah satu dari kalian menjadi ketua dead hunter kelak! kalian lah penerus dead hunter ini! papah sudah tua! papah harus pensiun dan digantikan oleh kalian! papah akan memilih penerus untuk menjadi ketua dead hunter ini!

"lalu siapa penerusnya?" ucap Arthur

Cesar dan Robin hanya terdiam memperhatikan ayahnya sedangkan ibu mereka hanya duduk saja di samping mereka malam itu

"cesar lah yang pantas menjadi ketua dead hunter berikutnya menggantikan papah..."
"apa!! Cesar? bisa apa dia pah?!" ucap Arthur
"dia adalah kakak kalian yang tertua, dia bijak dan pintar, dia pantas memimpin kalian"

"bullshit!" ucap Arthur

Arthur terlihat kesal dan berjalan untuk pergi dari rumah, ia kesal karena ayahnya tidak setuju dengannya untuk memperluas jaringan dead hunter dengan merekrut geng lain. Terlebih ia juga kecewa karena Cesar lah yang menjadi ketua dead hunter berikutnya, bukan dirinya.

"kalian akan menyesal nanti! dead hunter akan mati perlahan! gw keluar dari dead hunter," ucap Arthur

Arthur berjalan keluar meninggalkan keluarganya itu, malam itu Arthur keluar dari dead hunter. Cesar, Robin dan kedua orang tuanya hanya terdiam melihat kepergian Arthur

"keras kepala," ucap Cesar


Keesokan harinya di markas Strijders

"lo kenapa keluar dari dead hunter Arth?" ucap Theo
"gw muak sama keluarga gw... kita beda pemikiran" ucap Arthur
"terus lo kenapa dateng kesini? apa tujuan lo?" ucap Theo
"gw mau ajak lo bikin geng baru... geng yang sangat kuat dan ditakuti! geng ini harus lebih kuat dari dead hunter!"

"lo serius? terus mau buat geng kaya gimana?" ucap Theo
"geng yang beranggotakan banyak orang! kita harus bergabung dengan "Bomber" dan "Nighteyes" juga!

"nighteyes? Alvo kan? dia kan gila? gw gak mau gabung sama mereka!"
"kenapa?"
"mereka itu punya ilmu hitam... dengan begitu bisa saja mereka dengan mudah memantrai kita!" ucap Theo
"lo kira gw sebodoh itu ya? lo kira gw gak kenal Alvo? gw tahu kelemahan ilmu hitam Alvo... kalo dia macem-macem gw bisa bunuh dia..." ucap Arthur

Setelah hari itu, Strijders, Bomber dan Nighteyes bergabung menjadi satu dan diketuai oleh Arthur yang sampai sekarang disebut animus bertopeng merah.


Suatu malam, di tempat perkumpulan geng

"malam ini! kita semua membentuk geng baru! geng yang kuat dengan anggotanya yang luar biasa! saya... Arthur! yang merupakan ketua geng ini! malam ini berjanji untuk membawa geng baru ini menjadi kuat dan tak terkalahkan! kita akan merajai dunia kriminal! kita lah yang terkuat! kitalah yang tergangguh! kitalah ACE!!!

Arthur mengobarkan api semangat para anggotanya malam itu, Ace malam itu telah terbentuk dan diketuai oleh Arthur. Di atas panggung besar itu, Arthur tersenyum puas, ia menggunakan jubah hitamnya dan memasang topeng merahnya, ialah sang animus bertopeng merah yang terkenal itu

"sebagai Ace yang kuat kita tidak boleh memiliki saingan! maka dari itu misi pertama kita adalah menghancurkan saingan terkuat kita! kita hancurkan dead hunter!," ucap Arthur keras

Semua anggota geng Ace berteriak mengatakan ACE!! berulang-ulang, malam itu Ace yang kuat telah terbentuk dan akan merajai dunia kriminal


Malam itu, keluarga dead hunter sedang makan malam di rumahnya, suasana makan malam pun tak semeriah dulu ketika Danis dan Arthur masih ada sebagai dead hunter

"tinggal bertiga... sepi sekali..." ucap Robin
"kau benar...suasananya tidak seperti dulu, suara tawa Danis pun sudah tidak ada...biasanya setiap makan malam... dia yang selalu paling semangat..." ucap Cesar

Anthony hanya terdiam sambil memakan makanannya

"mamah pun udah ga ada... kenapa Arthur begitu tega membunuh mamahnya sendiri..." ucap Robin
"semestinya malam itu, gw nemenin mamah...tapi mamah nolak....dia mau pergi sendiri...seandainya gw nemenin dia...mungkin dia masih hidup sekarang," ucap Cesar


Suara keras dari arah ruang depan rumah itu terdengar sampai ke ruang makan, Arthur dan Theo beserta anggota geng Strijders menghancurkan pintu rumah itu dan masuk ke dalam rumah untuk membunuh para dead hunter

Arthur melihat keluarganya yang sedang makan itu

"selamat malam kalian semua, boleh gw gabung?" ucap Arthur

Semua dead hunter yang duduk di meja makan hanya terdiam dan melihat Arthur duduk di antara mereka. Theo dan anggota gengnya berdiri di samping meja makan yang cukup besar itu

"gw kesini cuma mau mengajak kalian gabung dengan Ace..." ucap Arthur
"Ace?" ucap Robin
"itu geng baru yang gw buat...semua geng-geng kuat gabung jadi satu yaitu Ace, gw ketuanya..." ucap Arthur
"pengkhianat lo! lo udah berkhianat dengan keluarga lo sendiri!" ucap Robin

Arthur hanya tertawa di malam itu, ia menganggap perkataan Robin itu sangat lucu

"berkhianat...gw gak berkhianat...gw cuma mau dead hunter maju! tapi kalian menolak usul gw malam itu kan?" ucap Arthur

"lalu... kenapa malam ini kamu datang kesini lagi Arth?" ucap Anthony
"pah... Arthur cuma mau ajak papah gabung sama Arthur... kita bentuk dead hunter yang lebih kuat!"

Anthony mengarahkan pistolnya ke Arthur

"papah tau... malam ini akan datang...papah tau tujuan kamu Arth! dari sejak kecil kamu memang serakah dan tidak mau kalah! selalu ingin menjadi yang terkuat! kamu ingin membunuh dead hunter dan membentuk geng baru yang lebih kuat kan!" ucap Anthony

Arthur hanya tersenyum

"dari dulu papah memang pintar...tidak seperti mamah..."
"kenapa lo bunuh mamah?" ucap Cesar

"sebenernya....... malam itu gw juga ngajak mamah gabung ke geng baru gw... tapi....... dia ga mau sama seperti kalian.... yaudah gw tembaklah....gw bunuh....," ucap Arthur santai

"anak bangsat!"

Robin mengarahkan pistolnya ke Arthur dan akan menembak tepat di kepala Arthur

DAR!

Suara tembakan malam itu berbunyi sangat kencang, namun tembakan itu bukan berasal dari pistol Robin, suara itu berasal dari pistol Theo yang baru saja membunuh Robin

Robin mati malam itu, darahnya menyiprat ke Cesar yang duduk tepat disebelahnya. Cesar melihat Robin yang telah mati itu.

Arthur pun tertawa dengan santai

"liatkan Robin udah mati? jadi gimana? kalian mau gabung kan?" ucap Arthur santai

Cesar dan Anthony hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya

"keras kepala" ucap Arthur

Arthur pun menembak Anthony dan Cesar malam itu. Semua anggota dead hunter telah tewas malam itu. Arthur dan Theo pun meninggalkan rumah itu. Keesokan harinya, media massa mengumumkan tewasnya dead hunter yang misterius itu.



"malam itu, gw hampir mati....Arthur mengira gw udah mati....tapi sebenarnya gw masih hidup...tembakannya meleset malam itu...gw pun berpura-pura mati dan pergi meninggalkan rumah di malam itu," ucap Cesar

"cerita yang sangat tragis...keluarga pembunuh yang kejam mati karena dibunuh oleh anggotanya sendiri..." ucap Alan
"pengkhianat seperti Arthur itu memang harus diberi pelajaran," ucap Nay

"gw akan balas kematian keluarga gw malam itu...setiap malam gw selalu dihantui kejadian malam mengerikan itu...gw harus bunuh Arthur... Ace harus kita hancurkan!!!"

Cesar, anggota dead hunter yang masih hidup itu akan membalaskan dendam kematian keluarganya. Dead hunter akan membuat perhitungan dengan Ace, perang antar geng terbesar akan segera dimulai!!!

6 komentar:

  1. Aaah, akhirnya bisa komen.

    VERY NICE ENGLISH MATE!

    san lo wajib nonton Serigala Terakhir, buat inspirasi nama-nama gahar

    BalasHapus
  2. tau gw, ada yg namanya jago kan? wak wakk wak... itu nama agak kurang keren mnurut gw, jago? wkwkwkwkwkkwkw. nice english kenapa jar?

    zep

    BalasHapus
  3. bahasa inggris si bule keren aja

    JAGO mah biasa, yang sangar tuh SAGAT

    SAGAT

    GILA SEREM ABIS

    (deket2 SAGIL gitu kan)

    BalasHapus
  4. hahaha iya, tapi itu jelas kagak disengaja, wkwkwkwk

    zep

    BalasHapus
  5. kapan nie Keluar lagi,,??
    jangan lama2 Bang...
    Orah Sabar...

    BalasHapus
  6. wahahahhaa, ni sapa yak? bntar yak, saya lagi sibuk kuliah, janji sebelum minggu keluar, maaf yak

    zep

    BalasHapus