Sabtu, 22 Agustus 2009

10. Night Fight

"The Flame" berkobar malam ini, jaket dengan warna dominan merah dicampur garis hitam bertuliskan FLAME di bagian belakang dikenakan para 5 pemuda anak sma ini. Mereka berbaris berjajar berdiri tegak di depan tembok belakang sekolah di malam gelap itu.


"uda pada tau kan tugas masing-masing?" ucap sagil

"pasti gil, gw sama Nay bagian ngurus anak-anak 5, gw pastiin ga ada yang berdiri lagi setelah gw hajar," ucap Alan

"ok, setelah itu?" tanya Sagil

"gw masuk ke markas anak 5 buat ngambil narkotik dan obat di dalam, gw harus dapet barang-barang bagus malam ini, semuanya harus gw ambil mungkin juga ada uang atau senjata, lumayan kan," ucap Alvin

"ok, kalo lo nad?, ucap Sagil
"kaya ga tau aja lo gil, bunuh semua!" ucap Bonad
"jangan ada yang dibunuh, lukain aja, tapi kalo lo pada terancam ya udah mampusin aja," ucap Sagil

"si Sergi sama Vena udah siap di posisi buat jemput kita?" tanya Alan

"udah gw kasi tau, inget kita harus bertindak cepat, kita sampe sana sekitar jam 10, kita selesai jam 11, ga ada toleransi, kita harus cepat dan bersih, kalo gak semua bisa berantakan, setelah lo semua selesai, gw di luar bakal ngebakar markas anak 5, abis itu kita langsung cabut, ok? jangan bertindak ceroboh, pake otak! jangan ada yang mati malam ini," ucap Sagil

"ok!" ucap Alvin, Nay, Alan dan Bonad bersamaan

"nih senjata lo pada, aduh gw lupa bawa topengnya lagi," ucap Alvin

"udah gapapa, santai aja," ucap Sagil



Sebuah mobil jeep mendekat dan berhenti tepat di depan mereka


"woy, uda pada siap kan?" ucap Sergi

udah gi, let's go!" ucap Alan


Mereka berlima naik mobil itu dan langsung pergi menyerang markas anak 5



Di perjalanan menuju markas anak 5

"nanti gw sama sergi yang ngontrol keadaan di ujung jalan sini yah, kalo ada tanda bahaya langsung gw hubungin Sagil," ucap Vena
"ok ven," ucap Sagil

"inget jangan lebih dari jam 11, kita harus cepat dan bersih, kalo gak, resikonya gede man!" ucap Sergi

"sip, tenang aja," ucap Sagil
"ok," ucap Alan dan Nay
"tapi kalo lama juga kan lo bisa beduaan di mobil gi sama vena, enak kan," ucap Bonad

"ah, ga penting lo ah," ucap Vena
"iya nih," ucap Sergi


Sergi dan Vena anggota terakhir "flame", mereka berdua berpacaran cukup lama, mereka sering tidur bersama dan pergi dugem, yang mereka pikirkan hanyalah kenikmatan bercinta, tidak ada yang lain



Tidak lama, akhirnya "Flame" sampai di markas 5, sebelum menyerang, mereka berunding untuk mengatur strategi


"Vin, lo uda tau kan keadaan markas anak 5 sekarang?" ucap Sagil

"udah gil, kemarin gw sempet masukin mata-mata gw ke sana, mereka bilang pintu masuk ada 3, depan, samping dan belakang, kaya gini nih," Alvin menunjukkan sebuah gambar map yang ia buat sendiri

"terus?" ucap Alan

"jam segini biasanya anak 5 lagi pada pake narkotik dan pesta ganja, mereka lagi ga begitu sadar dan waspada karena kita serang mendadak gini," ucap Alvin

"ok, ada lagi ga vin?" ucap Sagil

"gw denger, katanya hati-hati sama orang berambut panjang yang bertato "hell" di tangan kanannya, dia kuat dan jago berantem, ucap Alvin

"ok, deh, udah ayo langsung aja, kebanyakan bacot nih," ucap Bonad
"ok kita beraksi sekarang Flame!" ucap Sagil


Ketenangan malam di markas anak 5 sama sekali tidak menandakan ada serangan tiba-tiba dari "Flame". Anak-anak sma 5 yang sedang asyik ngobrol sambil menikmati narkoba dan miras larut dalam kenikmatan itu


"asik banget nih malam-malam gini ngeganja, nikmat coy," ucap salah satu anak 5

"iya nih, ga ada tandingannya, kopi, ganja, plus miras,hehehehhehehe," ucap anak 5 yang lain setengah mabuk

"eh, ada genderuwo? itu noh jalan ke sini," ucap salah satu anak 5

"wah iya, gede amat itu orang, genderuwo!" ucap anak 5 lain


Mereka sedang mabuk karena minum banyak miras dan menghirup ganja, Bonad yang berbadan besar dan seram pun terlihat seperti genderuwo

"coy gw bagi dong, 1 linting ganja," ucap Bonad sambil membawa stik bisbol yang dililit kawat
"wah genderuwonya ngomong," ucap anak 5 yang mabuk
"lo mau coy? nih," ucap anak 5 lain sambil memberi 1 linting ganja

"lo dari mana coy?" tanya anak 5 yang berambut botak
"gw anak Flame, mau nyerang lo!" ucap Bonad

"bangsat!, anak flame!" ucap salah satu anak 5
"flame apaan?" ucap anak 5 lain yang mabuk


Bonad mengayunkan stik bisbolnya ke arah anak 5, satu pukulan keras membuat satu anak 5 tumbang tak berdaya penuh darah

"mampus lo anjing!" teriak Bonad
"bangsat lo!", salah satu anak 5 membalas dengan bogem mentah ke arah muka Bonad

Bonad kena telak di bagian pipi kiri, namun ia diam dan tak bergeming. Ia tidak merasakan apa-apa dari pukulan itu


"pukulan lo kaya banci men," ucap Bonad
"nih makan stik bisbol gw!" ucap Bonad memukul anak 5 yang baru saja memukulnya


4 orang anak 5 di bagian pintu belakang sudah tumbang oleh keganasan Bonad, mereka tidak sadarkan diri, Bonad berdiri dan melihat 6 orang anak 5 yang datang untuk menghajarnya



Di pintu bagian depan markas anak 5, Alan dan Nay sedang berkelahi dengan 7 orang anak 5, mereka cukup kewalahan karena jumlah orang yang tak sebanding, namun dua saudara kembar ini adalah yang terbaik di "flame" dan mereka tidak akan menyerah begitu saja




Alan terpukul telak di bagian perut dan ia jatuh tersungkur

"aaaaah, anjing, kita kalah jumlah" ucap Alan

"santai lan, udah biasa kaya gini mah, kita pernah ngadepin yang lebih gila daripada ini," ucap Nay yang mulutnya berdarah terkena pukulan

"Lo pada anak "Flame" ga bakal bisa ngalahin kita anak 5," ucap anak 5 yang tinggi besar

"berani amat lo nyerang kita di tongkrongan kita sendiri, mau abis lo!," ucap anak 5 yang memegang balok kayu
"aaah bacot!," Alan menendang muka anak 5 yang memegang kayu


lalu Nay mengambil balok kayu itu dan memukul kepala anak 5 itu, ia pun pingsan penuh darah di kepala


"mampus loh!," ucap Nay

lalu dari belakang salah satu anak 5 memegang Alan sampai tidak bisa bergerak. Alan lalu dipukuli dan meraung kesakitan


"lan!," Nay berlari dan memukul anak 5 yang sedang menghajar Alan yang tak berdaya dipegang tangannya dari belakang
"aaaaaah," anak 5 itu kesakitan dan terjatuh terpukul balok kayu

Alan langsung membanting anak 5 yang memegangnya dari belakang, lalu memukulnya berulang-ulang sampai membuat anak 5 itu tak sadarkan diri tergeletak di tanah


Tiba-tiba Nay teriak kesakitan, tangannya terkena sabetan samurai salah satu anak 5, lukanya cukup parah, Nay meraung kesakitan, darahnya cukup banyak

"aaah, sakit, anjing sakit banget tangan gw, aaah," Nay terjatuh sambil memegang tangannya dan meronta kesakitan


"lo gapapa Nay?" ucap Alan
"tangan kanan gw udah ga bisa digunain, mati rasa," ucap Nay


Alan melirik ke sebelah kiri dan melihat anak 5 itu mengayunkan samurai ke arahnya. Ia langsung menghindar, namun bajunya sobek terkena sabetan samurai.

"gila, hampir aja kena," ucap Alan
"4 lawan 1, gw bisa mati nih," gumam Alan

"mau ngapain lo sekarang? adek lo uda jatuh noh, lo tinggal sendiri lawan kita berempat," ucap anak 5 yang memegang samurai

"mampus lo!" anak 5 itu pun mengayunkan samurainya ke arah Alan

Alan hanya terdiam, ia seperti tidak bisa bergerak untuk menghindar, luka yang ia dapat sudah membuatnya mulai lemah

"gawat!!" ucap Alan


Tiba-tiba seseorang datang dari belakang memukul kepala anak 5 yang menyerang Alan

"mati lo!" ucap Sagil

Anak 5 itu pun jatuh dan tak sadarkan diri karena kepalanya berdarah dipukul batu besar

"lan ambil samurai itu!" ucap Sagil
"untung ada lo gil, kalo ga gw bisa mati, Nay udah luka parah," ucap Alan
"lo gapapa Nay?" tanya Sagil
"gapapa gil, cuma tangan kanan gw udah gabisa gerak lagi, aaah," ucap Nay kesakitan
"udah lo waspada aja, jangan sampe kena serangan lawan lagi, bertahan Nay!," ucap Sagil

"nih gil, abisin semua!" Alan melempar samurai ke Sagil


Sagil langsung berlari ke arah 3 orang anak 5 yang tersisa, ia menusukkan samurai langsung di bagian dada salah satu anak 5

"aaaaaaaaaah," anak 5 itu pun meronta dan jatuh tak berdaya

"setan lo!" salah satu anak 5 mengayunkan pukulan ke arah Sagil

Sagil langsung menunduk dan menyabet leher anak 5 yang menyerangnya


anak 5 itu jatuh dengan luka di leher yang parah, mungkin ia sudah tewas

Anak 5 yang terakhir lari ketakutan seperti dikejar setan

"bangsat lo!, gw panggilin Roy!" ucap anak 5 itu


Sagil hanya terdiam, ia berpikir siapa Roy? namun ia tidak mengejar anak 5 itu, ia lebih mementingkan keadaan temannya Alan dan Nay yang terluka




Di dalam markas Alvin masuk dari pintu samping yang sudah kosong tidak dijaga, para anak 5 yang biasa menjaga pintu ini sudah pergi ke bagian depan dan belakang untuk menghadapi Bonad, Alan dan Nay tadi


"beres, udah sepi, gila anak 5 barangnya bagus-bagus men," ucap Alvin

ia mengambil sejumlah uang di meja judi, miras, narkoba dan ganja yang cukup banyak, lalu ia menuju ke sebuah kamar yang merupakan satu-satunya kamar di markas itu

Tapi tiba-tiba


"Roy, Roy, Flame menyerang kita, anak-anak kita pada tewas, kita bisa kalah Roy!" anak 5 yang tadi lari ketakutan memanggil Roy dari kamarnya

Alvin menghentikan langkahnya, ia sangat kaget dan takut ketika Roy keluar, lututnya gemetar, ia tahu, ia bukan petarung, ia tidak bisa berkelahi sehebat teman-temannya. Alvin melihat Roy dengan rambut panjangnya dan tato "hell" di tangan kanannya


Roy mantan narapidana kasus pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan, dia juga ketua geng sma anak 5 namun ia bukan anak sma melainkan preman yang sudah berkali-kali masuk penjara dan sangat kejam. Rambut gondrong dengan muka penuh codet memakai jeans sobek dan jaketnya yang sobek tanpa lengan kanan. Dia adalah Roy sang penjagal


"ganggu tidur gw aja, malam-malam gini," Roy berbicara santai

"Roy si Sagil sama Flame nyerang kita, kita ga siap jadi kewalahan gini," ucap anak 5 itu

"yang lain mana? mati?" ucap Roy

"iya Roy, mereka mati, semua Roy!" ucap anak 5 itu

"kenapa lo ga mati tolol!" ucap Roy


anak 5 itu terdiam dan berjalan mundur ketika Roy menghampirinya

"pengecut biadab!" ucap Roy


Roy mengayunkan pukulannya ke arah perut anak 5 itu, dan anak 5 itu langsung jatuh tak sadarkan diri, Roy tidak suka pengecut, dan ia tidak segan-segan menghabisi anak buahnya yang pengecut

"lebih baik mati daripada lari kaya pengecut!" ucap Roy sambil meludahi anak 5 yang dipukulnya


Mata sayu Roy melirik ke arah Alvin yang berdiri tidak jauh darinya, pandangannya santai namun penuh nafsu membunuh yang telah menguasai dirinya. Roy berjalan pelan menghampiri Alvin. Alvin berjalan mundur dan terjatuh karena gugup, badannya lemas karena ketakutan





"mampus semua loh, curut!" ucap bonad yang telah menghabisi 10 orang anak 5 sendirian

tidak ada luka sedikit pun di tubuh Bonad dan ia telah menjatuhkan banyak anak 5 dengan tangannya sendiri. Bonad the monster seperti biasanya, selalu menang dan tak terkalahkan

"ada kepuasan sendiri buat gw kalo udah mampusin lawan, nikmat!" ucap bonad

Ia pun meninggalkan anak-anak 5 yang sudah ia kalahkan dan pingsan terjatuh di tanah, ia pergi masuk ke dalam markas


"kita udah ga punya waktu, ayo kita cabut" ucap Alan

"iya, gw bakar dulu nih markas, tapi si Alvin mana?" ucap Sagil

AAAAAAAAAH!

terdengar teriakan Alvin dari dalam markas, Alan, Sagil dan Nay terkejut


"itu Alvin!" ucap Nay
"kenapa dia? ayo masuk ke markas!" ucap Sagil

Mereka bertiga masuk ke markas untuk menolong sahabatnya Alvin


Alvin tidak bisa bernafas, lehernya dicekik oleh Roy, tubuhnya terangkat dan ia berontak untuk melepaskan tangan Roy dari lehernya

"mati itu enak ko," ucap Roy sambil mencekik leher Alvin dengan kuat

Alvin mulai lemas karena kurang oksigen, Alvin tidak bisa melawan dan berharap teman-temannya segera menolongnya

"Wooooy!" Bonad tiba-tiba muncul dari pintu belakang dan memanggil Roy

Roy melirik ke arah Bonad dan terdiam

"Woy lepasin temen gw!" ucap Bonad

Roy pun melempar Alvin ke tembok dan melihat Bonad dari bawah sampai atas seperti orang tolol

"ngapain lo, anak monyet berani nyerang kesini," ucap Roy
"gw ga tau, yang gw tau cuma menang berantem!" ucap Bonad
"tolol lo!" ucap Roy


Bonad berjalan pelan ke arah Roy sambil membawa stik bisbol berkawatnya. Roy tidak bergerak dan berdiri santai

"mampus lo curut!!" Bonad menyerang Roy dengan stik bisbol berkawatnya

Roy menghindar dan menendang perut Bonad dengan sangat kuat

Bonad jatuh berlutut memegang perutnya, matanya melotot, dan mulutnya menganga, ia tidak percaya tendangan Roy begitu kuat sampai membuat perutnya sakit luar biasa

Bonad jatuh tersungkur tak bergerak, baru kali ini ada orang yang bisa menjatuhkannya.

Sekuat itukah Roy sang penjagal sampai bisa menjatuhkan Bonad yang begitu kuat dan tak terkalahkan, satu anggota Flame paling kuat sudah dikalahkan dengan mudah oleh Roy dengan satu pukulan kuat.

"Flame" dalam bahaya!

4 komentar:

  1. ketauan lo ngga pernah make ganja -_- (sama kayak gw)

    btw gw ngerasa ada satu karakter yang ilang dah selama ini

    BalasHapus
  2. gw pernah jar, hehehehe
    mungkin cuma selingan doang itu karakter.
    hehehe

    BalasHapus
  3. nyantai aj zep, bisa diedit2 lagi klo dibukuin... lanjot! :D

    BalasHapus