Sabtu, 22 Agustus 2009

9.The Flame

jantung Irham berdetak kencang, keringat mulai bercucuran, ia tidak bisa berkonsentrasi, ia terlihat kacau karena pikirannya selalu tertuju pada sms misterius yang ia terima tadi pagi.



Irham!, Irham!," panggil guru Irham di kelas

tidak ada sautan suara dari Irham



"hei! ada apa dengan mu?! dari tadi gelisah saja!," guru Irham menghampirinya

"oh, ti-tidak ada apa-apa pak, maaf pak," ucap Irham kaget

"kalau tidak bisa serius, mending keluar saja!" ucap guru Irham

"maaf pak Suryo, saya tidak bermaksud, saya masih ingin belajar pak," ucap Irham



Pak suryo adalah guru matematika Irham, badannya yang gempal dengan kumis tebal dan alis tebal membuat bapak yang memiliki anak sebagai murid di sekolah ini menjadi terlihat seram.

Ia sangat galak dan tegas, semua murid segan kepadanya



"yasudah! coba kamu kerjakan nomor 2 ya! maju ke depan!" ucap pak Suryo

"ba-baik pak," Irham mengambil buku dan ke depan kelas





Waktu berlalu sangat cepat dan bel istirahat pun berbunyi, Irham keluar kelas dan mencari gadisnya Karin untuk mengajaknya pergi makan di kantin

Irham berjalan dan matanya menuju ke depan, melihat tajam ke depan kelas Karin



"ah, elo sok jual mahal banget sih, gaya banget, lo mau kan jalan sama gw sabtu malam," ucap salah satu murid laki-laki

"apaan sih lo gil, lepasin gak tangan lo, gw ga mau, kan udah gw bilang dari tadi," ucap Karin

"ahh, bawel lo," ucap Sagil



Sagil murid super bandel dari kelas Karin, dia adalah ketua geng "flame", yang suka menindas murid lain di sekolah, reputasi "flame" di luar sekolah sudah terkenal sebagai geng pembuat onar, sering berkelahi dengan sekolah lain dan membuat kerusuhan, "flame" memiliki 7 anggota di sekolah ini yang diantaranya 6 laki-laki dan 1 perempuan



"bung, lembut sedikit sama cewe," Irham memegang tangan Sagil

"apaan lo megang-megang tangan gw? siapa lo?" ucap Sagil menatap mata Irham

"Muhammad Irham, gw pacarnya Karin," ucap Irham
"hahahha, pacarnya Karin katanya, hahahha," ucap Sagil sambil mengatawai Irham bersama anggota gengnya
"bung, lo jangan banyak gaya di sini, lo ga tau siapa kita?" ucap Alan sambil mengacungkan telunjuknya ke tubuh Irham
"udah lan, biarin aja, anak baru, biasa norak," Sagil menahan Alan
"gw gak suka sama gayanya yang sok gil, pengen gw hajar nih orang!" ucap Alan emosi
"iya udah, hajar aja, kita abisin dia, dateng-dateng ngaku pacarnya Karin, gila kali," ucap Nay

Alan dan Nay adalah anggota "flame", mereka juga saudara kembar, memiliki postur tubuh yang tinggi dan badan yang berbentuk karena sering pergi fitness, keduanya memang gemar olahraga terutama sepak bola.

"kita ga level sama kecoa kaya gini, udah biarin aja," ucap Sagil
"tapi dia ngeselin gil, hajar aja udah," ucap Alan sambil menarik tangannya untuk memukul Irham
"ribut-ribut kaya anak kecil bukan lelaki sejati," ucap Irham
"untung gw lagi seneng hari ini, kalo gak gw hajar lo, nanti kita ketemu lagi bung," ucap Sagil sambil menunjuk dan mendorong Irham

"untung Sagil lagi sabar, kalo gak mati lo!" ucap Nay yang pergi meninggalkan Irham dan karin

mereka bertiga jalan menjauh sambil tertawa mencemooh Irham

"lo gak apa-apa ham?" tanya Karin
"gak apa-apa rin, mereka itu siapa sih?" tanya Irham
"flame, geng yang dihormati di sekolah ini, bahkan di luar sekolah, banyak geng lain di luar sekolah yang takut sama mereka, mereka kuat dan memiliki jaringan yang luas," jawab Karin
"Flame? gw pernah denger sih, jadi itu ya, brengsek juga mereka itu" ucap Irham
"udah, jangan dilawan, udah banyak korban "Flame", mereka itu gila," ucap Karin

Jauh dari Irham dan Karin, Sagil dan anggotanya sedang melakukan pembicaraan di belakang sekolah

"gil, kapan rencana kita nyerang anak "ace"? gw udah panas nih!," ucap Alan sambil menghembuskan asap rokoknya
"sebentar lagi, kita harus mengatur rencana baik-baik lan," ucap Sagil
"iya itu betul, "ace" itu kuat, mereka punya anggota yang jago berantem dan gak punya rasa takut, lo tau kan kemarin mereka ngebunuh anak sma 2," ucap Nay
"iya, itu yang gw takutin, jangan sampe kita salah langkah," ucap Sagil
"ah, apa si yang lo takutin gil, sang ketua "Flame" ini," ucap Alan sambil memukul pundak Sagil

"wah, itu si kunyuk udah dateng, bawain makanan kita," ucap Nay
"wah iya bener, woy lama amat lo vin, gw udah nunggu lama nih," ucap Sagil

Sori-sori, tadi dealernya banyak bacot, gw minta 10 linting aja susahnya minta ampun, udah gitu cuma dikasih dikit lagi pil nya," ucap Alvin sambil memberikan sebungkus narkotik dan ganja
"aah, udah ga apa, ini juga udah lumayan," Alan langsung menyambar bungkusan itu

"wih, semangat amat lo lan, santai dikit dong, tar kebanyakan obat, lo bisa mati loh, kaya Ben noh," ucap Alvin
"iya, ga nyangka gw men, mantan anggota kita bisa tewas gitu, dia tuh asik padahal orangnya," ucap Nay
"Ben mati dibunuh, tapi pertanyaannya siapa yang bunuh dia? tanya Alan
"mungkin orang "ace", ucap Sagil

"brengsek! gimana bisa, Ben itu kuat coy, masa dia kalah sih?" ucap Alan sambil membuang rokoknya dan menginjaknya
"tapi orang-orang "ace" jauh lebih kuat, lo gak inget mereka hampir bunuh gw dulu?" ucap Sagil
"iya ya, lo hampir mati dulu, untung gw cepet dateng, kalo gak kepala lo udah ilang noh," ucap Nay
"makanya itu, mungkin karena itu, Ben mati," ucap Sagil
"ah udah, orang mati jangan dibahas, ga guna, yang penting kita tuh harus waspada, gara-gara kejadian pembunuhan itu, polisi sering ke sekolah, jangan sampai geng kita kecium sama para polisi itu," ucap Alvin sambil menenggak sebutir obat narkoba

"tapi yang paling penting, nanti malam, udah pada siap kan serang tongkrongan anak sma 5?" tanya Alan
"jangan ditanya lan, semua senjata udah ada di mobil gw," ucap Alvin

Alvin anggota ke 4"Flame" yang bertugas untuk menyediakan senjata-senjata yang kebanyakan ilegal dan juga narkoba yang ia peroleh dari pengedar langganannya. Jaringan yang ia miliki sangat luas dan terselubung, maka ia mudah untuk mendapatkan barang-barang untuk keperluan "Flame"

"tapi, mana si Bonad? dia harus ikut malam ini, dia tuh gila, gak ada rasa takutnya," ucap Alan
"iya, gak pernah ada yang bisa jatuhin Bonad, bahkan Sagil sekalipun, dia senjata kita paling kuat," ucap Nay
"bonad kuat tapi belo-on, bego," ucap Alan sambil tertawa sinis
"tenang, dia bentar lagi dateng kesini," ucap Sagil

"apaan maksud lo ngomongin gw," Bonad muncul dengan membawa stik bisbol favoritnya

Bonad, anggota ke 5 "flame" kata-kata yang bisa ngejelasin Bonad cuma kuat kuat kuat dan kuat. Badan tinggi besar dengan kulit agak kehitaman, rambut keriting ikal seperti tidak pernah dikeramas dengan nada suara yang berat. Bonad sangat kuat namun agak bodoh, ia sangat disegani karena keganasannya dan tak pernah sedikit pun mau untuk kalah dalam perkelahian.

"eh elo, udah disini aja, ngagetin aja lo," ucap Alan
"apa maksut lo ngomongin gw tadi?" ucap Bonad sambil memainkan stik bisbolnya
"nggak ada, maksud apa-apa nad," ucap Alan
"jangan kebanyakan bacot deh lo lan, mau lo mati sekarang?" ucap Bonad
"udah, jangan kegayaan lo nad, kita tuh se-gang, jangan berantem gini dong," ucap Sagil
"untung ada sagil, kalo gak, nih stik bisbol masuk ke mata lo lan!" ucap Bonad
"sorry, sorry, santai dikit kenapa," ucap Alan
"yah, Alan sang pemberani, gak ada apa-apanya sama Bonad the monster," ucap Alvin meledek
"ah, kaya lo berani aja, jangan gaya deh lo," ucap Alan

"udah-udah, ok, jam 9 malam kita kumpul disini, jangan lupa bawa semua senjata yang ada, siapin topeng juga untuk penyamaran," ucap Sagil
"ok bos," ucap Nay
"sip deh," ucap Alvin
"beres," ucap Alan
"ok," ucap Bonad

Geng "Flame" akan beraksi malam ini, sesuatu yang mencekam dan mengerikan akan terjadi di malam nanti!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar