Senin, 24 Agustus 2009

13. Animus

Alvin, Alan, Nay dan Bonad berlari menjauh dari markas anak 5 yang sudah habis terbakar, markas itu sudah runtuh karena terlahap api, mereka beruntung masih sempat menyelamatkan diri, tidak seperti temannya Sagil yang masih di dalam dan mungkin sudah tewas.


"gila, capek gw dari tadi lari," ucap Alvin
"mana lagi nih si Sergi sama Vena, ko ga ada? katanya kita dijemput di jalan ini?" ucap Alan
"tunggu aja, pasti mereka bentar lagi dateng," ucap Nay

Bonad terlihat kebingungan, ia melihat-lihat ke samping kiri dan kanan

"Woy, stik bisbol kawat gw mana cuy? ko ga ada?" ucap Bonad agak bodoh
"yaelah, lo masih aja ngurusin gituan di situasi kaya gini," ucap Nay
"iya lo gimana si nad, lo semestinya mikirin Sagil tuh, dia masih di dalam markas, mungkin dia udah mati di sana," ucap Alan
"tapi stik bisbol itu bagus, ga ada duanya, sial ah ilang lagi," ucap Bonad kesal


Lalu Sergi dan Vena menggunakan jeepnya datang dan berhenti di ujung jalan

"hey guys! disini! cepetan masuk ke mobil!" ucap Vena

Alvin, Alan, Nay dan Bonad langsung berlari masuk ke dalam mobil, lalu mobil jeep itu langsung pergi meninggalkan markas anak 5 yang sudah tak berbentuk terlahap api

Di dalam mobil, "the flame" berbincang

"lo lama amat sih pada! ini udah lewat jam 11," ucap Sergi
"yah, lo ga tau sih, di dalam gimana? lo mah enak aja pacaran nunggu di mobil," ucap Alvin
"tau lo, protes aja, coba lo yang ke markas itu, paling mati," ucap Alan
"tau lo," ucap Bonad menambahkan tidak penting

"loh, ko Sagil ga ada? kemana dia? ko lo tinggal?" ucap Vena

Alvin, Alan, Nay dan Bonad terdiam, tak satu kata pun keluar dari mulutnya, mereka tidak tahu harus menjawab apa

"ko lo semua diem si? kenapa Sagil?" ucap Vena penasaran

"dia, dia...." ucap Alvin bingung harus menjawab apa
"dia tadi gak ikut keluar bareng kita, dia masih di dalam markas itu untuk menyelesaikan masalahnya dengan kakaknya yang ternyata adalah ketua geng anak sma 5," ucap Alan

"oh, kakaknya yang selama ini Sagil ceritain ke kita, yang udah gak tanggung jawab itu dan ngebunuh ayahnya dulu waktu Sagil masih kecil?" ucap Vena bertanya dengan nada agak keras

"iya Ven, ternyata Roy ketua geng sma 5 itu adalah Roy kakak kandungnya Sagil, gw juga baru tau," ucap Alan


"Sagil berkelahi dengan Roy tadi, satu lawan satu." ucap Alvin
"trus? Sagil menang? tanya Sergi sambil menyetir mobil

"iya dia menang, tapi pada saat markas itu terbakar, dia ga mau ikut keluar sama kita, dia ngejar kakaknya ke lantai atas markas itu," ucap Alvin

"terus sekarang dia ada dimana?" tanya Vena


"kita ga tau Ven, kita udah berusaha ajak dia keluar, tapi percuma karena dia harus menyelesaikan masalahnya dengan Roy yang udah dipendam selama bertahun-tahun," ucap Alan

"mungkin dia tewas di sana," ucap Alvin


"the flame" malam itu dirundung duka, sang ketua yang mereka hormati dan segani telah tiada, kobaran api "the flame" yang begitu besar dan menakutkan sudah mulai hilang, api itu perlahan padam seiring dengan kepergian Sagil

"jadi Sagil tewas?" ucap Sergi pelan

"kemungkinan kuat iya kalo dia terjebak di markas itu," ucap Alvin

"ah udah deh, jangan beranggapan gitu, kita kan ga tau yang sebenarnya terjadi, mungkin aja Sagil masih hidup," ucap Vena meyakinkan teman-temannya

"ya, mudah-mudahan aja," ucap Alan

Mereka semua hanya terdiam di mobil, mereka tidak tahu harus berbicara apa

"ngomong-ngomong tadi kita dapet apa aja vin di markas anak 5? ucap Nay

"lumayan lah, ganja dapet 20 linting, miras dapet 5 botol, leksotan sama ekstesi dapet 3 plastik masing-masing isi 20 butir, duit dapet sekitar 600ribuan nih cuy," ucap Alvin sambil melihat tasnya

"wah, pesta nih kita, sip deh, asik dapet gratisan," ucap Alan sambil menepuk pundak Alvin

"ah, pikiran lo ngobat aja lan," ucap Nay

"ah, lo sok ngatur gw Nay, kita kan brother!" ucap Alan sambil merangkul adiknya Nay dengan akrab

"lo tuh pake narkoba mulu, lo gak takut OD (over dosis) apa? ucap Nay

"hahaha, orang yang OD itu, orang goblok Nay, gak bisa nahan diri, ga pake otak dia," ucap Alan sambil tertawa

"ah elo," ucap Nay

The flame melanjutkan perjalanannya untuk menuju ke basecamp-nya yang berada di pinggir kota

"gimana? ada jawaban gak?" tanya Sergi kepada Vena

"gak ada, gw udah telpon berulang-ulang," jawab Vena yang sedang mencoba menelpon handphone Sagil

"kan udah gw bilang, Sagil mati ven," ucap Alvin

"ssst, jangan ngomong sembarangan lo vin," ucap Nay

"udah lah jangan mikirin Sagil terus, santai aja, pasti dia selamat, dia kan kuat dan pintar," ucap Alan

"gw khawatir aja lan," ucap Vena

Namun tiba-tiba di kejauhan, terlihat beberapa orang polisi sedang melakukan pemeriksaan terhadap mobil yang lewat

"wah gawat temen-temen, ada pemeriksaan polisi tuh di depan," ucap Bonad tiba-tiba

"wah abis kita," ucap Alan

"gimana nih? mampus deh," ucap Alvin

"udah lo tenang aja pada, udah biasa kan kaya gini, vin, miras, narkoba sama ganjanya lo simpen, jangan sampai keliatan sama polisi ya," ucap Sergi menyuruh Alvin

Sergi menghentikan mobilnya tepat di depan polisi yang memegang senter dan memakai jaket hitam panjang kepolisian. Polisi itu mengetuk kaca mobil Sergi

"selamat malam, saya dari pihak kepolisian sedang bertugas untuk pemeriksaan malam, boleh saya mengecek mobil anda?" tanya polisi itu

"silahkan pak, kami orang baik-baik ko," ucap Sergi

lalu polisi itu memeriksa baik-baik kedalam mobil itu, ia menyorotkan senternya ke semua arah di dalam mobil

"ok, semuanya tolong keluar," ucap polisi itu

Sergi dan teman-temannya pun keluar, mereka cemas karena membawa barang terlarang di mobilnya, mereka takut dicurigai sebagai "The Flame" yang sudah banyak membuat onar

lalu polisi itu menggeledah satu per satu anggota "The Flame" namun tidak ditemukan sesuatu yang mencurigakan

"ok, kalian boleh pergi," ucap polisi itu

namun tiba-tiba salah seorang polisi agak gemuk datang menghampiri

"jangan suruh pergi dulu, mereka "the flame" tangkap mereka!" ucap polisi gemuk itu

Polisi gemuk itu sadar Sergi dan temannya anggota the flame karena Bonad masih memakai jaket "the flame" sedangkan teman-temannya sudah melepaskannya ketika di perjalanan

Mereka pun langsung di borgol satu per satu, namun tiba-tiba

"lo jangan macem-macem deh disini," ucap Sergi

"lo pikir bawahan macem lo semua, bisa nangkep gw sama temen-temen gw," ucap Sergi

"anda ini siapa?" ucap polisi gemuk itu

"saya anaknya Komisaris Jenderal Polisi Drs.Hary Saryadi," ucap Sergi tegas sambil menunjukkan kartu nama ayahnya

kedua polisi itu langsung gugup seperti baru melihat setan, ia sangat kaget karena telah ingin menahan anak dari atasannya

"o-oh be-begitu, kalau begitu, kalian boleh pergi, tolong mas jangan laporkan perbuatan saya ini ke bapak, saya takut dipecat," ucap polisi gemuk itu agak gugup sambil memohon kepada Sergi

"udah tenang aja pak, asal jangan bilang-bilang kalo kita ini "the flame"aja . Pacar saya udah nyatet nama kalian berdua, kalo sampai macem-macem, abis!" ucap Sergi mengancam

Vena hanya tersenyum melihat kedua polisi itu dan menunjukkan kertas yang ada tulisan nama mereka berdua setelah mencatat namanya yang ada di seragam yang mereka pakai.


"ba-baik, silahkan kalian pergi," ucap polisi gemuk itu

Sergi dan teman-temannya langsung naik mobil dan bersiap untuk meninggalkan tempat itu namun tiba-tiba salah satu polisi memanggil dari kejauhan

"ada apa disana? semua baik-baik saja?" ucap polisi itu dari kejauhan

"ya, tidak apa-apa, mereka bersih pak," ucap polisi gemuk itu sambil mengisyaratkan Sergi dan teman-temannya untuk pergi

Sergi adalah anggota "the flame" yang paling tajir dan tampan, tidak heran ia menjadi playboy dan tidak heran juga banyak gadis-gadis yang jatuh dipelukkannya seperti Vena pacarnya yang sekarang. Walaupun Sergi tidak hebat dalam berkelahi, kelebihannya sebagai anak komjen polisi membuatnya sangat berguna bagi "the flame" disituasi seperti yang baru saja terjadi. Sudah sangat sering "the flame" lolos dari jeratan polisi karena kekebalan Sergi sebagai anak petinggi kepolisian

"untung Sagil nge-rekrut lo jadi "the flame" gi, kalo gak kita pasti udah ada di dalam penjara dari dulu-dulu," ucap Alan

"ya, itu gunanya gw disini," ucap Sergi sambil tersenyum tipis

Tidak lama kemudian akhirnya mereka sampai di basecamp tempat "the flame" biasa berkumpul dan bersembunyi.

Basecamp itu adalah sebuah rumah yang terletak di pinggiran hutan yang penuh dengan pepohonan seperti cemara dan pinus. Rumah itu cukup tersembunyi dan terpencil sehingga jarang sekali ada orang di daerah itu. Rumah itu dulu bekas tempat tinggal Sergi ketika kecil dan sekarang rumah itu sudah tidak digunakan lagi karena Sergi dan keluarganya pindah rumah. Orang tua Sergi mempercayakannya untuk mengurus rumah itu namun Sergi menggunakan rumah itu sebagai basecamp untuk "the flame"

Sementara "the flame" sedang beristirahat di basecamp-nya, jauh dari sepinya tempat persembunyian "the flame" yang terletak di pinggir hutan, Irham sedang menjaga kakaknya Joy di rumah sakit yang masih terbaring lemas karena kejadian misterius beberapa waktu lalu


Irham melihat pesan di handphonenya. Ia menerima pesan dari kapten Aryo yang menyatakan bahwa nomor polisi yang Irham berikan waktu itu adalah nomor plat mobil tua milik seorang kakek yang baru saja meninggal beberapa hari lalu. Diduga Irham keliru dalam memberikan nomor plat mobil itu karena tidak mungkin seseorang kakek tua penyakitan adalah seorang pembunuh misterius itu. Lagi pula mobil yang Irham liat adalah sejenis jeep yang tidak terlalu tua umurnya. Kapten Aryo juga menyatakan bahwa ia akan segera datang lagi ke rumah Irham sesegera mungkin untuk membicarakan pembunuhan Ben di malam itu

"ko bisa salah sih nomornya? sial, waktu itu gelap banget sih, udah malem, jadi gak begitu jelas" ucap Irham bingung karena plat nomor yang ia berikan kepada Kapten Aryo tidak membuahkan hasil

Lalu Irham mendekati kakaknya Joy yang terbangun. Irham sangat senang sekali Joy akhirnya sadar setelah pingsan beberapa hari karena kejadian misterius malam itu

"mbak, gimana keadaannya? sudah baikan?" ucap Irham prihatin

"ham, mbak ada dimana?" ucap Joy sangat lemas dan kebingungan

"mbak ada di rumah sakit, mbak mengalami kecelakaan beberapa hari yang lalu," ucap Irham

"mamah mana ham?" tanya Joy dengan lemas

"sebentar lagi dateng mbak, aku akan pulang dan mamah akan gantian jaga mba disini," ucap Irham sambil membelai rambut Joy


Tak lama kemudian ibu Irham datang dengan membawa buah-buahan untuk Joy, lalu ia menghampiri Irham yang berada dekat dengan kasur tempat Joy berbaring. Wajahnya tersenyum ketika melihat anaknya Joy telah sadar setelah pingsan cukup lama

"Joy, syukurlah kamu sudah sadar nak, mamah sangat prihatin, sudah 3 hari kamu pingsan sejak kejadian itu, ini mamah bawakan buah untuk kamu, dimakan ya nak " ucap ibu Irham sambil tersenyum

"terimakasih mah, tapi aku bingung kenapa aku bisa di rumah sakit, hal yang aku ingat hanya pada saat sebuah mobil menyerempetku lalu....." Joy memegang kepalanya yang masih sakit dan mencoba mengingat apa yang terjadi di malam itu

"sudahlah Joy, itu tidak penting, yang penting kamu selamat dan sudah semakin membaik sekarang," ucap ibunya dengan senyum

"jubah hitam dan topeng, tapi sepertinya ada seorang lagi, tapi aku tidak terlalu ingat, tapi orang berjubah itu memukulku dengan kencang di bagian kepala," ucap Joy pelan sambil memegangi kepalanya

"sudah mbak, jangan dipikirkan, istirahatlah dulu," ucap Irham

"ham, kamu pulang gih, kasian Karin menunggumu diluar, kenapa tidak diajak masuk?" tanya ibu Irham

"tadi dia di dalam, tapi barusan ia keluar dan menunggu di bangku depan kamar mah," ucap Irham

"yasudah ajak dia pulang, sekarang sudah jam 12 malam, antarkan Karin ke rumahnya, besok kan kamu sekolah," ucap ibu Irham

"iya mah, aku pulang ya," ucap Irham sambil mencium tangan mamahnya dan mengambil jaketnya di atas kursi

"hati-hati ham," ucap Joy pelan

"iya mbak, mbak cepat sembuh ya, istirahat yang cukup," ucap Irham

Irham membuka pintu kamar tempat Joy dirawat, lalu ia melihat Karin tertidur sendirian di bangku ruang tunggu tepat di depan kamar Joy dirawat.

Irham melihat wajah Karin baik-baik, Karin sangat mempesonanya, Karin sangat terlihat polos dan cantik ketika tidur, ia terlihat sangat kelelahan karena langsung menemani Irham ke rumah sakit setelah pulang sekolah tadi

"rin bangun, ayo pulang," ucap Irham membangunkan Karin

"hmm....Irham? jam berapa sekarang ham?" ucap Karin yang terbangun dan masih belum sadar betul

"udah jam 12 malam lewat, ayo kita pulang, besok kan kita sekolah," ucap Irham

"gimana kakakmu? udah sadar?" ucap Karin

"sudah, baru saja ia sadar, aku lega banget," ucap Irham

"bagus deh ham," Karin tersenyum dan berdiri dari bangku tempat ia tidur tadi

Mereka berjalan meninggalkan ruangan tunggu itu, tangan Irham merangkul pundak Karin dan tangan Karin melingkar di pinggang Irham, mereka terlihat begitu mesra dan saling menyayangi

Suasana romantis itu tertutupi oleh aura jahat dari seseorang yang mengintip di balik pepohonan pinus besar dekat rumah persembunyian "the flame". Orang itu sangat misterius dan ia telah mengikuti mobil Sergi dari tempat pemeriksaan polisi tadi. Wajahnya sangat licik, senyumannya menunjukkan kepuasan akan sesuatu.

siapakah sebenarnya orang misterius ini? dan apa hubungannya dengan "the flame"? yang jelas ia bukan orang asing bagi "the flame". Ia memiliki itikad buruk terhadap "the flame", ia adalah ancaman nyata bagi "the flame"!!!

Dia adalah "the Animus". Julukan untuk orang berbahaya dan paling dihormati dari geng "Ace"!!!



















































1 komentar:

  1. Kalo hubungannya cuma Jeep doang capek gw. -_-

    the animus... benar2 nama yang mengintimidasi... AKWAKWKAKW

    (BTW ITU ADA BAGIAN KOSONG DI BAWAH NGEGANGGU BANGET HRRHHH)

    BalasHapus