Minggu, 06 September 2009

15.Entering the enemy's mansion

Gedung tua besar yang sangat sepi dan menakutkan itu menghadap tepat ke arah Irham, kepala Irham menengadah ke atas melihat gedung tua itu.

"ini kan gedungnya? depan gereja katolik. iya bener kok," gumam Irham

Gedung itu begitu mencekam di malam hari, hanya cahaya bulan bulat penuh yang menerangi kegelapan di dalam gedung itu. Irham menelan ludahnya, ia berjalan perlahan masuk ke gedung itu.

"gila, serem banget nih gedung," gumam Irham sambil menyalakan korek api yang ia bawa untuk menerangi ruangan di dalam gedung itu

Jantung Irham terus berdegup kencang, keringatnya mulai bercucuran, pikirannya tidak fokus dan terus dibayangi rasa takut, gedung itu sangat gelap dan menakutkan, Irham hanya bisa berjalan perlahan dengan perasaan waswas sambil melihat-lihat isi gedung itu.

Irham terdiam, ia ingin segera keluar dari gedung itu dan menemui Karin di luar yang sengaja ia tidak ajak ke dalam karena cemas apabila Karin terkena bahaya dan lagipula Karin memang ingin diluar karena takut masuk ke dalam gedung.

"ham,"

DEG. Jantung Irham berdegup begitu kuat, ada suara yang memanggilnya, namun Irham tidak tahu siapa yang memanggilnya

"siapa itu!!?" Irham berteriak dan membuat gema di gedung itu

"aku ham, aku pembunuh sahabatmu Ben," ucap suara misterius itu

"dimana? dimana lo!!?" ucap Irham keras

"naiklah ke atas tangga itu," ucap suara misterius itu memerintah Irham

Irham langsung bergegas naik tangga itu, tangga itu sangat tinggi dan berputar, pegangannya sangat dingin dan berdebu, suara kaki Irham yang berlari di tangga itu terdengar seperti ketukan nada yang berirama, irama yang menakutkan dan memilukan hati

lalu ia sampai dan berdiri di hadapan sebuah pintu besar, ia membuka pintu itu perlahan dan masuk ke dalam, ternyata itu adalah ruangan yang cukup besar, banyak lilin yang menyala di pinggir ruangan, coretan-coretan dan gambar-gambar menakutkan yang ada dinding membuat ruangan itu semakin mengerikan, patung-patung tua yang berbentuk setan dan iblis menghiasi ruangan itu.

Irham berjalan terus ke bagian depan ruangan, ia ketakutan, ruangan itu sangat seram, lalu Irham melihat ada 3 peti besar yang terletak di sudut ruangan. Peti-peti itu terletak dalam posisi berdiri tepat di depan tembok

Irham melihat salah satu peti itu, ia menghapus debu yang banyak terdapat di peti itu dengan tangannya, lalu Irham membaca sebuah tulisan

"My beloved mother Vania Serlina" gadis berpita hitam

"apa maksut tulisan ini? ucap Irham bingung

lalu ia berjalan untuk melihat peti yang lainnya, tangannya langsung menghapus debu yang menutupi tulisan di peti kedua itu, Irham sangat bersemangat dan penasaran, ia membaca tulisan itu

"My little sister Eva Serlina" yang lugu dan tanpa dosa

Irham melihat peti terakhir yang berada di tengah dan membaca tulisan yang terdapat di peti tua itu

"My beloved father Rian Prasetyo" panutan dan pemimpin

Irham sangat bingung, siapa nama-nama yang tertulis di peti tua itu? lalu mengapa namanya Serlina? seperti nama belakang Karin? Irham mencoba untuk membuka peti itu namun tidak bisa karena peti itu tertutup sangat rapat

Suara tepukan tangan dari atas ruangan membuat Irham terkejut dan melihat arah suara itu. Matanya mengecil karena silau tersorot lampu yang sangat terang, tangan Irham mencoba menghalang-halangi cahaya lampu yang mengenai matanya

"siapa itu?" ucap Irham

sesosok orang itu hanya terdiam dan turun melewati tangga mendekati Irham perlahan

Irham terdiam ketika melihat sesosok orang berjubah hitam dengan topeng putih berbentuk wajah iblis yang marah berdiri tepat dihadapannya, ia seperti baru melihat setan, tidak bisa berbicara dan ketakutan

"gw ini Animus" ucap sesosok orang bertopeng putih itu
"animus? sang pemimpin "ace" itu?" ucap Irham
"ya benar, gw salah satunya," ucap the animus bertopeng putih

"lo yang bunuh sahabat gw Ben waktu itu?" ucap Irham keras
"ya benar, itu terlalu mudah buat gw," ucap The animus bertopeng putih
"kenapa lo tega? apa lo gak punya rasa kasihan? apa lo gak punya rasa sesal?" ucap Irham

The animus itu hanya tertawa dengan sinis
"gw udah gak tau cara ngerasain itu," ucap The animus bertopeng putih

"terus, kenapa lo undang gw kesini?" tanya Irham
"kita memang harus ketemu dan saling berbicara ham, mungkin lo bisa gabung dengan geng "ace", gw dengan senang hati nerima lo" ucap The animus bertopeng putih
"lo gila ya? gabung sama geng brutal kaya gitu? lebih baik gw mati aja daripada jadi pemberontak kaya gitu!" ucap Irham keras

"udah banyak orang bodoh kaya lo, seperti Ben," ucap the animus bertopeng putih
"apa maksut lo?" tanya Irham
"gw ajak dia gabung di malam itu sebelum gw bunuh dia, tapi dia nolak," ucap the animus bertopeng putih
"emang kenapa lo ajak dia gabung ke geng lo?" tanya Irham

"gw pengen ngancurin "the flame" perlahan-lahan, udah banyak kesalahan yang mereka lakuin" ucap the animus bertopeng putih
"kesalahan apa?" tanya Irham

"lo ga perlu tau, tapi lo juga punya kesalahan itu," ucap the animus bertopeng putih itu
"kenapa gw? apa salah gw?" tanya Irham sangat bingung

"kejadiannya udah lama ham, lo pun gak pernah tau itu," ucap seseorang yang muncul dari balik kegelapan di sudut ruangan

Dia adalah the animus yang kedua, berjubah hitam dengan topeng merah berbentuk wajah iblis yang bersedih, lalu yang tepat disebelahnya adalah the animus terakhir, berjubah hitam dengan topeng biru berbentuk wajah seorang iblis wanita yang tersenyum, the animus yang terakhir ini memiliki badan yang agak kecil

"kejadian apa? apa maksut kalian?" ucap Irham
"pasti lo inget ham, cuma lo gak tau aja siapa kita," ucap the animus bertopeng putih
"emang kalian ini siapa?" tanya Irham
"kita adalah masa lalu lo dan "the flame" ucap the animus bertopeng merah

Irham semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, ia tidak mengerti dengan apa yang para animus bicarakan tentang masa lalunya

"giliran lo yang mati sekarang, udah kesekian kali gw berusaha bunuh lo, tapi selalu gagal," ucap the animus bertopeng putih

"jadi selama ini lo yang ngerusak hidup gw? yang ngebuat rem motor gw rusak dan gw kecelakaan? yang ngebuat mba Joy di rumah sakit?" tanya Irham dengan sangat antusias

"ya benar, itu gw semua yg lakuin," ucap the animus bertopeng putih

"tapi kenapa? kenapa gw?" tanya Irham

"seperti yang gw bilang, lo punya kesalahan di masa lalu yang belum bisa gw maafin," ucap the animus bertopeng putih itu

The animus bertopeng biru itu memberikan stik bisbol kepada the animus bertopeng putih tanpa mengucapkan sepatah kata pun. The animus ini tidak berbicara sedikit pun

"mati lo!" ucap the animus bertopeng putih sambil memukulkan stik bisbol ke arah Irham

Irham langsung menghindar dan berlari ke arah pintu keluar ruangan itu, ia sangat panik dan ketakutan, Irham tidak mau mati dan berakhir mengenaskan seperti temannya Ben, namun ternyata Irham tidak bisa membuka pintu ruangan itu karena terkunci. Irham terus mencoba berulang kali membuka pintu besar itu tapi sia-sia, ia kelelahan dan terpojok. Ia melihat ketiga animus itu mendekatinya perlahan dengan nafsu membunuh yang mengerikan.

Kematian Irham semakin dekat, the animus sang pembunuh misterius itu telah berhasil menjeratnya!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar