Minggu, 27 September 2009

22. Death Couple

Hari sudah gelap di markas polisi Jakarta Timur itu. Sebuah mobil polisi menghampiri Irham yang berdiri di depan markas polisi itu.

"ham cepat masuk, kita harus bergerak cepat!" ucap Kapten Aryo
"baik kapten!" Ucap Irham sambil bergegas masuk ke dalam mobil sedan polisi itu

Di perjalanan Kapten Aryo, Perwira Edo dan Irham berbincang

"dimana ibu dan kakak saya kapten?" ucap Irham sangat antusias
"mereka diculik geng "strijders" pada saat penyerangan ke Jalan Merdeka tadi sore," ucap Kapten Aryo
"sial, aku baru membaca sms mereka tadi, kenapa aku lupa bawa handphone tadi! sial!" ucap Irham kesal
"tenanglah ham, kami sudah mengetahui dimana mereka," ucap perwira Edo yang duduk di kursi depan sebelah Kapten Aryo yang sedang menyetir
"bagaimana bisa?" tanya Irham bingung
"lagi-lagi sms misterius itu yang memberitahukan keberadaan kakak dan ibumu," ucap perwira Edo
"tapi bukankah mereka dibawa ke markas geng "strijders" itu?" tanya Irham
"tidak, sms misterius itu bilang, mereka berada di pabrik kosong di daerah Jakarta Utara," ucap Kapten Aryo

"bagaimana kalo itu hanya tipuan kapten?" ucap Irham
"lalu kita harus cari kemana lagi? markas "Strijders" saja kita tidak tahu, kita berharap saja semoga sms itu benar" ucap Kapten Aryo
"yah semoga begitu," ucap Irham pelan



Malam itu, geng "Andromeda" dan beberapa anggota "bomber" mengendarai mobil untuk mengejar sesuatu, mereka terlihat liar. Mobil mereka berjumlah 3 buah yang di dalam masing-masingnya terdapat anggota "Andromeda" dan "Bomber".

"mampus lo sekarang ham! lo dan polisi cecunguk itu bakal mampus malam ini! semua bersiap ambil senjata masing-masing!" ucap Felix sang pemimpin "Andromeda" di dalam mobil memberi isyarat untuk menyerang

Para anggota geng itu mempersiapkan diri. Mereka mengisi senjatanya dengan peluru-peluru, menyiapkan peledak-peledak dan bersiap untuk menyerang mobil Kapten Aryo yang jaraknya sudah lumayan dekat


Kapten Aryo yang sedang menyetir melihat ke kaca spion mobil sebelah kanannya, ia curiga dengan 3 mobil yang mengikutinya di belakang. Mobil itu terlihat ugal-ugalan

"do, mobil di belakang terlihat mencurigakan," ucap Kapten Aryo
"ah masa kapten," ucap perwira Edo sambil menengok kebelakang
"orang di dalam mobil itu ingin menembak kita!!" ucap Irham keras setelah melihat 3 mobil mencurigakan itu


Rentetan senapan mesin menghujani mobil polisi Kapten Aryo, para geng itu terus menembaki mobil Kapten Aryo yang berada tidak jauh di depannya

"gawat! do tembak balik! tembak balik!! cepat!!" ucap kapten Aryo panik
"brengsek! mereka anak-anak geng, ham berlindung di balik tempat duduk!!" ucap perwira Edo sambil mengambil pistolnya

Perwida Edo menembak ke salah satu mobil para geng itu, satu tembakannya tepat mengenai salah satu anggota geng "andromeda". Para polisi yang sudah terlatih ini memang lebih mahir dalam menembak di banding para anak-anak geng itu. 1 peluru untuk polisi sama dengan 50 peluru bagi para anak geng untuk tepat sasaran.


"bangsat! Sejoy ketembak!!" ucap Ken salah satu anggota "Andromeda"
"gimana keadaannya?!!" ucap Felix keras
"tewas bro! kita kehilangan se...aaaaaaaaaahkkk"
"ken!!!" Felix berteriak

Satu tembakan perwira Edo kembali menjatuhkan satu korban, Ken, anggota "Andromeda" itu tertembak di dadanya dan langsung tewas

"bangsat! biar gw yang turun tangan!!" ucap Felix kesal

Felix mengeluarkan setengah tubuhnya ke luar jendela mobil, ia menembakkan senapan mesinnya dengan penuh nafsu karena kesal teman-temannya terbunuh

"bangsaaaaaaat!!!!!!!! matiiiiiiiii loooooooooo!!!!!" Felix berteriak


Perwira Edo melindungi dirinya dan Kapten Aryo terus berusaha lari dan menjauh dari kejaran 3 mobil geng kejam itu

"Kapten lewat jalan sini aja, belok disini agar tidak terjebak macet!!" ucap Irham
"baiklah!" ucap Kapten Aryo


Salah satu mobil geng yang penuh dengan anggota "Bomber" itu mendekati mobil polisi Kapten Aryo, mereka menghunuskan senjata "custom" buatan mereka sendiri dari dalam mobil. Senjata itu mereka buat khusus untuk melontarkan peledak

"Kapten menghindar!!" ucap perwira Edo keras

Mobil polisi kapten Aryo hampir tertembak oleh geng "bomber" tadi, peledak yang terlontar itu mengenai mobil lain yang berada di jalur berlawanan. Mobil itu pun terguling hilang kendali dan terbakar

"hampir aja!!" ucap Kapten Aryo
"kalo gini terus kita gak bakal bisa lolos! bagaimana ini!!?" ucap perwira Edo
"semua pegangan!!" ucap Kapten Aryo

Kapten Aryo mengarahkan mobilnya untuk melewati jalur yang berlawanan, ia nekat melakukan itu untuk lolos dari para geng kejam itu

"do tembak ban mobilnya!!" Ucap Kapten Aryo

Perwira Edo mengeluarkan kepala dan tangannya dari jendela mobil, Ia membidik baik-baik ban mobil geng itu, matanya sangat fokus.

Satu peluru menembus dan merusak ban mobil geng itu. Mobil itu kehilangan kendali dan menabrak mobil lain yang berlawanan arah dengannya. Satu mobil geng telah berhasil dilumpuhkan

"bagus! satu jatuh!" ucap perwira Edo
"bagus do!" ucap Kapten Aryo
"tapi masih ada dua lagi!" ucap Irham

Kapten Aryo membelokkan mobilnya keluar dari jalan itu, ia melajukan mobilnya dengan cepat menuju perempatan di depannya. Dua mobil geng yang masih tersisa mengejarnya, mereka seperti adu balap

"lebih cepet lagi goblok!" ucap Felix kesal
"sabar dong! lo kira ini mobil batman!" ucap anggota "andromeda" itu
"haaaalaaah!!" ucap Felix

Sebuah truk kontainer besar melaju tidak begitu cepat dari jalan sebelah kiri di perempatan itu. Mobil Kapten Aryo yang melaju cepat sudah berada tidak jauh dari truk kontainer itu

"kapteeeeeeen!!!" ucap Irham
"tenang!! pasti sempat!!" ucap Kapten Aryo


Mobil polisi Kapten Aryo itu melewati truk kontainer besar itu. Sedetik saja terlambat, Kapten Aryo tidak akan berhasil. Supir truk kontainer itu kaget dan menghentikan mobilnya secara mendadak


Salah satu mobil geng itu tidak sempat menghentikan mobilnya. Mereka tertabrak truk itu, mobil itu hancur dan semua orang di dalamnya tewas seketika. Felix dan anggotanya yang tersisa berhasil menghentikan mobilnya sebelum menabrak truk kontainer itu namun mereka kehilangan jejak Kapten Aryo dan Irham


Felix keluar dari mobilnya

"sial kita kehilangan jejak," ucap Felix
"terus kita kemana nih bos?!" ucap salah satu anggota "andromeda" itu
"cabut! balik ke markas!" ucap Felix



Mobil polisi Kapten Aryo yang sudah agak hancur tertembak itu melaju cepat menuju pabrik kosong di daerah Jakarta Utara. Kapten Aryo, perwira Edo dan Irham berhasil lolos dari para geng kejam itu.

"fiuuuh, kita lolos," ucap perwira Edo menghela nafasnya
"do, tembakan yang bagus tadi," ucap Kapten Aryo
"terimakasih kapten, gaya menyetir yang bagus tadi! tapi itu gila kapten!!" ucap perwira Edo
"kalo ga gitu, kita sudah mati sekarang," ucap Kapten Aryo

Irham terlihat tegang duduk sendiri di belakang mobil, ia sangat ketakutan

"untung kita selamat," ucap Irham




Jauh dari ketegangan Kapten Aryo dan Irham, malam itu Sergi dan Vena sedang jalan di bawah lampu-lampu indah jalanan yang menghiasi gelapnya malam. Mereka terlihat mesra dan saling menyayangi

"indahnya malam ini ya gi," ucap Vena
"gak seindah cinta kita kan," ucap Sergi tersenyum
"mulai gombal deh," ucap Vena menggoda Sergi sambil mencubit badan Sergi
"aww sakit tau, kamu mau ga?" ucap Sergi sambil menawarkan es krim yang ia makan

Vena mengambil es krim itu lalu memakannya sedikit dan memberikannya lagi ke Sergi

"kamu janji ga bakal ninggalin aku?" ucap Vena
"janji, aku janji ven," ucap Sergi tersenyum
"mana tangannya?" ucap Vena memberikan kelingkingnya
"iya nih," ucap Sergi memberikan kelingkingnya
"nah gitu dong," ucap Vena tersenyum

Sergi pun tersenyum dan memegang kepala Vena yang lebih pendek darinya

"eh gi, ada tempat ramal cinta dan kehidupan tuh, kita kesana yuk," ucap Vena menunjuk sebuah tempat ramalan di pinggir jalan itu

Vena menarik tangan Sergi dan mengajaknya ke tempat ramalan itu. Mereka pun masuk ke dalam

"mana peramalnya ya," tanya Vena
"iya sepi banget," ucap Sergi

Tiba-tiba seorang wanita agak tua yang terlihat mistis keluar dari balik tirai

"pasangan serasi," ucap peramal wanita itu
"kami kesini ingin diramal tentang cinta dan kehidupan kami kedepan," ucap Vena
"baiklah, siapa yang ingin diramal terlebih dahulu?" tanya peramal itu
"cowo saya," ucap Vena

"baiklah, berikan tanganmu nak," ucap peramal itu

Sergi memberikan tangannya, lalu peramal itu melakukan ritualnya, Ia seperti membaca suatu mantra

"apa ini?" ucap peramal itu
"bagaimana? kita bisa nikah kan?" ucap Vena
"tidak mungkin nak," ucap peramal itu
"apa maksutnya tidak mungkin?" tanya Vena

"ya tidak mungkin, seseorang yang sangat jahat akan mencelakainya, ia akan mati," ucap peramal itu

Sergi dan Vena terdiam, mereka tidak percaya dengan apa yang diucapkan peramal wanita itu

"gak mungkin, kalo gitu coba ramal saya!" ucap Vena penasaran
"baiklah," ucap peramal itu

Peramal itu menyuruh Vena memasukkan tangannya ke air baskom di atas meja itu. Lalu peramal itu memantrainya, ia melakukan ritualnya lagi

Tiba-tiba air itu menghitam perlahan, peramal itu pun kaget. "coba kamu ambil kartu itu,"ucap peramal itu

Vena pun mengambil satu kartu dari tumpukan kartu yang ada di meja itu lalu memberikannya ke peramal itu, peramal itu kaget ketika melihat kartu itu, tangannya gemetar

"kalian berdua berhati-hatilah, malaikat kematian sudah dekat untuk menjemput kalian," ucap peramal itu
"peramal gila!" ucap Vena sambil menggebrak meja lalu mengajak Sergi pergi

Vena dan Sergi pun pergi tanpa membayar peramal itu sedikit pun, Vena sangat kesal karena keinginan ramalan yang ia inginkan tidak terwujud. Ia ingin ramalan itu indah dan romantis, ia ingin menikah dan hidup bahagia dengan Sergi namun peramal itu hanya meramalkan tentang kematian untuk mereka

Vena dan Sergi keluar dari pintu tempat peramal itu. Mereka tidak tahu bahwa telah diramal oleh peramal terkenal yang ramalannya sangat tepat dan jarang meleset, peramal ini memang tidak ingin dibayar, ia hanya ingin membantu kehidupan orang-orang yang memang ingin diramalnya.

Peramal itu terdiam, "kasihan mereka, hidupnya akan segera berakhir" gumam peramal itu

Lalu ia melihat kartu yang diambil Vena tadi. Kartu itu bertuliskan "Death"

2 komentar: