Senin, 14 September 2009

18. Good bye my love

Para anggota the flame terkejut dengan perkataan Alvin, mereka tidak percaya dengan kenyataan yang diungkapkan Alvin tentang identitas asli animus bertopeng putih.

"gak mungkin vin, itu gak mungkin," ucap Alan yang terlihat sedikit shock
"jadi si Bimo cupu itu mau balas dendam ke kita karena udah kita kerjain terus sewaktu SMP?" tanya Sergi
"trus emang dia mau ngapain kita?" tanya Nay
"bunuh kita semua," ucap Alvin serius

"apa maksut lo vin?" tanya Vena ketakutan
"ya, Bimo ingin balas dendam ke kita dan ingin bunuh kita semua," ucap Alvin
"jadi Ben dibunuh sama Bimo? si animus bertopeng putih itu?" tanya Nay

"ya, Ben adalah korban pertamanya Bimo, dan dia akan membunuh korban kedua dari Flame" ucap Alvin
"tapi apa yang udah kita lakuin ke Bimo dulu gak segitu parahnya, masa sih dia sampe mau bunuh kita segala?" tanya Vena

Semua anggota Flame lain terdiam, mereka terlihat merahasiakan sesuatu, sesuatu jawaban yang merupakan kunci dari dendam masa lalu Bimo terhadap Flame

"ko diem sih? jawab dong!" ucap Vena

"aaah udaaah laaah.... santai aja, ko pada serius amat sih," ucap Alvin menghangatkan suasana sambil mengambil satu buah botol miras dan gelas
"tau nih... serius banget sih, kalo emang Bimo mau bunuh kita semua, biarin lah, gw juga udah bosen hidup, hahahahaha," ucap Alan sedikit konyol
"wah gila lo emang lan, udah kena pengaruh obat, gini nih," ucap Nay

"tapi ngomong-ngomong vin kok lo bisa tau sih identitas asli animus bertopeng putih itu?" tanya Sergi sambil menaruh gelas bekas miras yang ia minum
"kan udah gw bilang, gw punya banyak "mata" untuk cari informasi," ucap Alvin
"emang deh lo gokil! pantes lo kayanya jadi ketua kita, ya gak temen2?" ucap Alan
"hmm iya sih, boleh lah," ucap Vena
"ok, tapi gw harap kita bisa kalahin tuh para animus dan ace!" ucap Sergi

"wah, pada setuju semua, gw juga deh kalo gitu," ucap Nay
"nah gitu dong! gw kan jadi seneng nih, eh tapi si Bonad setuju gak?" ucap Alvin

"woooy gw setuju aje!" tiba-tiba suara Bonad yang sedang tidur terdengar begitu keras

Entah bagaimana ia bisa mendengar semua perbincangan Alvin dan anggota Flame yang lain pada saat ia tertidur. Bonad memang ajaib

"wah, emang jin tuh orang, tiba-tiba ngomong setuju aja, emang dia denger perbincangan kita?" tanya Alan
"yaelah Lan, gw dari tadi gak tidur kali, gak bisa tidur nih, eh makan mana nih? laper nih," ucap Bonad konyol

Para anggota Flame tersenyum dan tertawa melihat tingkah Bonad yang begitu konyol dan polos.


Jauh dari tempat persembunyian Flame di pinggir hutan itu, para animus yang kejam sedang melakukan pembicaraan di tempat misterius untuk melakukan teror-teror selanjutnya terhadap keluarga Irham dan Flame untuk membalaskan dendamnya

"rencana kita berhasil," ucap animus bertopeng biru sambil berdiri di pojok ruangan gelap di tempat entah berantah itu
"bagus, kita sekarang sudah punya mata-mata di Flame sesuai rencana kita," ucap animus bertopeng putih
"semua berjalan mulus, jangan lupa terus awasi Irham, karena kita akan melakukan teror berikutnya," ucap Animus bertopeng merah

Animus bertopeng biru itu mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan misterius itu, ia pun menghilang di balik kegelapan


Di rumahnya, Irham terus mencoba untuk menelpon Karin, sudah lama Karin tidak memberikan kabar. Ia ingin tahu dimana Karin berada. Akhirnya Karin mengirim pesan ke Irham untuk menemuinya di taman seperti biasa


Malam harinya Irham menghidupkan motornya dan langsung pergi menemui Karin di taman itu, namun ia tidak langsung ke taman, ia pergi ke rumah Karin terlebih dahulu


Irham sampai di rumah Karin, ia melihat-lihat keadaan rumah itu. Rumah Karin tampak begitu sepi seperti tidak ada penghuni. Irham mengetuk pintu rumah itu berkali-kali, namun tidak ada jawaban. Seseorang muncul dari balik tembok sebelah rumah, ia adalah tetangga Karin

"orangnya gak ada mas, sudah pergi dari kemarin belum pulang, tapi tadi siang sejumlah polisi datang kesini, gak tahu mau ngapain" ucap seorang tetangga itu
"oh begitu, Karin disini tinggal sama siapa?" tanya Irham
"yang saya tahu, kakak laki-lakinya, tapi kadang ada dua orang laki-laki yang datang, tapi saya tidak tahu itu siapa, Karin dan kakaknya jarang bergaul, mereka sangat tertutup," ucap tetangga itu
"oh begitu, kalo begitu terima kasih atas informasinya, saya pergi dulu," ucap Irham

Irham mengendarai motornya menuju taman, di jalan ia berpikir bahwa Kapten Aryo dan timnya sedang melakukan pengejaran terhadap Karin dan animus yang lain, karena itulah Karin dan kakaknya pergi dari rumah untuk kabur dari kejaran polisi. Bantuan laporan dan informasi dari Irham tentang Karin membantu Kapten Aryo dan timnya melakukan pengejaran



Di taman pinggir kota itu Karin sedang duduk di taman sendirian menunggu Irham, ia terlihat begitu tenang

"rin," suara Irham memanggil Karin
"ham, ada yang mau aku katakan," ucap Karin
"aku sudah tau semua tentang kamu, kamu itu pembohong besar! pembunuh!" ucap Irham keras
"apa maksut kamu? aku gak ngerti!" ucap Karin bingung
"kenapa kamu ganggu aku dan keluarga aku! kenapa?! apa salah kami?!" ucap Irham
"aku gak ganggu keluarga kamu, aku sayang sama mereka!" ucap Karin
"bohong! perempuan pembohong!" ucap Irham keras

"aku harus pergi ham, polisi mengejar kakakku, tapi aku ingin memberi tahu kamu sesuatu ham" ucap Karin

"aku tahu polisi mengejarmu dan kakakmu, aku yang memberi tahu para polisi tentang kejahatan kamu dan kakakmu itu! para animus itu!" ucap Irham

"kenapa kamu melakukan itu! kamu sudah salah ham, kamu salah mengerti!" ucap Karin

Irham mengacuhkan Karin, dan pergi begitu saja meninggalkannya. Ia terlihat muak dengan Karin yang penuh kebohongan

Karin menahan tangan Irham, iya memohon agar Irham tidak pergi

"ini aku bawakan makanan kesukaanmu, dimakan ya," ucap Karin sambil memberikan nasi goreng katsu kesukaan Irham

Irham mengambil nasi goreng itu lalu membuangnya tepat di hadapan Karin.

"gw gak butuh semua kepura-puraan lo! lo itu pembunuh!" ucap Irham
"aku memang ingin balas dendam karena kematian keluarga aku, tapi kamu salah menilai aku ham, salah!" ucap Karin
"iya emang salah, gw kira lo itu baik dan sayang sama gw, ternyata gw salah," Irham berjalan menjauhi Karin
"ada yang ingin aku beri tahu ham! aku mohon jangan pergi!" ucap Karin
"ah, gw udah tau! lo itu animus pembunuh itu! gw kecewa sama lo rin!" ucap Irham sambil mendorong Karin hingga jatuh

Irham pergi begitu saja menggunakan motornya meninggalkan Karin

"lo bakal menyesal ham, menyesal......." Karin terlihat diam dan mengepalkan tangannya. Karin terlihat kesal

Sebuah mobil jeep menghampirinya, dan seseorang di dalamnya mengajaknya masuk ke dalam mobil untuk pergi. Karin pun masuk ke dalam jeep itu

"kerja bagus rin, dekati terus si Irham" ucap kakak karin, Bimo ,sang animus bertopeng putih itu
"itu namanya adik yang baik,acting lo emang hebat, gak kalah sama ibu lo pemain teater yang dijuluki "gadis berpita hitam" itu," ucap animus bertopeng merah

"Irham sudah membenci aku," ucap Karin
"gapapa, pokoknya kita harus teror terus Irham dan keluarganya," ucap Bimo

Karin lalu terdiam seperti biasanya di belakang mobil


Sesampai di rumah, Irham terlihat kacau, ia melempar semua barang-barangnya, kamarnya berantakan, Irham sangat stress karena gadis yang ia sayang ternyata adalah seorang penjahat dan melakukan teror terhadap keluarganya. Irham yang sangat tulus mencintai Karin sangat kecewa setelah tahu bahwa Karin dekat dan menjadi pacarnya karena ingin memanfaatkannya agar dapat melakukan teror-teror terhadap keluarganya

Irham melihat foto Karin, ia terdiam dan merenung, ia tidak percaya dengan semua yang terjadi, prilaku baik Karin selama ini kepadanya ternyata hanyalah kebohongan dan Irham pun berpikir untuk membantu kapten Aryo untuk menangkap para animus ini. Ia tidak peduli walau Karin adalah salah satu animus itu, ia berpikir kejahatan tetaplah kejahatan dan harus dihentikan

"kejahatan adalah kejahatan rin, walaupun gw sayang lo, tapi lo tetep harus diadili karena ulah lo! semoga tuhan selalu menjaga lo rin!
"Good bye my love!" ucap Irham

Irham lalu menelpon kapten Aryo untuk memberikan informasi tentang pelarian para animus itu

1 komentar:

  1. Ya elah... baru pacaran bentar... emosinya udah separah itu... -_____-;

    (gw menunggu surprise berikutnya, apaan yak, sagil masih idup?)

    BalasHapus