Jumat, 25 September 2009

21. Abduction

Jalan Merdeka siang itu begitu mencekam, Ratusan geng bawahan "Ace" melakukan pengrusakan fasilitas-fasilitas umum di sekitar jalan, mencoret-coret dinding, menganiyaya pejalan kaki dan merusak berbagai bangunan-bangunan disekitar jalan itu. Jack sang ketua "Bomber" bersama anggotanya menyiapkan bom molotov untuk membakar sebuah halte bis di pinggir jalan itu.

Para anggota "Bomber" ini menggunakan topeng hitam yang menutupi wajah mereka, mereka dijuluki "Bomber" karena ciri khas mereka yang selalu menggunakan peledak kecil hingga sedang dalam melakukan aksinya. Anggota mereka adalah para kriminal-kriminal tingkat sedang, residivis, narapidana, dan ahli peledak. Sudah sangat lama geng "Bomber" ini diburu polisi, namun karena jumlah anggotanya yang berubah-ubah dan tak beraturan, membuat polisi sulit untuk memberantas geng ini


Para anggota geng "Bomber" itu menyalakan api bom molotov mereka, lalu melemparkannya ke halte bis, sarana telpon umum, jalanan, dan fasilitas umum lainnya di sekitar jalan merdeka itu. Semua jalan raya itu dipenuhi api karena terbakar oleh bom molotov itu, kendaraan dari jalan lain yang ingin ke arah jalan merdeka itu mengurungkan niatnya untuk melewati jalan itu dan segera berhenti dan mencari jalan lain.


Sebuah mobil berhenti dipinggiran jalan itu, mobil itu dikerumuni oleh beberapa anggota "Strijders". Mobil itu adalah mobil Joy dan ibu Irham

"halo ham! kamu dimana?! cepat telepon kapten Aryo!! mbak terjebak di jalan merdeka!! sedang ada serangan geng disini!! cepat segera kesini ham!!" ucap Joy menelpon Irham dengan sangat panik

Namun ternyata tidak ada jawaban dari Irham, handphoneya mati, dan hanya nada penjawab saja yang bersuara. Irham lupa membawa handphonenya ketika pergi ke sekolah

"gimana Joy? Irham bicara apa?" ucap ibu Irham
"gak ada jawaban mah, hpnya mati," ucap Joy kecewa
"aduh gimana ini nak!" ucap ibu Irham panik

Para geng "Strijders" itu berhasil memecahkan kaca mobil Joy dan membuka pintu mobil itu. Joy dan ibunya dipaksa keluar. Semua barang-barang berharga Joy dan ibunya diambil.

"jangan, saya mohon jangan handphone saya! itu baru dibeli kemarin!" ucap Joy memohon
"aah, bacot!" ucap anggota "Strijders" itu sambil mengambil barang-barang berharga Joy

Para anggota "strijders" ini memakai jaket yang sama, jaket berbahan kain tebal berwarna biru tua, dan dibelakangnya bertuliskan "The migthy Strijders" dengan lambang kepala serigala hitam yang bertaring tajam

Joy dan ibunya pingsan karena dipukul dan dianiyaya oleh para geng "strijders" ini, lalu Theo sang ketua Strijders menghampiri para anggotanya yang sedang menganiyaya Joy dan ibunya

"ini sepertinya kakak Irham dan ibunya," ucap Theo
"darimana lo tau eo?" ucap salah satu anggota Strijders
"waktu gw ngobrol sama Bimo dan Arthur, mereka ngasih tau gw foto orang-orang ini, dan gw inget banget kalo ini kakak dan ibu Irham," ucap Theo yakin
"terus mau kita apain nih?" tanya anggota Strijders itu
"bawa ke Bimo, pasti dia bakal seneng! dia bakal kasih imbalan ke kita!" ucap Theo

"ok!" ucap anggota strijders itu
Anggota strijders itu segera mengisyaratkan temannya yang lain untuk segera menghubungi markas untuk membawa mobil ke jalan merdeka itu


Para polisi yang baru berdatangan langsung berjibaku dengan para geng kejam itu, mereka saling kejar mengejar satu sama lain. Para anggota geng itu berlari masuk ke gang sempit untuk kabur dari kejaran polisi.

"hey! jangan kabur! berhenti!" ucap salah satu polisi sambil menembakkan pistol ke atas

Beberapa anggota "Strijders" terlihat sangat ketakutan dan berlari dari kejaran polisi di gang itu

"berhenti! atau saya tembak!" ucap polisi itu

Peringatan polisi itu tidak dipedulikan oleh anggota "strijders" itu, dan akhirnya satu diantara mereka pun tertembak mati. Suara tembakan yang melengking tajam membuat takut para anggota "strijders" yang kabur di gang itu, mereka melihat temannya yang telah tewas lalu meninggalkannya dengan terburu-buru

"hiii, kabur! kabur! gw ga mau mati kaya dia!" ucap salah satu anggota "strijders" itu sambil berlari dengan cepat bersama temannya yang lain

Polisi itu terus menembak kearah anggota "strijders" yang berlarian di gang itu, ia menembak berulang-ulang. Kejelian dan pengalaman polisi ini dalam menembak membuahkan hasil, satu lagi anggota "strijders" pun tertembak di bagian punggung dan langsung tewas di tempat

"Aaaaaaa!!!" suara rintihan seorang anggota "strijders" yang menahan sakit karena tertembak di bagian punggungnya terdengar pilu. Ia pun jatuh dan tewas

Polisi yang baru saja menembak mati anggota "strijders" itu mendekati tubuh anggota "strijders" yang tergeletak itu, ia memegang leher dan tangan anggota geng yang tertembak itu untuk memeriksa keadaannya.

"sudah tak bernyawa," ucap polisi itu
"tim zeta masuk, tim zeta masuk, 2 anggota "strijders" roboh, kami butuh bant..... aaaaaaaah!" tiba-tiba polisi itu meraung kesakitan

Theo menyayat leher polisi itu dari belakang secara tiba-tiba, polisi itu pun tewas seketika, Theo melihat mayat polisi itu lalu ia berlari ketika sekumpulan anggota polisi melihatnya. Theo kabur ke dalam gang itu

Di sisi lain jalan merdeka itu, para anggota "strijders" yang lain sedang bertarung dengan para anggota polisi, mereka saling mengalahkan satu sama lain. Para polisi itu mulai kewalahan karena ketangguhan geng "strijders" ini yang terkenal jago dalam pertarungan "combat fight"

"makan nih!" ucap anggota "Strijders" itu sambil mengayunkan tendangan kaki kanannya ke arah wajah polisi itu

Seorang anggota polisi itu terkena telak di bagian wajahnya dan terjatuh, ia menyeka luka di bibirnya dan langsung bangkit untuk menyerang balik, namun satu tendangan keras ke bagian perut polisi itu membuatnya mual dan tak berdaya. Anggota "Strijders" itu langsung menyayat leher polisi itu dengan pisaunya dan polisi itu pun tewas terjatuh di tanah

"cih! sampah!" ucap anggota "strijders" itu

DAR! DAR! DAR!
Suara tembakan berulang itu menewaskan anggota "Strijders" yang baru saja membunuh anggota polisi tadi. Ia tertembak langsung di bagian kepala oleh para penembak jitu yang bersembunyi di atas bangunan-bangunan sekitar dan tempat-tempat yang tersembunyi

"satu lagi anggota "Strijders" jatuh!" ucap polisi penembak jitu itu


Suara tembakan polisi ada dimana-mana terdengar begitu jelas, suasana di jalanan itu begitu mencekam dan menakutkan, para anggota polisi menutup jalanan merdeka itu untuk menjauhkan para penduduk sipil yang tak berdosa dari pertempuran berdarah itu


Sementara itu di gang yang sepi, Theo dan seorang anggotanya sedang melakukan perbincangan sambil bersembunyi

"gw takut eo! gw takut! temen kita mati semua! mati eo! mati!!" ucap anggota "Strijders" itu sambil menggoyang-goyangkan Theo yang terdiam
"lo takut!? kita ini Strijders! kita ini kuat! kita pasti bisa selamat dari sini! yang penting lo jangan jauh-jauh dari gw!" ucap Theo keras sambil mengintip dari balik tembok gang
"tapi eo! semua teman kita mati! kita pasti juga mati, polisi itu memburu kita! gw ga mau mati!" ucap anggota "Strijders" itu sambil menangis

Theo memukul anggotanya itu, ia memukul dengan sangat keras. Theo tidak suka dengan orang lemah seperti itu karena "Strijders" bukan seperti itu. "Strijders" itu kuat seperti serigala malam yang memburu mangsanya dengan cepat dan tangguh.

"banci! kita ini Strijders! sang serigala malam!" ucap Theo sangat kesal
"jangan tinggalin gw eo! plis jangan tinggalin gw! gw masih mau hidup!" ucap anggota "Strijders" itu

Namun semua sudah terlambat, satu tembakan terarah dari penembak jitu di atas bangunan itu melukai dada anggota "Strijders" itu. Ia pun terjatuh dan sekarat

"lo gapapa gi?" ucap Theo sambil memegang tangan temannya yang sedang sekarat terbaring tak berdaya di tanah karena tertembak di bagian dadanya

"gw.... min...ta... maaf. gw..... ga......bisa bantu lo...... lagi, gw selalu bangga...... jadi "strijders". Jangan mati," Ucap Agi anggota "Strijders" yang sekarat itu

Agi pun tewas setelah berbicara singkat, Theo menutup mata temannya yang tewas itu. Ia mengambil kalung dan pisau khusus tanda keanggotaan "Strijders", lalu menutup wajah dan tubuh Agi dengan jaket "strijders" milik Agi

"sori gi, gw gak bisa bantu lo, tapi kematian lo akan selalu gw ingat," ucap Theo

Lalu Theo pun pergi menuju sebuah jalan untuk menemui rekan "strijders" yang telah menunggunya di mobil untuk kembali ke markas


Jalan merdeka sore itu sudah sangat berantakan, api ada dimana-mana, korban-korban dari pihak polisi dan geng yang berjatuhan memenuhi jalanan merdeka itu. Para polisi berhasil menangkap Jack sang ketua "bomber" itu. Ia terlihat diborgol dan dimasukkan ke dalam mobil polisi bersama para anggota geng yang lain. Kapten Aryo dan sersan Edo yang baru datang, berjalan mendekati kumpulan polisi yang sedang mengamankan para anggota geng itu

"maaf saya terlambat, semoga semua masih baik-baik saja," ucap Kapten Aryo
"semua tidak baik kapten, kita kehilangan banyak anggota," ucap Kapten Ivan

Kapten Ivan adalah kapten regu tim 6 (zeta). Tim 6 atau Zeta tidak ikut melakukan operasi untuk pencarian para animus. Tim yang melakukan pencarian itu adalah tim 1 (Alpha) yang diketuai Kapten Aryo, tim 2 (beta) dan tim 4 (delta).

Kapten Ivan tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, ia adalah orang yang sangat kritis, keras kepala, sangat percaya diri dan selalu merasa paling kuat. Perangainya sangat berlawanan dengan Kapten Aryo yang tenang dan kharismatik

"apa maksutmu?" ucap Kapten Aryo
"keempat geng itu berhasil menewaskan sejumlah anggota kita, kenapa bapak selalu terlambat sih?" ucap Kapten Ivan
"maaf, saya baru saja menjalankan misi untuk mencari animus di perbatasan kota, jalanan pun macet sehingga saya terlambat sampai sini," ucap Kapten Aryo

"itu bukan alasan pak, kita ini polisi bukan anak sd yang selalu datang terlambat ke sekolah," ucap Kapten Ivan

Kapten Aryo hanya terdiam, ia malas meladeni Kapten Ivan yang selalu berlaku sok hebat dan merasa paling benar sendiri. Lalu ia mendengar kabar dari perwira Edo yang melaporkan keadaan

"kapten, semua kawasan jalan ini sudah bersih, para geng itu sudah kabur, namun kita berhasil menangkap pemimpin geng "bomber" dan beberapa anak buahnya," ucap perwira Edo sambil hormat kepada Kapten Aryo

"lalu bagaimana dengan geng yang lain? apakah berhasil ditangkap?" ucap kapten Aryo

"tidak kapten, geng "nighteyes" semuanya berhasil lolos, tidak ada satupun dari mereka berhasil tertangkap, geng "strijders" telah lumpuh secara signifikan karena anggotanya banyak yang tewas di tempat namun pemimpinnya entah ada dimana, sepertinya sudah kabur," ucap perwira Edo

"lalu apa ada geng yang lain?" tanya Kapten Aryo

"ada kapten, geng yang baru terlihat, mereka memakai ikat kepala merah bertuliskan Andromeda" ucap perwira Edo
"Andromeda? geng apa lagi itu?" tanya kapten Aryo

"itu geng bawahan "Ace" yang baru, mereka adalah para pemberontak dan kumpulan kriminal-kriminal kejam, Felix sang buronan itulah ketua mereka, bagaimana bapak Aryo ini," ucap Kapten Ivan

"tapi saya baru mendengarnya, Edo kalo begitu cepat bawa ketua "bomber" itu ke markas, saya akan menginterogasinya untuk mendapatkan informasi tentang animus," ucap kapten Aryo



Theo sang ketua "strijders" itu selamat dari pertempuran melawan polisi tadi. Tidak seperti teman-temannya dan Jack yang tewas disana dan tertangkap oleh polisi. Ia sedang berada di dalam mobil "strijders" bersama beberapa anggotanya yang tersisa. Ia menelpon Bimo untuk mengabarkan telah berhasil menangkap Joy dan ibu Irham

"halo arth, Bimo mana?" ucap Theo
"ada apa eo? gimana keadaan disana?" tanya Arthur
"kacau, anggota gw mati semua!" ucap Theo
"terus si felix, Alvo?" tanya Arthur
"ga tau gw, tapi kayanya mereka selamat, lo tau kan Alvo dan "nighteyes" itu punya ilmu hitam jadi mereka paling susah buat ditangkep, kalo si felix gw ga tau pasti, disana semua kaya neraka, ga beraturan, semuanya cuma mikir nyawa masing-masing aja, gw aja hampir tewas," ucap Theo
"baguslah lo masih hidup, kalo mati tambah lemah aja ntar "ace", ucap Arthur
"tai lo, masa nyawa gw kaya mainan aja, cuma disamain sama "ace" ,udah cepet mana Bimo gw mau ngomong, ada kabar bagus ni," ucap Theo

Arthur pun memberikan handphonenya ke Bimo

"ada apaan?" tanya Bimo
"gw berhasil nangkep kakak dan ibunya Irham," ucap Theo
"gimana caranya? lo kan lagi di jalan merdeka?" tanya Bimo
"kebetulan mereka lewat jalan situ tadi, terus anak buah gw nangkep mereka," ucap Theo
"kebetulan yang bagus banget, lo bawa kesini deh tuh orang-orang,"ucap Bimo

"sabar dulu mo, gw bawa ke markas gw dulu, gw mau siksa mereka juga, dapet tambahan duit gak?" tanya Theo
"ok, bolehlah, tapi jangan lo bunuh, awas lo! abis itu langsung lo anter kesini ya,"ucap Bimo
"ok mo, sampe ketemu lagi di sana," ucap Theo

Theo pun mengakhiri pembicaraanya dan tersenyum puas. Ia senang bisa dapat tambahan uang karena berhasil membawa Joy dan Ibu Irham


Di depan rumah, Arthur yang sedang mengutak-atik senapannya, memergoki Karin yang ingin pergi meninggalkan rumah
"mau kemana rin?" tanya Arthur
"oh, gak kemana-kemana ko," ucap Karin sedikit terkejut
"kalo ditanya jawab yang bener dong," ucap Arthur
"hmm, gw cuma mau jalan-jalan aja, suntuk gw," ucap Karin
"ok deh, hati-hatilah, polisi lagi ngejar kita," ucap Arthur
"lo ga liat penampilan gw nih?" ucap Karin

Arthur hanya tersenyum, lalu Karin pun pergi menggunakan mobil kakeknya entah mau kemana tepatnya. Ia hanya bilang ingin jalan-jalan melepas suntuk karena selalu bersembunyi di rumah saja. Karin merasa bosan dan ingin melepas penatnya.

Karin juga sudah melakukan penyamaran untuk membuatnya tidak dikenali, ia memakai wig rambut pendek dengan kaca mata hitam keren dan lipstik merah, ia juga menggunakan anting-anting di kedua kupingnya yang jarang sekali ia pakai sebelumnya.

Gaya Karin pun sangat berbeda karena ia memakai sepatu hak tinggi yang berbentuk boots hitam dengan baju dress tidak terlalu panjang dengan jaket kulit hitam. Karin terlihat begitu berbeda, ia tidak terlihat cuek dan tomboy seperti biasanya, ia sekarang terlihat lebih seksi dan cantik, susah untuk mengenali dan mengetahui itu adalah Karin.


Irham baru sampai di rumahnya setelah pulang sekolah, ia tidak tau dengan apa yang menimpa kakak dan ibunya. Sesampainya di rumah ia terlihat bingung

"ko sepi banget sih, mbak Joy sama mamah kemana ya, masa dari tadi pagi pergi belum pulang," ucap Irham

Irham pun masuk ke dalam rumah dan menuju kamarnya, ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur, ia terlihat sangat lelah dan mencoba menutup matanya. Namun baru sejenak ia menutup matanya, ia mendengar handphonenya berbunyi

"ah siapa sih, orang mau tidur ganggu aja," ucap Irham sedikit kesal

Ia mengangkat telpon dari kapten Aryo yang mengabarkan bahwa kakaknya Joy dan ibunya diculik oleh geng "strijders" dan memintanya untuk segera menemuinya di markas polisi jakarta timur.

Irham pun langsung mengganti bajunya dan bergegas pergi untuk menyelamatkan kakak dan ibunya yang diculik oleh geng "strijders" itu

2 komentar:

  1. Knapa polisinya ngga langsung mberondong peluru ato ngelempar gas air mata...? Kalo civilians udah disakitin, polisi punya hak buat eksekusi di tempat...

    BalasHapus
  2. udah pada kabur gengnya, ga keburu, sebenernya uda pada ngeberondong tapi ga gue ekspos bgt. Kalo gas air mata udah kemarin, jadi agak bosen, gw mau bedain ama yg chaos

    BalasHapus