Sabtu, 12 September 2009

17. The history of white masked animus

"ham bangun"

Suara itu menggema di telinga Irham yang sedang tertidur pulas di kamarnya. Ia sangat kelelahan setelah kejadian kemarin malam ketika ia bertemu para Animus.

"mbak Joy? sudah pagi ya?" ucap Irham yang masih belum sadar betul
"iya, sudah jam 10 nih, bangun gih, terus mandi ya," ucap Joy lembut


Joy sudah pulang ke rumah setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit karena kejadian misterius yang menimpanya itu. Kemarin malam ketika Irham pergi menemui para animus, Joy pulang ke rumah dijemput oleh ibunya

"Mbak ada yang mau aku tanyakan," ucap Irham
"kamu mau tanya apa ham?" tanya Joy
"sewaktu kejadian malam itu ketika mba Joy dicelakai oleh orang misterius itu, seperti apa wajah para pelakunya? apakah mbak masih ingat?" tanya Irham
"jadi kamu ingin tahu, baiklah mbak ceritakan," ucap Joy

Lalu Joy pun bercerita dengan serius dan semuanya seperti kembali ke malam mengerikan itu


Malam itu Joy sedang asik mendengarkan musik di mobilnya dan berjalan agak kencang untuk menjemput Irham adiknya di sekolah. Joy adalah tipe orang yang menepati janji, karena itulah ia tampak terburu-buru,

"duuh aku telat nih, bisa-bisa Irham marah, tunggu ya ham," ucap joy


Tiba-tiba sebuah mobil jeep besar menyerempet mobilnya dari sebelah kanan, Joy kaget dan tidak bisa mengendalikan stir mobilnya. Seseorang bertopeng merah dengan jubah hitam terlihat mengacungkan pistol ke arah mobil Joy

"woy, pinggirin mobilnya!!! gw tembak nih kepala lo!!" ucap animus bertopeng merah itu

Joy sangat panik dan kaget ketika sebuah mobil jeep menyerempetnya dan seseorang di mobil itu mengancamnya untuk segera menghentikan mobilnya

Jalanan petang itu begitu sepi, Joy melewati daerah yang jarang dilalui mobil-mobil karena ingin menghindari macet. Joy yang panik memutuskan untuk lari dari kejaran mobil jeep itu, Joy
mengendarai mobilnya dengan cepat, ia takut karena diancam akan dibunuh


Kedua mobil itu saling kejar mengejar, mobil jeep para animus itu terus membuntuti mobil Joy, Kejar mengejar berlangsung cukup lama, namun akhirnya mobil jeep para animus itu berhasil menabrak mobil Joy dari belakang yang menyebabkan Joy kehilangan kendali dan menabrak pohon besar di pinggir sungai Fatmawati

Joy terlihat lemas di dalam mobil, ia tidak menyangka akan diserang para animus ini, setahu Joy ia tidak punya musuh dan ia selalu baik ke semua orang

Mobil jeep para animus itu berhenti, dan 3 orang animus keluar berjalan mendekati mobil Joy

"lo kakaknya Irham kan?!" ucap animus bertopeng merah sambil memegang wajah Joy

"iya, kalian ini siapa? apa salah saya?" ucap Joy sangat lemas dengan kepala yang berdarah karena terbentur stir mobilnya

"bukan lo yang salah, semua salah ayah lo itu! dia terlalu tamak!" ucap animus bertopeng merah itu

"apa maksut kalian?" tanya Joy bingung
"udah jangan banyak nanya!!" ucap animus bertopeng merah itu sambil menampar wajah Joy

Joy menangis, ia tidak tahan dengan perlakuan para animus yang kejam, ia pun tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi dan kenapa para animus itu menyerangnya.

Animus bertopeng merah itu menarik tubuh Joy keluar dari mobil dengan paksa

"jangan, lepaskan saya! apa salah saya! saya mohon!" ucap Joy ketakutan

Lalu animus bertopeng putih mendekatinya dan menutup mulut Joy dengan lakban agar suara Joy tidak ribut dan terdengar

"diem lo bangsat!" ucap animus bertopeng putih

Joy melihat ketiga animus itu, yang satu berbadan tinggi dan besar dengan jubah hitam dan topeng merah, yang satu lagi laki-laki berbadan tegap dan cukup tinggi berjubah hitam dengan potongan rambut tidak begitu panjang, alis yang cukup tebal, animus bertopeng putih itu tidak memakai topengnya sehingga Joy bisa melihat wajah aslinya.

Joy heran, karena diantara 3 orang jahat itu ada seorang wanita cantik yang berdiri agak jauh dan hanya melihat saja tanpa berbicara sedikit pun. Wanita itu bertubuh langsing, tinggi yang ideal, wajah yang cantik, ia memakai seragam sekolah cemara, sekolah Irham

"itu kan baju seragam sekolah Irham?" siapa dia?" ucap Joy agak tidak sadar

Joy diikatkan ke pohon besar di bagian bawah sungai Fatmawati itu, setengah tubuhnya masuk kedalam sungai besar dan dingin itu, Joy mulai menggigil dan ketakutan

"saya mohon lepaskan saya, kasihan Irham di sekolah menunggu saya," ucap Joy memohon

"saya akan membalaskan dendam orang-orang yang saya cinta, kalian para orang-orang munafik pantas mendapatkan ini!" ucap animus bertopeng putih itu

Lalu animus bertopeng putih itu memukul wajah Joy hingga ia pingsan. Para animus itu pergi meninggalkan Joy yang sudah tidak sadarkan diri


"biar mampus tuh si Irham sama ibunya! kakak dan anak tercintanya kita siksa!" ucap animus bertopeng merah ketika di dalam mobil

"mereka pantas mendapatkan itu! Irham udah, kakaknya juga, berarti tinggal ibunya," ucap animus bertopeng putih itu

"iya, gw bakal bantu lo untuk balasin dendam keluarga lo!" ucap animus bertopeng merah
"rin ko lo diem aja sih?" tanya animus bertopeng putih itu

Karin hanya diam dan tidak mengucapkan sepatah kata pun, ia duduk di belakang mobil sambil melihat ke kaca mobil

"dasar aneh lo emang dari dulu!" ucap animus bertopeng putih itu

Animus bertopeng putih itu mengirimkan pesan kepada Irham tentang keadaan kakaknya, lalu Irham pun menerima pesan itu, dan segera menolong kakaknya bersama Ben di malam itu



"jadi begitu ceritanya mbak" ucap Irham

"iya, begitulah ham, untung kamu tidak terlambat malam itu untuk menolong mbak," ucap Joy
"aku semakin yakin kalo Karin itu memang jahat dan berbahaya mbak," ucap Irham
"siapa Karin?" ucap Joy

"dia pacarku mbak, dia murid sekolahku juga," ucap Irham
"oh, pacarmu itu, ibu sudah cerita, dia bilang Karin itu cantik dan baik," ucap Joy

"tidak mbak, dia itu licik, dia sengaja mendekati aku agar kakaknya sang animus bertopeng putih itu mudah mengganggu ketenangan keluarga kita, mereka seperti ingin balas dendam dengan keluarga kita, namun aku tidak tahu apa salah keluarga kita," ucap Irham

"memang kamu yakin Karin itu jahat ham?" tanya Joy
"sangat yakin mbak, semua sudah jelas sekarang, sosok wanita dengan baju seragam sekolah cemara yang mbak lihat di malam penyerangan itu adalah Karin, dia salah satu animus mbak, aku pun kaget ketika tahu itu" ucap Irham



Sabtu pagi itu tidak begitu cerah, sang mentari tidak menampakkan dirinya dengan berani, ia seperti bersembunyi di balik awan abu-abu mendung itu. The Flame sedang melakukan pembicaraannya di markasnya yang tidak lain adalah rumah Sergi


"gw ga nyangka Sagil hilang kaya gini, ternyata dia bener-bener mati," ucap Alan
"bagus kan, dengan begitu gak ada lagi yang sok ngatur kita," ucap Alvin sambil minum minuman keras dengan santai
"iya sih, gw juga ga suka sama lagaknya yang sok ngatur, kalo lo gimana lan?," ucap Sergi

"dia tuh cuma mau manfaatin kita aja, uang kita," ucap Alan
"iya bener, kalo gak ada kita, dia bukan siapa-siapa, dia cuma orang miskin yang butuh kekuasaan," ucap Alvin
"baguslah dia mati, jadi gak ada lintah buat kita kan," ucap Sergi

"wah lo parah, Sagil mati baru diomongin, kalo di depannya lo pada gak berani," ucap Nay sambil mendekati dan duduk di sofa dekat dengan teman-temannya

"siapa bilang gw gak berani? kita ini orang-orang kaya, uang kita banyak, jadi ngapain takut sama orang miskin kaya Sagil gitu yang bisanya cuma manfaatin uang kita aja," ucap Alvin

"iya itu betul, kita gak boleh terus diatur-atur sama orang miskin! kita sebagai konglomerat harus berkuasa dong!" ucap Sergi

"wah wah wah, gw baru sadar nih ternyata kita semua sependapat tentang Sagil, kita harus membentuk Flame yang baru nih!" ucap Alan sambil menghembuskan asap rokoknya


"woooy berisik amat siiih, lagi tidur niiih!!" tiba-tiba suara Bonad yang sedang tidur pulas di sofa dekat teman-temannya terdengar karena terganggu

"yaelah itu anak, lagi tidur aja bacot," ucap Alvin
"Bonad, bonad, lucu bgt sih!" ucap Vena yang duduk disamping Sergi dan merangkulnya dengan mesra

"biar gw yang jadi ketua Flame yang baru!!" ucap Alvin sambil berdiri dan memakai jaket Flame

Semua anggota Flame melihat Alvin yang begitu menggebu-gebu, mereka heran ketika Alvin ingin menjadi ketua Flame yang baru

"mang lo bisa apa? berantem aja lo cemen!" ucap Alan
"iya, apa yang lo bisa lakuin untuk nunjukin ke kita kalo lo pantes jadi ketua?" ucap Sergi
"gw bakal buat flame ngalahin musuh lama kita, ace!" ucap Alvin yakin sambil mendekati Sergi dan menatapnya

Semua anggota Flame tertawa terbahak-bahak mendengar Alvin berbicara begitu yakin. Mereka sangat tidak percaya kalau Alvin mampu melakukan seperti yang ia ucapkan

"Gw ini pintar, jauh lebih pintar dari Sagil, otak Flame itu gw sebenernya, dari segi taktik penyerangan Flame semua gw yang atur, gw yakin bisa ngalahin ace!" ucap Alvin

"lo gak takut sama animus? lagipula anggota ace itu banyak!" ucap Nay sambil duduk santai di sofa

"animus itu bukan orang asing bagi kita, gw tau siapa mereka, sebagai mata-mata, gw punya banyak jaringan, "mata" gw ada banyak menyebar untuk mencari informasi, itulah kehebatan gw" ucap Alvin

"ga mungkin lo tau! mereka selalu pake topeng gitu! mana bisa lo liat mukanya," ucap Alan

Alvin hanya tersenyum dan menceritakan hal yang sebenarnya tentang animus. Para anggota Flame itu mendengarkannya dengan baik

"lo inget gak sama anak cupu yang tiap hari kita ganggu dulu sewaktu kita SMP ? waktu kita masih sebagi geng bernama "elf" tanya Alvin kepada teman-temannya

"anak cupu yang mana? kan banyak yg kita ganggu!" ucap Sergi
"iya yang mana?" ucap Vena

"Ok, lo pada dengerin baik-baik, cerita gw" ucap Alvin

Teman-teman Alvin pun mendengarkan dengan serius


Dulu sekitar 4 tahun yang lalu, ketika Alvin, Alan, Nay, Sergi, Ben, Vena dan Bonad masih SMP. Mereka sering mengganggu anak-anak lain di sekolahnya. Mereka adalah geng yang sangat bandel di sekolah, tidak sedikit anak murid yang jadi korban geng mereka. Mereka terkenal dengan nama "elf"

Semua murid-murid takut pada geng mereka yang kerjanya mempermalukan murid-murid, mengerjai, dan menindas namun ada satu anak yang paling cupu dan aneh, ia tidak pernah melawan ketika diganggu oleh geng "Elf", yang hanya ia bisa lakukan adalah menangis dan menangis, ia sangat cengeng dan dijuluki "cengeng" oleh "Elf". Si "cengeng" ini adalah langganan geng "elf" untuk ditindas, sudah sering ia dipermalukan dan dibuat menangis sampai batinnya tersiksa dan tertekan namun ia tidak pernah berani melawan

Di hari itu, si "cengeng" seperti biasanya diganggu oleh geng "Elf"

"hahahha, dasar bego lo! dasar cengeng!!" ucap Alvin kecil sambil mengguyurkan air got ke si "cengeng" di belakang sekolah ketika sudah pulang

Semua geng "elf" menganiyayanya sampai membuat si "cengeng" ini basah kuyup dan bau air got, baju dan celananya dilepas sehingga ia telanjang bulat hanya menggunakan celana dalam saja

semua geng "elf" menertawakannya dengan sangat puas, mereka sangat senang mengganggu si "cengeng" karena sangat tak berdaya dan lemah. Beberapa murid yang masih di sekolah melihat kejadian itu dan ikut menertawakan si "cengeng" itu sambil meneriakinya

Kejadian itu sungguh memalukan, harga diri seseorang telah terinjak-injak seperti sampah kotor yang sudah tak berguna, anak cupu itu menangis begitu pilu dan menyayat hati, raungannya begitu dalam sampai terasa ke hati dan seperti mengajak kita untuk ikut menangis

"ibu...... ibu......"

anak itu terus menangis memanggil nama ibunya berulang-ulang, ia tidak berdaya dan terlihat begitu memalukan, wajahnya terlihat sangat kasihan, tak ada orang yang memperdulikannya

Semua orang di sekitarnya hanya tertawa sambil menunjuk anak cupu itu. Si "cengeng" itu seperti orang gila yang ditonton oleh banyak orang,tapi tiba-tiba


"kakak! ayo kita pulang! ibu sudah membuatkan kita kue yang enak di rumah," suara anak perempuan manis mendekati si "cengeng" itu

"wah wah wah, ternyata si "cengeng" punya pacar. Cantik lagi," ucap Alan kecil bernada sirik

"iya nih, hebat juga ternyata," ucap Nay kecil

"gw bukan pacarnya! gw ini adiknya! kalian ini gak tahu diri! selalu ganggu kakak gw yang ga berdaya!" ucap anak perempuan manis itu kepada geng "elf"

"dia itu aneh! kakak lo tuh aneh!" ucap Sergi kecil

semua anak"elf" tertawa terbahak-bahak mencomooh si cupu dan adik perempuannya

"orang aneh! cupu! cengeng!" anak-anak "Elf" terus meneriaki kata-kata itu berulang-ulang

Anak perempuan manis itu menutupi tubuh kakaknya yang telanjang dengan jaket ungu yang ia pakai, lalu ia berjalan mendekati anak-anak "elf" untuk melawan mereka

tiba-tiba tangan anak perempuan manis itu ditahan oleh kakaknya yang cupu itu

"sudah rin, ayo kita pulang saja, biarkan saja mereka," ucap si "cengeng"
"tapi kak? mereka harus dilawan!" ucap Karin kecil
"gak usah, kita harus sabar, ingat kata ibu" ucap kakak Karin



Si "cengeng" itu berdiri dan mengajak Karin adiknya pulang ke rumah

"hey! mau kemana! jangan kira lo bisa lari ya!" ucap Bonad kecil

Anak-anak "elf" itu menarik Karin kecil dan mengguyurnya juga dengan air got lalu mendorongnya hingga terjatuh ke dalam got yang bau itu

"jangan ganggu adik gw!" ucap kakak Karin
"emang lo mau lakuin apa cupu!" ucap Sergi yang melempari Karin dengan telur-telur sampai Karin tak berdaya
"anak cengeng kaya lo! cuma bisa jadi anak mamih!" ucap Alvin kecil
"lepasin adik perempuan gw," ucap si "cengeng" itu tegas

Baru kali ini ia terlihat begitu serius dan kuat, biasanya ia sangat lemah dan penakut. Adiknya Karin yang membuatnya menjadi pemberani. Si "cengeng" itu tidak bisa melihat adiknya disiksa, ia sangat menyayangi adiknya

"Resek banget sih lo!" ucap Alvin kecil kesal sambil berlari ke arah si "cengeng" dengan membawa batu

Alvin kecil memukulkan batu itu kearah si "cengeng" namun Karin kecil tiba-tiba menghalanginya untuk melindungi kakaknya yang diserang Alvin kecil

Kepala Karin kecil itu mengucurkan darah terkena hantaman batu Alvin, ia terjatuh dan pingsan tak sadarkann diri

"karin, karin, bangun dik, bangun," ucap kakak karin penuh pilu

Namun Karin kecil tidak menjawab karena sudah pingsan dengan luka cukup parah di kepalanya

Anak-anak "Elf" itu kaget ketika melihat Karin kecil pingsan, mereka takut dan lari meninggalkan Karin dan kakaknya

"ayo kabur-kabur! udah biarin aja!" ucap Alvin


Seketika anak-anak "elf" itu hilang dalam kegelapan petang hari itu, mereka sangat tidak bertanggung jawab



Kakak karin yang dijuluki si "cengeng" itu menangis dan seperti sudah muak dengan semua yang ia rasakan, ia sangat kesal karena tidak pernah bisa melawan, kata-kata sabar yang selalu diajarkan oleh ibunya sudah tak berguna baginya, ia sudah muak karena selalu lemah selama ini dan membuat dirinya diganggu terus oleh geng "elf". Ia melihat adiknya Karin yang tak berdaya, ia menyalahkan dirinya karena begitu lemah selama ini, semestinya sebagai kakak laki-laki ia mampu melindungi adiknya, bukan seperti yang ia lakukan, penakut dan cengeng. Ia ingin membuktikan bahwa dirinya kuat dan bukan orang yang lemah

"maafkan kakak rin, kakak berjanji akan menjadi orang yang kuat, kakak akan membalas semuanya, suatu saat kakak akan kembali untuk membuat perhitungan dengan mereka,"

"ya si "cengeng" itu, si cupu yang selalu kita gangguin setiap hari dulu, kalian semua inget kan?" ucap Alvin

Para anggota Flame itu mengangguk dan kaget ketika Alvin mengucapkan kata

"si cengeng itu kembali dan membuat perhitungan seperti yang ia katakan 4 tahun lalu, dia kembali sebagai animus bertopeng putih. Dia adalah Bimo, Bimo Prasetyo, anak yang dulu cengeng dan lemah sekarang menjadi sosok yang kuat dan sangat mengerikan dan siap membalaskan dendamnya"

3 komentar:

  1. Haa, inget komen gw kemaren yang gw bilang kalo ada karakter yang keliatannya sengaja dilupain...?

    Bener tuh. Tiba-tiba dia muncul jadi penjahat utama. Wakakak.

    BalasHapus
  2. iya emang sengaja itu, biar suprise, hwhwhwhwh

    BalasHapus
  3. Bukan surprise namanya kalo gw ngga kaget :p

    BalasHapus