Kamis, 15 Oktober 2009

26. Eva's Story

Pagi itu di tempat persembunyiannya, Bimo dan Karin sedang mengenang adiknya Eva yang telah pergi meninggalkannya 1 tahun lalu.

"kak, sudah 1 tahun lamanya Eva pergi meninggalkan kita," ucap Karin
"iya... aku sangat menyayanginya. Dia sangat polos dan baik, mengapa orang-orang bejat itu tega memperkosanya," ucap Bimo sedih
"the flame itu harus segera kita balas, karena mereka... kita kehilangan adik yang sangat kita sayangi, aku gak bisa melupakannya, aku gak bisa kak," Karin meneteskan air matanya

"sudahlah rin, jangan disesali, semua sudah berlalu, yang penting sekarang kita harus balas mereka, kita akan bunuh mereka semua," ucap Bimo
"kenapa harus seperti ini hidup kita kak? penuh dendam dan kebencian yang tak pernah berakhir! kenapa mesti kita? kenapa? kenapa mesti kita yang harus kehilangan orang yang kita sayangi! kenapa kak?! jawab kak! jawab!" ucap Karin berteriak sambil menangis

Bimo menyenderkan kepala Karin di pundaknya.

"semua sudah takdir rin, jalan ini sudah kita pilih... kita sudah masuk ke dalam dendam ini, tidak ada jalan untuk kembali," ucap Bimo
"tapi aku gak mau jadi pembunuh kak, kalo bukan karena Arthur yang mengajak kita gabung ke "Ace" dulu! kita gak akan jadi animus seperti ini! aku gak ingin terus dihantui perasaan bersalah kak!" ucap Karin

"tapi menjadi Animus seperti ini juga sudah pilihan kita kan, kita berjanji akan membalaskan dendam ayah, ibu dan adik kita Eva. Ben sudah mati, berikutnya adalah Sergi dan anggota Flame lainnya, setelah itu keluarga Irham! kalau semua sudah beres, kita tidak perlu jadi animus lagi dan bisa hidup tenang," ucap Bimo

Karin menangis pilu, ia sebenarnya tidak ingin menjadi pembunuh kejam seperti ini. Ia ingin hidup normal seperti anak-anak remaja yang lain di luar sana. Masa lalunya yang pahit telah menuntunnya masuk ke dalam dunia hitam

Tiba-tiba Arthur menyela pembicaraan

"ko animus cengeng sih," ucap Arthur sambil membawa satu botol minuman anggur dan gelas
"eh Arthur, ngagetin aja," ucap Bimo
"kenapa si Karin, mo?" ucap Arthur sambil menuangkan anggur ke gelas

"biasa, masa lalu keluarga kita Arth, dia masih terus mengingatnya," ucap Bimo
"rin, gak ada gunanya lo nangis kaya gitu, yang penting itu balas dendam... Lo harus balas dendam ke orang-orang yang udah buat hidup lo kaya gini! dengan begitu lo bisa tenang," ucap Arthur

Karin hanya terdiam

"udah dong rin, jangan sedih terus," ucap Bimo
"tau lo, kita ini semua sama, kita ini anak yang hidup dengan kepahitan, keluarga gw juga udah mati semua, gak ada sisa dari "Dead hunter". Semua udah mati kecuali gw yang masih hidup, anak terakhir mereka," ucap Arthur

"semestinya lo terima kasih sama gw rin, karena gw ajak lo jadi animus dan gabung sama gw, lo bisa balasin dendam keluarga lo itu!" ucap Arthur melanjutkan

Bimo terdiam dan melihat Karin yang memegangi kepalanya dan kesakitan

"kamu kenapa rin?" ucap Bimo
"gapapa, cuma pusing sedikit, aku pergi ke kamar dulu" ucap Karin sambil pergi ke kamarnya

"sudahlah mo, biarkan dia sendiri dulu," ucap Arthur sambil meminum anggur
"gw khawatir aja sama dia," ucap Bimo


Di kamarnya, Karin merenung sendiri, ia melihat foto Eva dan ayah ibunya. Ia merindukan mereka yang sudah pergi meninggalkannya itu.

"seandainya semua tidak menjadi seperti ini... semestinya kita bisa hidup bahagia... tapi kenapa kalian pergi...,"ucap Karin

Karin memegang kepalanya lagi, ia langsung meminum obat untuk menghilangkan rasa sakitnya itu. Ia sebenarnya sakit keras, namun ia tidak pernah memberitahukannya ke Bimo. Hanya dia dan Eva yang tahu akan hal ini. Ia sudah mengidap penyakit kanker otak selama 1 tahun belakangan karena tumor di otaknya

"tenang mah...pah... va... sebentar lagi aku menyusul kalian di Surga," ucap Karin tersenyum



Di sekolah Cemara, Irham duduk sendiri di bangku taman sekolah, ia memikirkan keadaan Karin

"rin apa yang kamu lakukan sekarang? dimana kamu bersembunyi?" gumam Irham merenung

Irham melihat foto Karin yang sedang bersamanya ketika mereka masih pacaran dulu, ketika itu semua masih terasa indah. Irham masih menyayangi Karin dan merindukannya

"seandainya kamu bukan pembunuh rin, mungkin semua gak bakal kaya gini," gumam Irham


Kyna berjalan sendiri mendekati Irham, ia melihat Irham yang sedang merenung sendirian sambil memegang foto di tangannya

"hmm... sori... gw ganggu gak?" ucap Kyna

Irham terkejut, ia melihat Kyna menghampirinya, "oh... gak ko... ada apa ya Kyn?" ucap Irham

"hmm... lo Irham ya? mantannya Karin sang animus itu?" ucap Kyna
"hah? ko lo tau Karin animus?" ucap Irham
"gw baca di koran beberapa hari lalu, tapi gw masih ga tau animus yang bertopeng putih, tapi kayaknya kakaknya Karin ya?" ucap Kyna
"ooh, terus lo tau siapa animus bertopeng merah?" tanya Bimo
"gw pernah baca di artikel kriminal dan pembunuhan, kalo animus bertopeng merah itu adalah anak dari keluarga pembunuh legendaris yang bernama "dead hunter", ucap Kyna

"dead hunter itu?! yang selalu meninggalkan jejak dengan simbol "DH" di setiap orang yang dibunuhnya? keluarga pembunuh yang sudah lama hilang itu kan?" tanya Irham
"iya betul, keluarga pembunuh bayaran itu!" ucap Kyna

"jadi begitu ya... lalu apa hubungannya "Dead hunter" dengan Bimo dan Karin?" gumam Irham

"ham, gw bakal bantu lo untuk mengungkap pembunuhan animus ini!" ucap Kyna
"kenapa? gak usah, jangan membahayakan diri lo! ini urusan gw," ucap Irham
"ini juga urusan gw ham!" ucap Kyna
"apa urusan lo?" ucap Irham

"ham, dulu gw kenal Karin dan Eva dengan baik, mereka itu temen baik gw, Karin itu anak yang baik dulu, tapi setelah kejadian 1 tahun lalu, dia berubah," ucap Kyna
"emang ada kejadian apa? ceritain ke gw," ucap Irham penasaran

Kyna bercerita tentang masa lalu Eva sang adik dari Karin dan Bimo. Semua seperti kembali ke masa lalu


Dulu Eva adalah anak yang baik dan pintar, ia sangat brilian di kelas, semua murid perempuan iri kepadanya yang sangat pintar dan banyak disukai oleh murid pria. Namun dari semua murid pria yang menyukainya, ada satu murid pria yang disukai Eva dan ia berasal dari The Flame yang baru terbentuk itu.

Suatu hari Eva, Karin dan Kyna yang bersahabat ini sedang berbicara ringan di dalam kelas. Eva sedang curhat tentang pria yang disukainya itu

"va lo suka sama siapa sih? cerita dong cerita!" ucap Kyna
"gw malu Kyn ceritanya," ucap Eva malu-malu
"ah kamu sok malu-malu deh, cerita aja... sama kita-kita ini," ucap Karin
"tapi aku malu kak, kakak ga tau sih siapa yang aku suka," ucap Eva
"emang siapa si?" ucap Karin
"iya siapa si, kasih tau dong," ucap Kyna

"gw suka sama Sergi," ucap Eva
"hah??? Sergi itu!! dia kan anak geng!! tapi emang ganteng siiih," ucap Kyna
"Sergi? kamu gila ya va! bisa-bisanya suka sama dia!" ucap Karin kesal

"tuh kan kakak marah, semestinya aku gak usah bilang," ucap Eva
"lagian kamu, kalo suka sama cowo tuh yang bener, masa Sergi sih? pokoknya kakak ga mau kamu deket sama dia! awas yah!" ucap Karin
"iya maaf kak," ucap Eva
"udah sabar ya va," ucap Kyna


Eva sudah menyukai Sergi pada awal mereka bertemu itu, pada saat para pria anggota Elf yang sekarang The flame itu mendatanginya untuk berkenalan.

Sore itu ketika pulang sekolah Sergi menghampiri Eva untuk mengajaknya pergi makan di sebuah Cafe. Sergi sudah mengajaknya pada saat istirahat tadi dan Eva pun bersedia

"hai va, ayo kita pergi," ucap Sergi
"ayo, cepet... jangan sampe ketauan sama kakak gw... tadi gw bilang sama mereka, gw mau pergi sama temen belajar bersama," ucap Eva
"oh gitu, ayo deh," ucap Sergi

Cinta tumbuh diantara Sergi dan Eva begitu cepat, namun cinta Eva itu tidak disetujui oleh kedua kakaknya, Bimo dan Karin. Eva yang berpacaran dengan Sergi itu "backstreet" dari kedua kakaknya.


Suatu hari Di rumah Eva, Bimo melihat Eva yang baru pulang setelah pergi bersama Sergi

"va, kata Karin kamu jadian sama Sergi anak Flame itu ya?" ucap Bimo
"gak ko, aku ga jadian sama dia," ucap Eva berbohong
"kamu jangan bohong ya, kakak ga mau kamu jadian sama dia, dia itu jahat, semua anggota Flame itu jahat va," ucap Bimo
"iya aku tahu, aku gak jadian ko, tenang aja," ucap Eva menutup-nutupi

Eva meninggalkan Bimo dan pergi ke kamarnya, ia ditelepon Sergi lalu tidur setelahnya


Keesokan harinya pada saat pulang sekolah, Bimo melihat adik perempuannya Eva sedang bermesraan dengan Sergi di belakang sekolah

"gii... aku ga mau kaya gini, kamu tuh kenapa si? mesum banget...," ucap Eva mengeluh
"kenapa si sayang? kamu ga sayang sama aku? ayo dooong...," ucap Sergi yang ingin mencium Eva
"aku ga mau gi... aku risih...," ucap Eva

Sergi terus memaksa Eva untuk berciuman di belakang sekolah namun Eva terus menolak Sergi

Bimo kaget ketika melihat Sergi sedang memaksa Eva untuk menciumnya, lalu ia mendatangi Sergi

"bangsat lo gi!!!" Bimo memukul Sergi di bagian wajahnya

Sergi terjatuh dan memegangi bibirnya yang berdarah, lalu ia melihat Bimo

"apa-apaan sih lo! apa maksut lo mukul gw!" ucap Sergi
"lo tuh bangsat! ngapain lo barusan! pergi lo jauh-jauh dari adek gw! bangsat lo!" ucap Bimo penuh emosi
"apa maksut lo! jangan banyak bacot! ayo kita ribut sekarang!" ucap Sergi

Sergi menyerang balik Bimo dengan mengayunkan pukulannya, namun Bimo berhasil menghindar dan memukul balik Sergi di bagian perutnya. Sergi pun terjatuh dan meraung kesakitan. Para anggota The Flame yang melihat temannya Sergi dihajar oleh Bimo berdatangan menghampiri Sergi

"lo gapapa gi, ada apaan nih?" ucap Alan
"wah, ternyata si bangsat Bimo biang keladinya!" ucap Alvin
"ngapain lagi lo! mau cari ribut lagi! udah ayo hajar!" ucap Nay

"sabar dulu Nay, ini bagian gw," ucap Sagil

Sagil menghampiri Bimo dan berdiri tepat di depannya. Sagil dan Bimo saling berhadapan dan bertatapan. Mereka pun berkelahi. Bimo kewalahan melawan Sagil dan hampir kalah. Para anggota the Flame yang panas pun ikut membantu mengeroyok Bimo yang kewalahan itu

Bimo dihajar abis oleh The Flame, ia tidak bisa berdiri lagi dan berbaring di tanah, ia melihat Eva pergi meninggalkannya bersama The Flame

"vaa... jangan..... jangan ikut mereka va..... dengarkan kakak....," ucap Bimo lemah

Eva hanya melihat Bimo terbaring tak berdaya, dan segera ikut masuk ke dalam mobil jeep bersama Sergi dan The Flame



Bebebapa hari setelah kejadian itu, Eva sering tak terlihat di sekolah, nilainya jauh menurun. Di rumah pun, Eva sangat cuek dengan Bimo dan Karin, Eva lebih sering bersama Sergi dan The Flame. Reputasinya sebagai murid teladan telah tercoreng karena kejadian hari itu

Hari itu adalah hari yang sangat kelam bagi Eva. Malam itu Eva baru sampai di rumahnya, ia terlihat sangat sedih dan kacau, ia berjalan lemas masuk ke dalam rumah. Eva menangis dan menyesali semua yang telah ia lakukan. Ia tidak memperdulikan nasihat kakaknya agar menjauhi The Flame

"kak... maafkan aku...," ucap Eva lemas
"Eva? dari mana saja kamu? kenapa kamu berantakan seperti ini? kenapa kamu menangis? ada apa?" ucap Karin
"maafkan aku karena tidak pernah mendengarkan nasihat kalian...., aku menyesal...," ucap Eva sambil menangis
"ada apa va?" ucap Karin
"aku... mereka...," ucap Eva

"mereka? apa maksutmu!?" ucap Karin
"mereka... memperkosaku, the flame merenggut kehormatanku," ucap Eva

"apa??!!" ucap Karin sangat kaget

Bimo yang mendengar pembicaraan Eva dan Karin pun kaget bukan main, ia memukul tembok berulang-ulang dan ikut menyesal, ia tidak pernah bisa menjaga adik yang ia sayangi. Karin memeluk Eva dan menangis, Eva hanya terdiam seperti sudah kehilangan harapan



Waktu terus bergulir tanpa henti, Eva yang sudah kehilangan harapan dan masa depan hanya bisa merenung sendiri seperti orang gila di kamarnya. Semua terjadi karena Eva tahu bahwa dirinya positif hamil. Semua orang di sekitar terus mencaci maki dirinya yang telah hamil di luar nikah itu. Tekanan itu telah membuat Eva setengah gila dan mengurung diri terus di kamarnya

Karin datang menghampiri Eva yang sedang duduk sendiri di kamarnya

"aku sudah tidak punya masa depan, untuk apa aku hidup..." ucap Eva dengan tatapan kosong
"tidak va, kamu masih punya masa depan, kamu harus yakin itu! kakak akan selalu mendukungmu!" ucap Karin
"tidak... aku tidak punya masa depan...," ucap Eva
"masih ada va! masih ada! semua impianmu masih bisa terwujud! kamu mau jadi dokter kan! iya kan?! kamu pasti bisa!" ucap Karin

"diam!!! diam!!! aku gak pantas hidup!!! aku mau mati!!!" ucap Eva seperti orang gila

Eva tertawa sendiri seperti orang gila. Ia sangat depresi karena kejadian yang menimpanya. Impiannya untuk menjadi wanita yang sukses dan terhormat telah sirna. Eva yang masih labil pun terganggu jiwanya dan tidak kuat dengan apa yang menimpanya

"ya tuhan, kenapa harus seperti ini," ucap Karin sedih sambil memeluk Eva


Beberapa hari setelahnya

"kebakaran! kebakaran!"

Suara itu menggema dan memenuhi keheningan malam itu, rumah Bimo dan Karin terlahap api yang cukup besar. Bimo dan Karin yang baru pulang dari sekolahnya kaget ketika rumahnya kebakaran. Bimo hanya tinggal bersama Karin saja di rumah itu, orang tuanya sedang ada urusan kerja dan pergi selama 2 minggu. Di rumahnya hanya ada Eva yang berada di kamarnya

"rin, Eva ada di dalam!" ucap Bimo
"tapi api sudah besar kak, jangan masuk!" ucap Karin

Bimo berlari masuk ke dalam rumahnya untuk menyelamatkan Eva di dalam rumah. Para penduduk sekitar berkumpul untuk memadamkan api yang ganas itu. Pemadam kebakaran pun mulai berdatangan. Suara sirine mobil pemadam kebakaran memenuhi malam itu.


1 jam setelah api padam, Bimo hanya merenung sendiri ditemani Karin di sebelahnya

"rin, Eva tewas... dia mati terpanggang di sana rin, dia mati....," ucap Bimo

Air mata mengalir deras membasahai wajah Bimo, ia telah kehilangan adik yang sangat ia cintai. Ia menangis sambil berteriak karena sangat menyesal

"bangsat!!!! kenapa tuhan!!? kenapa!!!? apa ini yang pantas kau berikan untukku!!!? kenapa kau biarkan semua ini terjadi!!! kenapa Eva tuhan!!? kenapa???!!!" Bimo menangis penuh pilu

Karin hanya terdiam dan menangis penuh pilu, ia melihat pita hitam yang selalu dipakai Eva. Beberapa hari lalu Eva memberikan pita hitam itu kepadanya

"kak, kalo Eva mati, jaga pita itu baik-baik ya," ucap Eva
"iya va, kamu gak bakal mati ko, kamu masih pantas hidup," ucap Karin tersenyum

Eva hanya tersenyum manis



Bimo melihat mayat Eva yang sudah terbakar dibawa masuk ke dalam mobil ambulan, Bimo menghampiri ambulan itu

"jangan!! jangan bawa adik saya!! saya mohon!!! Eva!! va!! bangun va!! bangun!! ini kakak va!!! Va!!!! jangan mati va!!"

Mobil ambulan itu pun pergi dan meninggalkan Bimo yang bersedih di malam itu



"jadi, Eva mati karena kebakaran itu?" ucap Irham
"ya, dia mati terbakar di sana, semenjak kejadian itu, Karin sering menghilang di sekolah dan jadi misterius," ucap Kyna
"terus... kebakaran di malam itu karena apa? sebenarnya apa yang terjadi?" ucap Irham
"ga tau ham, cuma itu yg gw tau," ucap Kyna



Bimo merenung sendiri, ia melihat ke atas langit yang mendung itu. Ia selalu terbayang wajah Eva yang tersenyum manis. Rintik hujan mulai turun perlahan membasahi wajah Bimo yang terlihat sedih. Di bawah guyuran hujan, ia mengenang kematian adiknya Eva. Namun tiba-tiba hujan itu perlahan reda dan secercah cahaya menerangi Bimo yang sedang duduk di balkon rumah itu, ia melihat cahaya itu. Sesosok bayangan wanita seakan muncul dari cahaya itu

"eva? kenapa kamu datang ke sini?" ucap Bimo
"kakak, maafkan aku meninggalkan kalian berdua," ucap Eva
"kenapa malam itu kamu melakukan itu va? kenapa kamu menyerah?" ucap Bimo
"impianku sudah sirna, diriku ini sangat hina, lebih baik aku membakar diriku sendiri dari pada hidup penuh sesal dan cacian," ucap Eva

Bimo tersenyum dan cahaya itu pun hilang perlahan meninggalkan Bimo

"jaga dirimu baik-baik di sana va...."

3 komentar:

  1. setiap ngebaca Eva gw langsung kebayang

    http://cdn.myanimelist.net/images/characters/16/54955.jpg

    -_-

    BalasHapus
  2. ooh, emang imut2 gitu jar si Eva, kecil2 cantik gtu, kalo karin kan agak tinggi gitu, hwhwhw, kalo Joy anggun,

    zep

    BalasHapus