Selasa, 06 Oktober 2009

24. Demon's hand

Hari sudah siang di sekolah Irham, anak-anak murid sekolah itu pun beristirahat untuk melepas penat setelah belajar serius. Mereka bersama teman-temannya pergi ke kantin untuk makan, ada yang bermain bola di lapangan atau sekedar ngobrol saja di dalam kelas

Seorang murid perempuan manis dengan rambut panjang dan berkacamata hitam terlihat sedang membaca buku di perpustakaan sekolah Irham. Ia begitu serius membaca buku dan koran-koran lama di pojok ruangan perpustakaan itu sendirian. Ia adalah Kyna, gadis jenius dari sekolah Irham yang terlihat "smart", berpengetahuan luas dan sangat cerdas.

"dalam artikel koran lama ini, diketahui kalo "Ace" terbentuk dari keluarga pembunuh legendaris, kelompok pembunuh ini sudah lama hilang, namun kabarnya, anak terakhir dari keluarga itu masih hidup," tapi siapa anak yang masih hidup itu? hmm... teka-teki ini harus terpecahkan," ucap Kyna sambil membaca koran-koran yang sudah berumur sangat tua

Seorang laki-laki berambut agak tebal dengan tampang polos dan konyol menghampiri Kyna yang sedang membaca sendiri di perpustakaan itu. Ia adalah Jun. Murid sekolah yang agak bodoh dan konyol, namun ia lucu dan tidak pernah serius. Sudah lama ia suka dengan Kyna yang pintar itu

"na, bo... boleh gw duduk di sini?" ucap Jun
"boleh," ucap Kyna cuek sambil membaca buku-buku tentang pembunuhan dan krimimal
"na, ke kantin yuk," ucap Jun dengan tampang polosnya
"jangan makan terlalu banyak, makanlah secukupnya, energi yang terlalu banyak dan tidak diimbangi dengan olahraga akan menyebabkan kolesterol yang menumpuk, itu tidak baik untuk kesehatan," ucap Kyna

Jun terdiam, ia hanya menggaruk-garuk kepalanya dan melihat Kyna berdiri dan pergi meninggalkannya

"omongannya gak pernah "simple" deh, gak ngerti gw," gumam Jun

Kyna berjalan keluar dari perpustakaan sekolah itu sambil membawa buku perpustakaan yang banyak, ia berjalan tidak melihat ke depan, ia terlihat kikuk. Tiba-tiba di tengah jalan, ia menabrak Irham yang sedang berjalan di koridor sekolah

"aduh, maaf," ucap Irham yang tertabrak Kyna dan melihat Kyna terjatuh dengan buku-bukunya yang berantakan
"aduh, buku saya, kacamata saya mana? saya tidak bisa melihat," ucap Kyna

Irham memberikan kacamata Kyna yang terjatuh, lalu membantunya membereskan buku

"maaf, gw gak liat lo jalan tadi, maaf ya, oh ya kenalin gw Irham," ucap Irham sambil memberikan jabat tangannya
"bukan anda yang salah, saya ceroboh tadi, maaf saya buru-buru," ucap Kyna meninggalkan Irham begitu saja

Irham melihat Kyna pergi meninggalkannya, ia tersenyum karena melihat Kyna yang manis dan terlihat cerdas itu

"siapa ya cewe itu, manis juga," gumam Irham

Namun tiba-tiba Jun menghampiri Irham

"lo Irham ya? pacar Karin? yakan yakan? tau gw," ucap Jun
"iya dulu, kenapa gitu? oh iya nama lo siapa?" ucap Irham
"gw Jun, anak sekolah terpinter dan calon pacar Kyna," ucap Jun sedikit membual

"nama lo keren Jun, Jun siapa?.... kenalin nama gw Irham," ucap Irham memberikan jabat tangannya
"Jun, Junaedi, salam kenal ya," ucap Jun

"Junaedi? ga salah?" ucap Irham
"iya Junaedi, kenapa?" ucap Jun dengan tampang polosnya
"oh gapapa," ucap Irham

"tadi gw liat lo sama Kyna, kayanya lo suka sama dia, gw juga suka nih," ucap Jun
"Kyna siapa? oh... cewe yang tadi itu, yang nabrak gw barusan?" ucap Irham
"iya, Kyna, dia cantik banget trus pinter, tapi susah banget dapetin dia," ucap Jun
"gw bantu deh, gimana?" ucap Irham
"serius lo? boleh boleh, gimana kalo kita ngobrol di kantin," ucap Jun
"ok ayo," ucap Irham


Irham dan Jun pergi ke kantin untuk melakukan pembicaraan ringan. Baru saja kenal, mereka sudah terlihat akrab. Irham dan Jun duduk diantara teman-temannya dan mereka berbicara tentang urusan laki-laki

"Jun, lo tau ga cara dapetin cewe gimana?" ucap Irham
"gimana emang?" tanya Jun
"lo mesti baik sama dia, cewe suka dibaikin karena mereka itu perasa," ucap Irham
"baik gimana?" tanya Jun

"iya baik karena cewe itu perasa banget, jadi kalo lo kasar, dia gak suka," ucap Irham
"gak suka gimana?" ucap Jun
"gak suka sama cowo yang kasar," ucap Irham

"oooh...," ucap Jun
"nah, ngerti kan lo," ucap Irham senang

"cowo siapa?" tanya Jun dengan muka konyolnya
"gila nih orang, lemot banget," gumam Irham

"Kyna itu beda ham, dia spesial, susah banget dideketin, semua cowo yang deketin dia ditolak," ucap Jun
"masa? jangan nyerahlah!," ucap Irham
"hampir 2 tahun gw ngejar dia, tapi gak dapet," ucap Jun

"lo kurang berani, coba lo deketin terus! pasti dia luluh deh!" ucap Irham
"eh Kyna... Kyna....," ucap Jun sedikit tegang ketika melihat Kyna berjalan dan duduk di kursi di bawah pohon yang rindang

"saatnya beraksi sob, cepet sana deketin!," ucap Irham
"takut gw, dia dingin banget," ucap Jun
"payah lo, cemen ah, lama-lama gw nih yang deketin," ucap Irham
"jangan-jangan ham, ok... ok... gw deketin sekarang," ucap Jun
"nah gitu dong," ucap Irham

"gw udah ganteng blom? rambut gw udah keren kan? tampang-tampang?" tanya Jun sambil merapikan rambut dan penampilannya
"keren, lo ganteng! maju boy!" ucap Irham

Jun merapikan bajunya, ia berjalan sangat percaya diri mendekati Kyna yang sedang duduk sendiri membaca buku di bawah pohon rindang. Jun terlihat sangat yakin

"ini baru gw suka, ayo Jun jangan takut!" gumam Irham

Jun berdiri tegap di depan Kyna yang duduk, lalu Kyna melihat Jun yang tepat ada di depannya

"ada apa?" tanya Kyna
"mm.. mmm... mmm... sa... sa," ucap Jun gugup
"sa...? maksutnya?" tanya Kyna
"sa... mmm... saya mau ke toilet, dimana ya?" tanya Jun sangat gugup

Kyna tertawa terbahak-bahak. Kyna berpikir Jun sangat bodoh karena sebagai murid sekolah ini, semestinya Jun tahu dimana toilet, namun karena begitu gugup, Jun menanyakan hal itu

"masa gak tahu toilet Jun?" ucap Kyna yang tersenyum-senyum
"lupa," ucap Jun bodoh
"di deket tangga itu kan," ucap Kyna tersenyum sambil menggelengkan kepalanya
"oh iya ya... yaudah makasi ya," ucap Jun sangat bodoh

Jun pun pergi meninggalkan Kyna dengan perasaan yang kacau. Ia berpikir dirinya sangat bodoh bukan main. Ia telah ditertawakan oleh wanita yang disukainya

"aduh goblok amat gw, gobloook," ucap Jun memegang kepalanya agak menyesal

Irham pun menghampiri Jun di samping kantin

"aduuh Jun, kenapa? tadi lo berani banget pas deketin dia kayanya," ucap Irham
"iya, pas liat mukanya, langsung deg-degan gw, gw kalo ngomong sama dia gak mau liat mukanya, kalo liat, pasti langsung gugup ham," ucap Jun

"ah gimana lo, berani dong, lo harus santai!" ucap Irham
"santai gimana?" tanya Jun dengan muka konyolnya
"ya santai, jangan gugup, lo harus berani," ucap Irham
"berani? maksutnya?" tanya Jun

"berani kaya cowo-cowo sebenarnya!," ucap Irham
"cowo siapa?" tanya Jun begitu polos

Irham menghela nafasnya. Ia berpikir pantas saja Jun tidak pernah bisa mendapatkan Kyna. Jun sangat lemot

"hhhhhh... cape gw, lemot amat," gumam Irham



Jauh dari kejenakaan Jun dan Irham di sekolah, Kapten Aryo dan perwira Edo sedang berjalan menuju ruang tahanan Jack bertopeng sang ketua "Bomber" itu. Mereka ingin menginterogasi Jack untuk mendapatkan informasi tentang "ace" dan sang animus itu

Kapten Aryo berbicara dengan anggota polisi yang baru memeriksa keadaan Jack

"gimana keadaannya? semua aman?" tanya Kapten Aryo
"aman kapten, ruangan bersih, Jack masih dalam keadaan yang baik," ucap polisi itu
"baiklah kalo begitu, terimakasih," ucap Kapten Aryo

Anggota polisi itu berjalan meninggalkan Kapten Aryo. Ia tersenyum licik dan terlihat jahat. Ternyata ia adalah salah satu kaki tangan Kapten Ivan yang juga oknum dari "ace". Ia sebenarnya tahu ada bom di salah satu loker ruang tahanan Jack itu, namun karena ia salah satu oknum "ace", ia berbohong kepada Kapten Aryo dan mengatakan ruangan itu bersih dan aman


Kapten Aryo dan perwira Edo masuk ke dalam ruang tahanan Jack bertopeng itu. Mereka melihat Jack terborgol di atas kursi dengan kepala yang menunduk kebawah

Kapten Aryo dan perwira Edo mendekatinya untuk segera menginterogasinya

"hey bangun! jangan pura-pura tidur!" ucap Kapten Aryo



Jauh dari markas polisi itu, Alvo dan anggota "nighteyes" sedang melakukan ritual di tempat persembunyian mereka. Semua anggota "nighteyes" yang berjumlah 10 orang itu berkumpul dan membaca mantra bersama Alvo untuk membantu Jack meledakkan markas polisi itu

Alvo mengambil kuasnya dan mencelupkannya ke darah segar mendidih di wajan yang berada tepat di depannya. Ia mengoleskan kuas penuh darah panas itu keseluruh tubuhnya dan membentuk suatu simbol. Lalu Alvo mengambil sisa darah mendidih itu dan langsung meminumnya. Ia terlihat seperti kerasukan dan segera memantrai Jack bersama anggotanya

Wahai iblis penghuni neraka dan penguasa kegelapan
Hembuskanlah sedikit kekuatanmu dan bantulah kami pengikutmu
Berikan kami para pembantumu ini perlindungan dari kebaikan

Wahai iblis penghuni neraka dan penguasa kegelapan
Turunlah ke dunia sejenak, bawa pasukan-pasukanmu
Bantulah kami para pengikut setiamu ini

Kami memanggilmu untuk meminta kekuatan
Kekuatan untuk pendukungmu
Pendukung kejahatan, kemunafikan dan kegelapan
Berikanlah kekuatanmu untuk pengikutmu yang begitu setia
Pengikutmu yang ingin melakukan kejahatan
Pengikutmu yang bernama Jack
Datanglah kegelepan, datanglah

Setelah membaca mantra itu bersama anggota "nighteyes". Alvo pun jatuh pingsan tak sadarkan diri, darah keluar dari seluruh lubang yang ada di tubuhnya. Itulah konsekuensi dari kekuatan mistis ini


Langit di atas markas polisi mendadak gelap, udara yang berhembus pun terasa sangat dingin, suara bisikan berbunyi "Jack" terdengar samar dengan nada yang mengerikan. Suara bisikan iblis memenuhi markas polisi itu. Iblis yang datang atas panggilan Alvo

Di ruang tahanan Jack itu, Kapten Aryo dan perwira Edo sedang menginterogasi Jack bertopeng

"saya ulangi sekali lagi! dimana animus bersembunyi! cepat jawab!" ucap Kapten Aryo berteriak
"gw gak tahu goblok," ucap Jack

Kapten Aryo memukul wajah Jack sampai topengnya terbuka, topeng itu terjatuh di lantai. Jack menengok ke arah Kapten Aryo. Mukanya rusak dan terlihat seram, ia tersenyum jahat.

Jack tiba-tiba menghancurkan borgol yang mengunci tangannya di kursi itu. Ia menghancurkan borgol itu dengan mudah. Jack sudah dirasuki iblis yang dipanggil Alvo tadi

Kapten Aryo dan perwira Edo kaget ketika Jack jadi begitu kuat, mereka mencoba menahan Jack namun mereka terlempar jauh dilempar oleh Jack yang telah dirasuki iblis itu. Kapten Aryo dan perwira Edo jatuh dan tak berdaya. Jack berjalan menuju loker tempat bom itu disembunyikan

Jack membuka loker itu tanpa kunci, ia menghancurkan loker itu dengan kepalan tangannya dan mengambil satu set bom di dalamnya. Kekuatan iblis membantunya

Jack mengaktifkan bom itu dan berjalan keluar dari ruang tahanan itu. Kapten Aryo dan perwira Edo sadar Jack baru mengambil sebuah bom, lalu mereka segera keluar dari ruangan itu. Di luar mereka melihat Jack berlari ke sebuah ruangan dengan membawa bom yang sudah aktif dan siap meledak dalam beberapa detik

Perwira Edo menembakkan pistolnya ke arah Jack, namun kemampuan menembaknya yang hebat itu tiba-tiba hilang dan semua tembakkannya meleset. Perwira Edo pun heran dan tak percaya akan hal itu. Iblis utusan Alvo telah merasuki perwira Edo dan membuatnya tidak bisa menembak dengan baik

Kapten Aryo tahu bahwa Jack ingin meledakkan markas polisi itu dengan bom yang dibawanya. Lalu Kapten Aryo menarik lengan perwira Edo untuk segera meninggalkan markas polisi itu

Jack berlari terus dengan bom aktif yang dibawanya, ia menuju ruang kantor polisi di bagian depan yang sangat ramai akan polisi yang sedang bekerja. Jack melihat bom yang dibawanya, ia melihat bom itu akan meledak dalam waktu kurang dari 10 detik

Sejumlah polisi menghalangi Jack yang menganggap Jack ingin kabur dari tahanan polisi. 3 orang polisi menahannya dan menjatuhkan Jack ke lantai. Para anggota polisi lain yang ada di ruang kantor itu melihat Jack yang ditahan oleh 3 orang polisi itu, lalu salah satu polisi yang menjatuhkannya berbicara

"jangan bergerak! tetap ditempat!" ucap polisi itu
"dia membawa bom!" ucap salah satu polisi yang menjatuhkan Jack

"mati," ucap Jack

Bom itu meledak dengan sangat keras, markas polisi yang besar itu hancur berkeping-keping, semua anggota polisi yang ada di dalam mati menjadi korban keganasan bom itu

Kapten Aryo dan perwira Edo yang sedang berlari tidak jauh dari markas polisi itu terlempar karena radiasi ledakkan yang begitu besar. Mereka selamat dari ledakkan itu karena sempat keluar dari markas polisi itu

"gila, ini gak mungkin," ucap Kapten Aryo
"kapten, teman kita...," ucap perwira Edo lemas

Rencana pengeboman "Ace" pun berhasil dilaksanakan. Kapten Aryo dan perwira Edo terpukul berat karenanya. Semua teman-teman polisinya tewas karena ledakkan itu. Mereka tidak percaya dengan apa yang terjadi. Mereka telah dipermainkan oleh "Ace".

Kapten Aryo berdiri setelah jatuh karena terlempar tadi, ia membersihkan baju polisinya yang kotor. Ia terlihat shock dan kelelahan

"kenapa?! kenapa harus seperti ini?!" ucap Kapten Aryo penuh sesal

2 komentar: