Jumat, 25 Desember 2009

36. Cesar's Game

Pagi itu semua "headline news" berita memberitakan kematian Arthur sang animus bertopeng merah itu. Para masyarakat begitu senang mendengar salah satu animus telah berhasil dilumpuhkan. Mereka cukup lega mendengar berita ini. Semua berita juga memberitakan tentang penangkapan sejumlah anggota Ace. Geng Ace telah lumpuh atas kematian Arthur dan sejumlah anggotanya yang tertangkap.

Bimo sedang membaca koran pagi di rumah kakeknya. Ia melihat berita tentang kematian Arthur dan penangkapan sejumlah anggota geng Ace.

"cepat atau lambat memang pasti berakhir seperti ini," ucap Bimo

Karin sedang berbaring lemah di tempat tidur karena sakit yang dideritanya. Kanker otaknya semakin parah dari hari ke hari. Wajah Karin pucat dan badannya sangat lemas.

"apa maksutmu mo?" ucap Karin lemah

"ya....Arthur dan orang-orang seperti kita ini...pasti akan berakhir menyedihkan rin.....tapi gw gak bakalan berakhir kaya Arthur....bagaimanapun gw harus bunuh keluarga Irham...dendam gw harus terbalas!" ucap Bimo

"sudahlah kak....lebih baik kita akhiri dendam ini....kita harus ikhlas......keluarga Irham itu baik kak," ucap Karin
"baik? setelah apa yang mereka lakukan ke ayah kita? kamu bilang baik rin?!"

"sudahlah.....itu bukan salah ayah Irham kan....."
"aku sudah muak rin! keluarga Irham itu brengsek! ayah Irham itu penipu dan serakah!"

Karin hanya terdiam

"aku mau ke kamar dulu....aku mau menyusun rencana untuk membunuh Irham dan keluarganya," ucap Bimo

Bimo pun pergi ke kamarnya



Siang itu di tempat persembunyian dead hunter, Cesar sedang merenung sendirian. Ia sudah kehilangan Sagil dan banyak anggotanya yang sudah ditangkap oleh polisi. Wilayah kekuasaan dead hunter pun telah habis. Ia tahu bahwa polisi sebentar lagi akan menangkapnya juga. Cesar berkumpul bersama sisa anggotanya yang bejumlah 10 orang itu.

"semua jebakan udah dipasang kan?" ucap Cesar
"udah sar! di setiap pintu udah dikasih jebakan bom kawat! siapa pun yang melewati kawat itu pasti akan mati! bum!!! meledak!!!" ucap anggota dead hunter
"bagus! gw punya firasat sebentar lagi para polisi itu akan datang kesini, kalian sudah siap mati kan!" ucap Cesar

"kenapa lo ngomong gitu? gw ga mau mati!"
"udah lah jangan sok optimis....gw tau kalian takut....iya kan?!" ucap Cesar

Para anggota dead hunter itu hanya terdiam. Wajah mereka menggambarkan ketakutan yang cukup dalam. Mereka terlihat begitu tertekan.

"udahlah...yang penting kita berusaha dulu! jangan sampai ketangkep! lo semua gak mau dipenjara kan!" ucap Cesar

Para anggota dead hunter itu hanya menggelengkan kepalanya. Lalu Cesar mengambil rokoknya dan mencari korek untuk menyalakan rokok itu. Seorang dead hunter mengambil koreknya dan membantu Cesar untuk menyalakan rokoknya. Cesar memperhatikan korek yang dipegang anggotanya itu, tapi tiba-tiba korek itu jatuh disertai bunyi tembakan yang cukup keras. Anggota dead hunter yang memegang korek itu tertembak di kepalanya dan langsung tewas. Cesar sangat kaget ketika melihat anggotanya yang lain menembak temannya sendiri

"kenapa lo tembak dia!" ucap Cesar
"gw ini polisi! udah sekian lama gw ada di dalam dead hunter! sekarang kalian semua jangan bergerak! angkat tangan kalian!" ucap polisi yang menyamar itu

"bangsat! jadi selama ini lo polisi! bangsat lo! semestinya dari dulu gw udah tau!" ucap Cesar

"diam ditempat! jatuhkan senjata kalian!" ucap polisi itu

Di luar markas dead hunter, para polisi yang lain telah bergerak sangat rapi untuk mengepung markas dead hunter. Mereka semua akan masuk ke dalam untuk menangkap para anggota dead hunter yang tersisa

"liat di luar udah banyak polisi! lebih baik kalian menyerahkan diri kalian! jatuhkan senjata kalian!" ucap polisi itu

Cesar dan para anggotanya pun menjatuhkan senjata mereka. Polisi itu memborgol tangan Cesar dan anggotanya dibantu oleh para polisi lain yang baru berdatangan. Cesar tertangkap siang itu dan tidak melawan. Ia pun dibawa ke dalam mobil polisi.


Di perjalanan, Cesar hanya berdiam saja di dalam mobil. Ia merenung dan melamun. Setelah sekian lama di perjalanan, apa yang ia harapkan pun datang. Sebuah geng sedang mengejar rombongan mobil polisi untuk menyelamatkan Cesar. Sebenarnya Cesar sudah merencanakan semua ini. Ia telah memerintahkan geng bawahan dead hunter untuk menyelamatkannya.


Di dalam mobil polisi, perwira Edo dan Kapten Aryo sedang mengobrol

"akhirnya anggota terakhir dead hunter berhasil kita lumpuhkan kapten! Cesar salah satu penjahat terlicin yang menjadi target utama kita berhasil kita tangkap, dulu sewaktu saya masih SMA saya sangat ngeri melihat tingkah laku Cesar dan para dead hunter ini! untung sekarang mereka telah musnah! ini semua berkat kerja sama para polisi dan aparat hukum!" ucap perwira Edo

"ya syukurlah kita berhasil melumpuhkan para geng ini! target kita selanjutnya adalah dua animus yang tersisa yaitu Bimo dan Karin! tim kita sedang mencari mereka di perbatasan kota di daerah perbukitan itu! sebentar lagi mereka pasti tertangkap," ucap Kapten Aryo

"iya semoga saja........eh kenapa berhenti begini? ada apa di depan ya?" ucap Perwira Edo
"iya ada apa ya? coba cek keluar do," ucap Kapten Aryo
"baik kapten!"

Rombongan mobil polisi itu mendadak berhenti.

Perwira Edo keluar dari mobil. Ia berjalan ke bagian depan untuk melihat apa yang menghalangi para rombongan polisi. Beberapa polisi terlihat berkerumun di depan. Perwira Edo menghampiri mereka

"ada apa pak?" ucap perwira Edo
"ini nenek-nenek tua bawa keranjang dorong lama banget jalannya, ada dua lagi," ucap anggota polisi
"ooh....yasudah kalo gitu, saya ke mobil dulu," ucap perwira Edo

"ok!"
"nek! cepat nek jalannya! mari saya bantu!" ucap polisi itu
"tidak usah nak, lebih baik kamu mati saja," ucap nenek itu

Polisi itu pun kaget ketika ia mendengar suara laki-laki dari balik kerudung nenek itu. Nenek itu ternyata bukan nenek asli, ia adalah anggota geng yang menyamar. Ia langsung membuka penyamarannya dan mengambil senjatanya yang disembunyikan di keranjang yang ia bawa. Anggota geng itu membunuh para polisi yang berada di luar mobil

Perwira Edo menengok ke belakang. Ia melihat dua anggota geng yang menyamar itu membunuh rekan-rekan polisinya. Polisi-polisi yang lain pun keluar dari dalam mobilnya untuk menangkap kedua geng itu.

"cepat! cepat tangkap mereka! ada serangan geng!" ucap perwira Edo

Para anggota geng yang lain pun berdatangan dengan mobilnya dari berbagai arah di perempatan jalan itu. Rombongan polisi yang membawa buronan berbahaya yang bernama Cesar itu telah dikepung oleh para geng.

Para anak-anak geng itu menggunakan masker hitam yang menutupi wajah mereka. Mereka menggunakan mobil jeep hitam dan sedan hitam. Mereka semua menggunakan senjata senapan besar yang sangat berbahaya. Baku tembak antara polisi dan geng itu pun tak terelakkan. Kapten Aryo pun keluar dari dalam mobilnya untuk membantu rekan-rekannya.

"semua jangan lengah! kita harus bertahan! cepat jaga Cesar di mobil tahanan! jangan sampai ia kabur!" ucap Kapten Aryo

Para polisi itu pun berlari menuju mobil tahanan yang berada di tengah-tengah rombongan. Tapi mereka terlambat, pintu belakang mobil tahanan itu telah terbuka dan Cesar sudah tidak ada di dalam. Kedua polisi itu melihat Cesar lari bersama teman-teman gengnya menuju ke sebuah mobil. Kedua polisi itu pun menembak Cesar dan teman-temannya, namun mereka berhasil masuk ke dalam mobil dan kabur dari tempat itu.

"Gawat! kapten! Cesar kabur! cepat kita kejar dia! cepat!" ucap polisi itu

Di kejauhan, Kapten Aryo mendengar teriakan rekan polisinya itu

"apa! cepat kita kejar dia! do ayo ikut saya! kita kejar Cesar!" ucap Kapten Aryo
"baik kapten!" ucap perwira Edo

Kapten Aryo dan Perwira Edo berlari menuju mobilnya. Tapi, salah seorang polisi mencegahnya

"tunggu dulu kapten! ada seseorang yang mau berbicara dengan anda!" ucap polisi itu sambil memberikan telepon.

"siapa? disaat seperti ini!?" ucap kapten Aryo

Kapten Aryo pun menerima telepon itu

"selamat siang Kapten Aryo," ucap suara misterius itu
"siapa ini!?"
"saya adalah anggota dead hunter yang masih hidup, pasti anda tahu kan,"
"Cesar?! kemana anda mau pergi! anda tidak akan pernah bisa lari dari kami! kami menangkap anda!"

Cesar tertawa sinis

"sudahlah kapten...jangan terlalu optimis bisa menangkap saya, saya tidak seperti adik saya Arthur yang bodoh itu...saya lebih pintar dan memiliki rencana yang baik untuk kabur,"
"apa maksutmu!"

"pertimbangkan ini kapten....dengarkan dengan baik....saya sudah memasang 2 bom di 2 tempat berbeda...dan bom itu akan meledak kalau kalian gagal menjawab teka-teki dari saya,"
"apa?! kenapa anda lakukan ini! biadab!"

Cesar kembali tertawa dengan sinis

"dengarkan baik-baik kapten....bom pertama ada di bus trans jakarta yang beroperasi menuju ancol, bus itu memiliki ciri-ciri yang unik, ada tanda "DH" di belakang bus itu, anak buah saya telah menandainya, anda harus cepat mencari bus itu dalam waktu 1 jam dari sekarang...kalau tidak....semua orang di dalam bus itu mati kapten.....tidak.....bukan cuma itu.....ledakan itu bisa menghancurkan mobil-mobil di dekat bus itu, bom ini cukup berbahaya, cukup segitu saja informasi yang saya berikan, begitu anda menemukan bom itu, anda akan melihat handphone yang ditempel di bom itu, lalu telepon itu akan berbunyi 1 jam dari sekarang, angkat telepon itu maka saya akan memberikan teka-tekinya, selamat bekerja kapten, semoga tuhan selalu melindungi anda,"

Cesar tertawa kejam lalu mengakhiri pembicaraannya

"tunggu! tunggu! jangan matikan teleponnya! sial!" ucap Kapten Aryo

"kapten kita berhasil menyadap telepon itu! kita semua telah mengetahui pembicaraan itu! sekarang lebih baik kita bergerak cepat menuju bus itu!" ucap perwira Edo
"baiklah! hubungi tim gegana! lalu yang lain cari keberadaan Cesar! jangan sampai ia berhasil kabur! cepat!"

Perwira Edo langsung menghubungi rekannya Aldi untuk segera mencari bus trans jakarta itu. Setelah itu Kapten Aryo dan perwira Edo bersama polisi yang lain bergerak untuk menuju bus yang akan meledak satu jam dari sekarang itu. Kapten Aryo menyetir mobil itu dengan sangat cepat.


Di perjalanan Kapten Aryo menyetir mobil seperti orang gila. Ia begitu ngebut dan terlihat sangat terburu-buru. Ia tidak akan membiarkan bom itu meledak.

"sial! sudah tinggal 30 menit lagi! jalanan macet begini! kita bisa terlambat!"
"bagaimana ini kapten!"
"ayo kita turun!"

Kapten Aryo dan perwira Edo turun dari mobil, ia berlari cepat untuk mencari bus trans jakarta yang bertuliskan "DH" itu. Ia menuju ke halte bus di daerah jembatan merah dengan rute tujuan ke ancol di koridor 5. Di halte (shelter) jembatan merah mereka melihat bus-bus itu satu per satu. Namun, tidak ada satu pun bus yang bertuliskan "DH" di belakangnya.

"bagaimana ini do! tinggal 20 menit lagi! bom itu akan meledak!"
"sial! susah sekali menemukan bus itu!"

Tiba-tiba telepon Kapten Aryo berbunyi

"halo! ada apa?"
"kapten! saya menemukan bus yang bertanda "DH" di belakangnya...tulisannya menggunakan piloks dan berbentuk cukup besar! cepat kapten! saya berada di lampu merah pertama setelah halte bus jembatan merah! saya akan berusaha memperingatkan bus ini!"
"ok! saya segera kesana!"


"bagaimana kapten!?" ucap perwira Edo
"setelah halte ini...bus ini akan berhenti dimana?"
"halte mangga dua gunung sahari kapten!"
"ok! kita harus cepat kesana agar kita bisa masuk ke bus ini!"
"baik kapten!"

Kapten Aryo dan Perwira Edo berlari sangat cepat. Mereka memberhentikan sebuah pengendara motor sport yang keren. Mereka menunjukkan identitasnya dan langsung meminjam motor itu. Kapten Aryo berkendara dengan cepat menuju halte bus mangga dua gunung sahari itu. Semua mobil di depannya disusul satu per satu. Tak lama mereka pun sampai di halte bus mangga dua gunung sahari. Mereka masuk ke dalam halte dan mencari keberadaan bus yang bertuliskan "DH"

"dimana do bus nya! waktunya tinggal 10 menit lagi!"
"gawat! bagaimana ini!"
"kita harus memperhatikan bus ini satu per satu" ucap kapten Aryo

"kapten! itu disana! lihat bus itu! di belakangnya ada tulisan "DH"!" sial kita telat sedikit! cepat kejar bus itu!"

Kapten Aryo dan Perwira Edo berlari sangat cepat. Bus itu baru berangkat dari halte bus gunung sahari dan akan menuju Ancol. Kapten Aryo dan perwira Edo melihat bus itu berhenti karena ada lampu merah di depan, mereka pun berusaha memberitahukan supir bus itu untuk membuka pintunya. Mereka juga bilang ini keadaan darurat dan mereka adalah polisi yang sedang bertugas. Para penumpang bus yang cukup banyak itu sangat kebingungan melihat dua orang laki-laki yang berdiri di samping bus.

"eh ada apaan tuh? ko ada dua orang berdiri di samping bus?"
"tau tuh, mau ngapain mereka ya?"

Akhirnya, supir bus pun membuka pintu bus itu. Kapten Aryo dan perwira Edo masuk ke dalam bus. Di dalam bus mereka mencoba untuk menenangkan diri mereka lalu mencoba untuk memberi tahu para penumpang dengan tenang

"selamat siang bapak dan ibu...saya dari pihak kepolisian, saya ingin memberikan kabar yang tidak bagus tentang bus ini...," ucap Kapten Aryo
"ada apa pak? ada apa dengan bus ini?"
"iya ada apa pak?"

"tolong semua tenang dan kalian semua harus berjanji untuk tenang apabila nanti saya beritahukan apa yang terjadi dengan bus ini,"
"memangnya ada apa?!"

"bus ini telah dipasang bom aktif,"

Seketika para penumpang bus itu menjerit dan mulai panik. Mereka ingin meninggalkan bus itu

"tenang! tenang! saya sudah bilang untuk tenang! kalian silahkan meninggalkan bus ini! tapi tetap tenang! turun satu per satu dan jangan saling berebutan! pak supir hentikan bus ini dan buka pintunya, biarkan para penumpang ini turun!"

"baik pak polisi!" ucap supir bus

Para penumpang itu pun turun satu per satu. Seketika mobil bus itu sepi, hanya ada kapten Aryo, perwira Edo dan seorang supir bus.

"kapten dimana bom itu berada?" ucap perwira Edo
"aku pun tidak tahu do, tinggal 5 menit lagi waktunya! cepat cari bom itu di dalam bus!"

Kapten Aryo dan perwira Edo pun mencari bom itu di setiap sudut bus. Tapi mereka tidak bisa menemukan bom itu. Waktu pun sudah habis

"habis kita do,"
"semua menunduk! bom akan meledak!"

Kapten Aryo dan perwira Edo hanya bisa meloncat dan tiarap di lantai bus. Tapi tidak terjadi apa pun.Yang ada hanya bunyi telepon dari jok belakang bus.

"kapten,"
"kita harus angkat telepon itu!"

Kapten Aryo dan perwira Edo bergegas mencari asal dari bunyi handphone itu. Perwira Edo memeriksa bagian bawah jok belakang.

"ini dia kapten!"

Perwira Edo mengambil satu bom yang cukup besar. Sebuah hanphone diikatkan ke bom itu menggunakan plester. Kapten Aryo melepas handphone itu dari bom, lalu ia mengangkat telepon itu

"halo!"
"selamat kapten....anda berhasil menemukan bomnya," ucap Cesar
"lalu apa yang harus saya lakukan!"
"sederhana saja...saya akan memberikan dua teka-teki logika sederhana dan anda harus menjawabnya dengan benar. Setiap pertanyaan akan diberi waktu 10 detik...anda siap?"
"apa pertanyaannya?"
"pertanyaan pertama, ini sangat mudah, berapa kali angka 7 muncul diantara bilangan 1-100?"

"hmmm... 7, 17, 27, 37, 47, 57, 67, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 87, 97,"
"ya...jumlahnya?"
"hmm......20! karena di angka 77, angka7 muncul 2 kali!"

"tepat kapten...anda memang pintar, pertanyaan kedua ini lebih sulit,"
"cepat beritahukan saja!"
"mana lebih besar, 18% dari 81 atau 81% dari 18?"

"hmm.....yang mana ya,"
"cepat kapten...waktu anda tinggal 7 detik,"
"do kamu tahu jawabannya?!"
"sepertinya.....sama.....ya kan?"
"masa iya?"
"4 detik,"

"sial! jadi apa jawabannya do?!"
"2 detik,"
"hmm! saya yakin sama kapten!
"1 detik,"
"jawabannya sama besar!"

"tepat...hampir saja saya akan ledakkan bom itu, kalian memang sungguh beruntung, tapi maaf, saya bukan tipe orang yang suka menepati janji, jadi selamat tinggal kapten!"
"sial!"

Kapten Aryo mengambil bom itu dan menembak kaca bus itu. Lalu ia melempar bom itu ke luar. Bom itu meledak sangat keras sampai membuat bus itu oleng dan terjatuh ke sisi kanan jalan. Terdengar teriakan dari para pejalan kaki yang berlalu lalang. Kapten Aryo berdiri dengan luka yang tidak terlalu parah. Namun, perwira Edo tidak sadarkan diri.

"lapor! kirimkan tim medis dan bantuan ke daerah ancol! satu polisi terluka cukup berat!" ucap Kapten Aryo

Tidak lama bantuan pun datang. Kapten Aryo langsung diberikan pertolongan pertama. Perwira Edo yang pingsan dibawa pergi menggunakan ambulan. Kapten Aryo terlihat sedang mendapat pertolongan dari tim medis. Seseorang polisi menghampirinya

"kerja yang bagus kapten!" ucap Aldi
"ya terima kasih, tapi anda ini dari kesatuan mana?"
"saya dari gegana kapten! keputusan kapten untuk membuang bom itu memang sangat beresiko tapi itu keputusan yang sangat tepat di detik-detik terakhir, kalo saya jadi kapten mungkin saya tidak akan bisa berpikir sangat cepat seperti itu,"
"ya untunglah bom itu tidak memakan korban jiwa,"

Tiba-tiba hanphone kapten Aryo berbunyi. Kapten Aryo mengangkat telepon itu

"halo kapten...anda tidak berpikir permainan saya berakhir disini kan?
"apa maksutmu?"
"anda lupa ya? saya beritahukan tadi siang, kalau saya menaruh 2 bom di 2 tempat yang berbeda...1 bom sudah meledak, sekarang tinggal 1 bom lagi, mari kita lanjutkan permainan kita, rekan anda sudah kalah di permainan ini, sekarang pemainnya tinggal anda, jangan ajak pemain lain, karena kalau sampai anda mengajak pemain lain, bom ini akan meledak, mata-mata saya ada di tempat dekat bom itu berada, mereka selalu memberitahukan kondisi di sana...kalau sampai anda melanggar aturan permainannya, bom itu akan meledak,"

"lalu apa yang harus saya lakukan?"
"anda sekarang ada di daerah ancol kan? anda sudah dekat dengan taman bermain dufan... lebih baik anda cepat kesana karena bom ini ada di salah satu wahana di dufan....kita akan bertemu lagi nanti di permainan selanjutnya yang jauh lebih mengerikan dari permainan pertama, selamat tinggal,"

Kapten Aryo hanya terdiam. Ia sudah sangat lelah seharian ini.Permainan Cesar belum berakhir, satu rintangan terbesar masih ada di depan mata. Kapten Aryo harus bergegas untuk segera menyelesaikan permainan ini

2 komentar:

  1. "tepat...hampir saja saya akan ledakkan bom itu, kalian memang sungguh beruntung, tapi maaf, saya bukan tipe orang yang suka menepati janji, jadi selamat tinggal kapten!"

    ...

    habis begini, masih aja diturutin...

    BalasHapus
  2. terus harus gimana dong jar? haha...ntn twilight? haha

    zep

    BalasHapus